BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Target Tahun 2015 lebih Tinggi, BTN Proyeksi Kredit 2014 Rp115 Triliun,

07 Februari 2015
Tags:
Target Tahun 2015 lebih Tinggi, BTN Proyeksi Kredit 2014 Rp115 Triliun,
Perumahan - ( Antara Foto )

BBTN proyeksikan kredit tahun 2015 bisa tumbuh 16 sampai 17 persen

Bareksa.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mengungkap proyeksi pertumbuhan kredit pada 2014 mencapai 15 hingga 16 persen menjadi Rp115 triliun meski laporan audit belum selesai. Tahun ini, perseroan berharap mencapai pertumbuhan lebih tinggi.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Maryono memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun 2015 akan berada di kisaran 17 hingga 18 persen. Namun, proyeksi ini masih bisa berubah tergantung program pemerintah yang mendorong perumahan murah bagi rakyat.

"Proyeksi 17-18 persen itu kita hitung tanpa ada program pemerintah untuk bisa membangun satu juta rumah dalam satu tahun," katanya di depan wartawan Jumat 6 Februari 2015.

Promo Terbaru di Bareksa

Menurutnya, jika program ini terealisasi tentunya pertumbuhan kredit BBTN akan semakin tinggi. Apalagi dari satu juta rumah tersebut sebanyak 650 ribu diantaranya merupakan rumah bersubsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (Baca Juga: Animo Publik Tinggi, Cicilan Kredit Rumah Subsidi Sekitar Rp500 Ribu Disetujui)

Di bidang FLPP sendiri BBTN merupakan pemain terbesar dengan pengusahaan kredit hingga 90 persen dibandingkan bank-bank lainnya. Walaupun demikian, Maryono mengatakan komposisi kredit non-subsidi di BTN masih mendominasi pada tahun 2014. Komposisi kredit FLPP saat ini adalah 43 persen sedangkan kredit non-subsidi mencapai 57 persen.

"Artinya kita terus meningkatkan KPR dan tidak tergantung dari program pemerintah," katanya.

Sementara itu, Maryono menambahkan meskipun nilai kredit bertambah, perseroan akan tetap menjaga kualitas kredit dengan menekan kredit bermasalah (NPL) di bawah 3 persen. Angka tersebut diharapkan lebih baik daripada NPL di bawah 4 persen pada tahun 2014, meski detailnya harus menunggu audit.

Dia menjelaskan keseluruhan NPL tersebut yang berasal dari kredit rumah bersubsidi jumlahnya lebih kecil daripada non-subsidi. Kredit non-subsidi sendiri tahun lalu melonjak karena kredit konstruksi yang diberikan perseroan tersangkut masalah likuiditas. (Baca Juga: Benarkah Turunnya Suku Bunga FLPP Bisa Hancurkan BTN? Ini Faktanya)

"Paling tinggi itu kredit konstruksi dari kontraktor yang tersangkut kesulitan likuiditas karena pengaruh regulasi kredit dan juga aturan LTV (pembatasan pinjaman terhadap harga barang). Kalau (kredit rumah) subsidi aman karena pembelinya sudah ada," katanya.

Berkaitan dengan rumor penyertaan modal negara (PMN), BBTN mengaku belum mendapatkan informasi dari pemerintah meski akan menyambut baik hal tersebut.

"Soal PMN kami belum dapat informasi. Kalau ini benar, keputusan ini menguntungkan BTN karena akan mempermudah dan mempercepat cost of fund kami dan mempercepat pembiayaan rumah," tukasnya. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua