Central Omega Umumkan Nama Mitra Baru Dari China
Melalui joint venture, perseroan akan bangun smelter $300 juta di Morowali
Melalui joint venture, perseroan akan bangun smelter $300 juta di Morowali
Bareksa.com - Produsen nikel PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) mengumumkan mitra baru dari China untuk mengembangkan proyek pabrik pengolahan (smelter) senilai $300 juta di Morowali, Sulawesi Tengah. Central Omega masih memegang 60 persen kendali di anak usahanya yang memegang proyek tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa 27 Januari 2014, perseroan menjelaskan perubahan kepemilikan di anak usahanya PT COR Industri Indonesia (CORII). Meski kepemilikan Central Omega di CORII tetap, perseroan menyambut mitra baru bernama PT Macrolink Nickel Development (MND) yang akan memegang 40 persen di CORII.
CORII sendiri adalah anak usaha Central Omega yang saat ini sedang membangun pabrik pengolahan feronickel di Morowali, Sulawesi Tengah. Sebelumnya, 40 persen kepemilikan di CORII dipegang oleh Fung Bong Trading (Hong Kong) Company Limited dan Yiel Mau Corp (Taiwan) yang masing-masing memiliki 20 persen. (Baca Juga: Bangun Smelter $300 Juta, Central Omega Gandeng Mitra Baru)
Promo Terbaru di Bareksa
Mitra baru ini merupakan perusahaan swasta Indonesia, yang dikendalikan oleh perusahaan swasta asal Tiongkok, Macrolink International Mining Limited. Macrolink Group memiliki usaha yang bergerak di bidang real estate, minyak bumi, tambang, smelter, kimia dan keuangan.
"Perseroan dan Macrolink Nickel Development telah membuat nota kesepahaman untuk membangun smelter blast furnace dengan kapasitas 300 ribu ton feronickel per tahun dan smelter rotary kiln electric furnace (RKEF) dengan kapasitas 200 ribu ton feronickel per tahun," tulis Presiden Direktur Central Omega Kiki Hamidjaja.
Smelter tersebut direncanakan akan mulai beroperasi pada awal 2016 dengan kapasitas tahap awal sebesar 100 ribu ton feronickel per tahun. Saat ini perdagangan saham DKFT masih dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia karena menunggu kepastian bisnis perseroan yang mandek akibat aturan pelarangan ekspor mineral mentah.(al) (Baca Juga: ESDM: Freeport Wajib Tambah Smelter Baru Dengan Kapasitas 2 Ton)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.