Penjamin Utang Anak Komjen Budi Gunawan, Komisaris Utama Percetakan STNK Polri
Sejak 2010, proyek Korlantas Polri menyumbang lebih dari 60% pendapatan PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE)
Sejak 2010, proyek Korlantas Polri menyumbang lebih dari 60% pendapatan PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE)
Bareksa.com - Munculnya nama Robert Priantono Bonosusatya dalam perkara kekayaan Komjen Pol. Budi Gunawan menjadi semakin menarik. Berdasarkan penelusuran Bareksa.com, kini terungkap bahwa Robert ternyata pernah menjadi Komisaris Utama PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE).
Sebagaimana telah luas diberitakan, Robert diduga menjadi penjamin dana pinjaman anak Budi Gunawan -- saat ia masih berusia 19 tahun -- senilai Rp57 miliar. Oleh Budi Gunawan, Robert juga disebut sebagai teman dekatnya.
Jasuindo tak lain merupakan perusahaan percetakan di Surabaya. Yang menarik, sebagian besar pendapatannya diperoleh dari proyek-proyek Korps Lalu Lintas Polri seperti pencetakan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Sepanjang Januari-September 2014, pendapatan Jasuindo dari Korlantas mencapai Rp191,5 miliar atau 41 persen dari total pendapatan -- demikian tertera dalam laporan keuangan perusahaan.
Promo Terbaru di Bareksa
Robert sendiri resmi menjadi Komisaris Utama JTPE per tanggal 15 Mei 2010 melalui rapat umum pemegang saham tahunan, seperti terangkum dalam berita acara yang dibuat di hadapan Dyah Ambarwati Setyoso SH, notaris di Surabaya.
Setelah lebih dari empat tahun berada di posisi tersebut, pada tanggal 18 Juni 2014 Robert tidak lagi menjabat sebagai komisaris utama Jasuindo, berdasarkan berita acara rapat umum pemegang saham tahunan yang dibuat di hadapan Siti Nurul Yuliami, SH, notaris di Surabaya.
Juga perlu dicatat bahwa pada tahun 2010 Jasuindo membuka pabrik baru di bidang pencetakan dokumen sekuriti -- produk yang memerlukan ijin khusus serta menggunakan desain dan bahan baku khusus. Dokumen-dokumen sekuriti ini di antaranya meliputi pencetakan dokumen-dokumen negara seperti STNK, BPKB dan KTP, selain juga pencetakan berbagai kebutuhan perusahaan finansial seperti bilyet perbankan, cek, atau kartu ATM.
JTPE juga baru mulai mengikuti tender pengadaan di Korlantas Polri pada tahun 2010 -- tahun di mana Robert diangkat menjadi komisaris utama. Terlihat di laporan keuangan tahun 2008 sampai September 2014, kontribusi pendapatan dari Korlantas Polri baru mulai masuk di tahun 2010 itu.
Pendapatan Jasuindo pada tahun 2010 mencapai Rp445,99 miliar, naik 65 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp270 miliar. Di tahun 2010 ini, kontribusi pendapatan dari proyek Korlantas Polri mencapai 65,6 persen dari total pendapatan perusahaan. Selama kurun waktu 2010 sampai September 2014, rata-rata kontribusi pendapatan dari Korlantas Polri mencapai 58 persen dari total pendapatan JTPE.
Jasuindo memperoleh ijin untuk bergerak dalam industri dokumen sekuriti dari Botasupal (Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu) -- sebuah badan di bawah Badan Intelijen Negara -- pada tahun 1996.
Grafik: Perbandingan Total Pendapatan JTPE (Rp Miliar)
Sumber: Laporan Keuangan JTPE, diolah Bareksa
Lukito Budiman, Direktur Keuangan dan Corporate Secretary JTPE, ketika dikonfirmasi Bareksa.com melalui telepon, menyatakan tak bisa memberi penjelasan terperinci mengenai peranan Robert di perusahaannya.
"Sebaiknya tanya ke Pak Allan (Direktur Utama JTPE) karena ini hal teknis dan masalah yang peka banget ya. Saya tidak bisa memberikan pernyataan karena ini masalah teknis. Kalau mau tahu lebih banyak tentang Jasuindo, tolong ke Direktur Utama saja yang lebih berhak memberikan penjelasan," kata Lukito.
Hingga tulisan ini dipublikasikan, Bareksa.com masih menunggu balasan email dari Allan Wibisono selaku Direktur Utama JTPE. Ketika dihubungi di kantor JTPE, sekretaris Allan mengatakan bahwa bosnya sedang tidak di tempat. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.