BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Bangun Smelter $300 Juta, Central Omega Gandeng Perusahaan China

Bareksa06 Januari 2015
Tags:
Bangun Smelter $300 Juta, Central Omega Gandeng Perusahaan China
A worker stands as an excavator digs for nickel ore at Mobi Jaya Persada's nickel mining area, Dampala (REUTERS)

Perusahaan ingin memegang mayoritas 60 persen dalam patungan dengan beberapa pihak baru dari China

Bareksa.com - Produsen nikel PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) akan menggaet mitra baru untuk mengembangkan proyek smelter senilai $300 juta di Morowali, Sulawesi Tengah sementara perusahaan mencari kesempatan lain untuk meraih pendapatan.

Corporate Secretary Central Omega J. Supriady mengatakan ada beberapa pihak baru dari China yang akan bekerja sama untuk membangun smelter dan memastikan porsi kepemilikan 60 persen di perusahaan patungan yang telah berdiri sejak 2012.

"Ada partner-partner baru dari China. Di sini (perusahaan patungan) kita sudah punya saham 60 persen, jadi lebih besar," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.com, Senin 5 Januari 2015.

Promo Terbaru di Bareksa

Sebelumnya pada 2012, Central Omega menggandeng Asiazone Co Ltd, anak usaha E United Group (perusahaan stainless steel terbesar di Taiwan) dan membentuk perusahaan patungan bernama PT Yieh United Omega, untuk bersama-sama membangun smelter.

Namun, Supriady menjelaskan bahwa akan ada perombakan di komposisi kepemilikan usaha patungan tersebut yang dulu mayoritas 60 persen dikendalikan oleh partnernya yang berbasis di Taiwan tersebut. Dia pun belum bisa menjelaskan komposisi kepemilikan masing-masing mitranya karena proses perombakan belum selesai.

"Yieh United belum karena masih ada program restrukturisasi kepemilikan anak usaha. Kira-kira akhir bulan ini selesai," katanya.

Menurutnya, perombakan komposisi kepemilikan di perusahaan patungan dilakukan untuk mempercepat proses pembangunan pabrik pengolahan tersebut yang akan memproduksi nickel pig iron (NPI) berkapasitas penuh 320.000 ton.

"Kami ingin mempercepat proses. Bila kita minoritas, kita harus mengikuti mayoritas dan itu cenderung lambat. Kita mau cepat, maka kita harus ambil posisi," tambahnya.

Perdagangan saham DKFT hingga saat ini masih dalam penghentian sementara karena Central Omega menghadapi masalah dalam meraup pendapatan setelah pemerintah melalui UU Minerba No.4/2009 melarang ekspor mineral mentah, yang menjadi tulang punggung perusahaan ini.

Berdasarkan peraturan itu, perusahaan yang beroperasi nasional dilarang menjual hasil tambangnya sebelum diolah, atau diproses dalam smelter. Larangan ekspor tersebut menekan operasional Central Omega hingga perseroan harus menutup tambangnya dan memecat sekitar 2.000 pekerjanya.

Bahkan, perseroan sempat mencari celah baru untuk meraup pendapatan dengan mengakuisisi produsen bijih besi. Namun, rencana tersebut juga kandas karena ternyata perhitungan target konsentrasi produknya tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Saat ini, Supriady menjelaskan, perseroan fokus untuk tetap membangun smelter sehingga dapat kembali mengekspor nikel dalam bentuk olahan yang sudah memiliki nilai tambah. Dia berharap smelter di Morowali tersebut akan mulai beroperasi (commissioning) pada 2016 dengan kapasitas awal 100.000 ton per tahun.(al)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua