Debt-Equity Swap Dikabarkan Lebih Tinggi, Saham Milik Bakrie Ini Naik 25%
Kenaikan harga juga dipicu beredarnya kabar BUMI akan melakukan private placement.
Kenaikan harga juga dipicu beredarnya kabar BUMI akan melakukan private placement.
Bareksa.com – Pergerakan harga saham perusahaan batu bara milik grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menarik diperhatikan. Pasalnya harga sahamnya terus meningkat dalam tiga hari terakhir ini. Harga saham BUMI tercatat naik 25 persen dari sebelumnya diperdagangkan pada harga Rp68 per saham.
Grafik Pergerakan Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa
Beredar kabar di kalangan pelaku pasar bahwa kenaikan harga saham ini dipicu oleh rencana BUMI yang akan melakukan private placement pada harga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Bahkan, salah satu broker asing dalam laporan kepada nasabahnya menyebutkan bahwa harga saham BUMI dalam jangka panjang bisa “dibawa” ke Rp150-200 per lembar jika proses restrukturisasi melalui debt-equity swap-nya berjalan lancar.
BUMI Belum Serahkan Laporan Keuangan 2014
Terlepas dari kabar yang menyatakan harga saham BUMI bisa naik tinggi, hingga kini manajemen BUMI belum juga menyerahkan laporan keuangan tahun buku 2014 atau pun kuartal I-2015.
Kondisi ini jelas melanggar aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten yang mewajibkan laporan keuangan tahunan emiten wajib disampaikan paling lambat tiga bulan setelah periode tahunan atau pada akhir Maret.
Sebagai perbandingan, perusahaan grup Bakrie lainnya seperti PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) yang membukukan rugi saja, sudah melaporkan kinerjanya sepanjang 2014.
Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava, dalam keterbukaannya kepada otoritas bursa beberapa waktu lalu, beralasan perseroan belum bisa menyampaikan laporan keuangan tahunan karena masih menunggu konfirmasi utang dari beberapa kreditor.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2014, utang jangka pendek yang harus dibayarkan BUMI tercatat sebesar $4,09 miliar atau setara dengan Rp52,6 triliun. Utang tersebut terdiri atas pinjaman jangka pendek sebesar $133 juta, pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun ini senilai $3,58 miliar, serta obligasi konversi $375 juta.
Nilai ini meningkat 92,04 persen dibanding utang jangka pendek pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai $2,13 miliar. Peningkatan utang yang terjadi menyebabkan beban bunga dan keuangan yang harus dibayarkan tiap tahun pun meningkat. Sementara, laba usaha yang dihasilkan malah terus menurunseiring penurunan harga batu bara.
Bahkan sejak 2012, beban bunga Bumi Resources sudah melebihi laba usaha yang menunjukan bahwa secara operasional sudah tidak mampu lagi membayar beban bunga. (Baca juga: Secara Rasio Keuangan, Kemampuan BUMI Milik Bakrie Bayar Utang Kena Rapor Merah)
Grafik Perbandingan Laba Usaha dan Beban Bunga PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Sumber: Bareksa
Kinerja Operasional Yang Mulai Mengkhawatirkan
Selain permasalahan utang, kinerja operasional BUMI juga sebenarnya mulai mengalami permasalahan serius. Hal ini tampak dari hasil arus kas operasional yang dicatatkan perusahaan pada kuartal I dan kuartal II 2014 yang masing-masing membukukan hasil negatif $10,97 juta dan $27,26 juta.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa BUMI masih membutuhkan dana eksternal berupa utang untuk membiayai kebutuhan operasionalnya.
Arus kas operasional BUMI pada kuartal ketiga juga belum memuaskan, meski mencatatkan hasil positif $38,35 juta. Pasalnya,hasil tersebut diperoleh bukan karena peningkatan pendapatan.
Tetapi, lebih karena adanya pembayaran piutang dari pelanggan. Piutang usaha BUMI per September nilainya menyusut menjadi hanya $73,7 juta dari sebelumnya sebesar $444,2 juta pada bulan Juli 2014. (np)
Grafik Total Kas Operasional PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Periode QIII-2013 Sampai QIII-2014
Sumber: Bareksa
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.