BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Pemerintah Tidak Akan Turunkan Harga Semen Lagi: Sofjan Wanandi

Bareksa18 Februari 2015
Tags:
Pemerintah Tidak Akan Turunkan Harga Semen Lagi: Sofjan Wanandi
Penjualan Semen Indonesia (Antara Foto)

Pengumuman kemarin hanya 'gesture' dari pemerintah yang ingin produsen semen menurunkan harga jual.

Bareksa.com - Ditengah kekhawatiran investor atas intervensi pemerintah terhadap harga semen di Indonesia, Sofjan Wanandi, ketua tim ahli Wapres Jusuf Kalla, menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan terulang lagi.

"Harga semen seharusnya ditentukan oleh market force," ungkap Sofjan Wanandi dalam acara investor roundtable discussion Selasa malam yang diselenggarakan bersama oleh PT Semen Indonesia Tbk dan Bareksa.com.

Penurunan harga sebesar Rp3.000 per sak yang diumumkan pemerintah bulan lalu berpotensi mengurangi revenue PT Semen Indonesia kira-kira sebesar Rp1,2 triliun per tahun. Sementra ditulis dalam riset Mandiri Sekuriras, perusahaan dengan kode tiker SMGR ini memperkirakan pertumbuhan laba tahunan yang flat jika harga jual tetap lebih rendah Rp3.000 per sak sampai akhir tahun.

Promo Terbaru di Bareksa

Namun Sofjan Wanandi mengatakan bahwa SMGR setelah ini bisa menaikan kembali harga jual karena pengumuman kemarin hanya 'gesture' dari pemerintah yang ingin produsen semen menurunkan harga di tengah penurunan biaya logistik. "kita sudah turunkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), kok (harga semen) ngga ada yang turun," katanya.

Sofjan mengakui tindakan pemerintah tersebut ternyata tidak cukup efektif untuk mendorong produsen semen melakukan menurunan harga.

Sejatinya penurunan harga semen yang dilakukan pemerintah adalah bagian dari langkah untuk menekan laju inflasi. Tetapi, harga semen sebenarnya tidak memberi kontribusi yang terlalu berarti pada inflasi. Seperti dilansir dari Bisnis.com, ketua umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Eddy Hussy mengatakan bahwa kontribusi semen hanya 20 persen dari total biaya konstruksi rumah.

Sementara Mahendra Siregar, Komisaris Utama Semen Indonesia, mengatakan bahwa naik turun harga semen merupakan aksi korporasi sebagai penyesuaian atas permintaan dan penawaran pasar. "Sebenarnya naik turunnya harga di semen dan di seluruh produk lain yang kompetitif itu terjadi setiap hari," ujar Mahendra dalam acara investor roundtable discussion semalam.

Mahendra juga mengatakan bahwa sebaiknya pemerintah lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan penentuan suatu harga yang selayaknya memang ditentukan oleh pasar agar tidak terjadi salah interpretasi oleh berbagai pihak. Pengumuman pemerintah menurunkan harga semen ditanggapi sebagian investor sebagai langkah kemunduruan, bahwa pemerintah intervensi ke dalam ranah keputusan korporasi.

Harga semen di Indonesia sudah di lepas ke pasar paska krisis keuangan Asia tahun 1998 dimana saat itu terjadi kelebihan pasokan semen di dalam negeri karena sebelumnya beberapa produsen semen melakukan peningkatan kapasitas. Sebelum krisis keuangan Asia, pemerintah memberlakukan kebijakan Harga Patokan Setempat (HPS), yang menetapkan harga jual semen maksimal secara berkala.

Di bursa saham, penurunan harga yang diumumkan pemerintah direspon begitu negatif oleh pasar. Harga saham SMGR sempat anjlok 12,9 persen setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan langsung penurunan harga semen. (qs)

Grafik: Penurunan Harga Saham SMGR

Illustration

sumber:bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,92

Up0,45%
Up4,28%
Up7,56%
Up8,65%
Up19,15%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,59

Up0,42%
Up4,45%
Up7,00%
Up7,43%
Up2,51%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.080,08

Up0,60%
Up4,04%
Up7,13%
Up7,77%
--

Capital Fixed Income Fund

1.845,41

Up0,53%
Up3,95%
Up6,71%
Up7,40%
Up16,95%
Up40,32%

Insight Renewable Energy Fund

2.272,15

Up0,82%
Up3,96%
Up6,62%
Up7,24%
Up20,21%
Up35,65%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua