Pelemahan China Seret Harga Nikel Dekati Krisis 2008, ANTM & INCO Babak Belur
Saham ANTM & INCO merosot lebih dari 4 persen.
Saham ANTM & INCO merosot lebih dari 4 persen.
Bareksa.com - Saham-saham komoditas kembali mendorong ambrolnya perdagangan saham hari ini akibat kekhawatiran outlook ekonomi di China semakin memburuk.
Saham produsen nikel yang paling kena pukul paling dalam pada penutupan perdagangan hari ini, 27 April 2015. Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) anjlok 4,5 persen menjadi Rp2.225 per saham. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) jatuh lebih dalam hingga 6 persen menjadi Rp550 per saham.
Ketakutan akan melemahnya permintaan nikel sudah tercermin dari jebolnya harga nikel. Hingga 24 Juli 2015, harga nikel mencapai $11.300 per metrik ton (MT), hampir mencapai titik terendah pada awal 2009.
Promo Terbaru di Bareksa
Secara historis harga komoditas mulai merangkak naik pada tahun 2007 karena pemerintah China melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran menjelang Olimpiade yang diadakan tahun 2008. Akibatnya harga nikel naik hingga 167 persen periode Oktober 2005 sampai Oktober 2007 menjadi Rp32.050 per MT.
Lonjakan yang begitu cepat ini menimbulkan bubble disektor komoditas yang mendorong koreksi harga nikel hingga Rp22.100 per Mei 2008. Tak lama berselang, September 2008, harga komoditas kembali kena hantam akibat krisis properti (subprime mortgage) yang terjadi di Amerika. Akibatnya harga nikel merosot hingga Rp9.850 per MT.
Grafik Harga Nikel April 1999 - April 2015
Sumber: LME, diolah Bareksa.com
Setahun terakhir harga nikel juga kembali merosot 39 persen karena pertumbuhan ekonomi China yang terus mengalami penurunan hingga 7 persen sepanjang semester pertama 2015 hampir kembali ke level krisis di akhir 2008.
Grafik Pertumbuhan GDP China 2007-2015
Selain memberi tekanan pada harga, perlambatan ekonomi China --salah satu tujuan ekspor nikel Indonesia-- juga secara langsung langsung menekan penjualan perusahaan. Sebanyak 34 persen penjualan Vale tahun 2014 tertuju ke China. Selain itu, China juga merupakan salah satu pangsa pasar utama penjualan feronikel dan batubara yang diproduksi Antam di tahun 2014. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.