Investasi Berorientasi Ekspor dan Padat Karya Jadi Fokus Pantauan BKPM
BKPM memproyeksikan potensi ekspor US$3,5 miliar per tahun hingga 2016
BKPM memproyeksikan potensi ekspor US$3,5 miliar per tahun hingga 2016
Bareksa.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan akan mengintensifkan pemantauan proyek investasi yang sedang melakukan konstruksi, sehingga realisasi investasi Semester II 2015 dapat meningkat dan memberi kontribusi terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi. Fokus BKPM terutama kepada beberapa proyek investasi yang berdampak besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti industri padat karya dan mendukung terciptanya ekspor.
“Pemantauan terhadap proyek investasi yang sedang memasuki tahap konstruksi ini memiliki arti penting. Selain menunjukkan investasi tetap bergeliat dan mendorong pergerakan ekonomi, proyek investasi ini juga menunjukkan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 1-2 tahun mendatang semakin meningkat karena adanya penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekspor dan pengurangan impor,” ujar Franky dalam keterangan resmi, hari ini (6/8).
Franky menambahkan, BKPM akan melakukan pemantauan 100 proyek investasi yang sedang melaksanakan konstruksi, untuk tahap kedua. Sebelumnya, dalam pemantauan terhadap 54 proyek investasi yang sedang memasuki tahap konstruksi, BKPM memproyeksikan adanya potensi ekspor senilai US$ 3,5 Miliar per tahun pada 2015 dan 2016. BKPM juga memproyeksikan dalam kurun waktu tersebut dapat terserap 44 ribu tenaga kerja langsung.
Promo Terbaru di Bareksa
“BKPM juga akan tetap memantau 54 proyek tersebut untuk memastikan proyeksi potensi ekspor dan penyerapan tenaga kerja di atas dapat terealisasi. Realisasi tersebut dapat memberi sinyal positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Franky.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers seputar pertumbuhan ekonomi kemarin (5/8) menyatakan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 5,2 persen akhir tahun, pemerintah mengandalkan belanja pemerintah sektor infrastruktur, dan peningkatan investasi yang masuk melalui BKPM dan Kementerian BUMN.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi belanja negara pada semester I hanya 39 persen dari target belanja 2015, atau juga lebih rendah dibanding realisasi paruh pertama 2014 sebesar 41,2 persen dari target belanja. Perubahan nomenklatur kementerian ditengarai menjadi penyebab lambatnya penyerapan anggaran sehingga menjadikan pertumbuhan ekonomi pada semester pertama tahun ini masih lemah.
Baca juga: Sukses Pertahankan Konsumsi Pemerintah, Jokowi Lebih Baik daripada SBY?
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.