2015 CPRO Belum Pastikan Dapat Untung
Tingginya biaya bahan baku yang masih impor dapat diimbangi jumlah ekspor udang dengan pendapatan dalam dolar
Tingginya biaya bahan baku yang masih impor dapat diimbangi jumlah ekspor udang dengan pendapatan dalam dolar
Bareksa.com – Dorongan pemerintah untuk mendongkrak sektor maritim, memberi efek positif bagi emiten yang bergerak dibidang perikanan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Diantaranya emiten yang bergerak di sektor perikanan yaitu PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO).
Harga saham CPRO hingga hari ini terus naik sejak "mati suri" hingga akhir November 2014 di angka Rp50 hingga Rp97 pada penutupan kemarin, Selasa 17 Desember 2014.
Promo Terbaru di Bareksa
“Berbagai kebijakan pemerintah yang baru merupakan momentum yang baik bagi Central Proteinaprima namun saya rasa belum berefek secara langsung,” ungkap sumber Bareksa.com di CPRO, Kamis 18 Desember 2014.
Ia melanjutkan, Central Proteinaprima belum dapat menyebutkan target pendapatan tahun depan, pasalnya harga udang ekspor belum di tetapkan. Selain itu harga pakan udang impor belum bisa di ketahui.
Perseroan berharap Indonesia menambah pabrik pakan sendiri karena berkurangnya impor akan semakin mensejahterakan pembudidaya. Jika impor dilakukan terus menerus, pembudidaya akan terbebani dengan harga yang fluktuatif karena berpatokan pada kurs.
Sementara itu, tingginya biaya impor bahan baku oleh perseroan dapat diimbangi pendapatan melalui ekspor udang. Saat ini, Central Proteinaprima mengekspor 35 hingga 40 persen udang dan sebagian besar diekspor ke Eropa (42 persen), Amerika (29 persen), Jepang (15 persen) dan sisanya ke beberapa negara Asia lainnya dengan total ekspor sebanyak 15 ribu ton.
Namun dalam laporan keuangan, perusahaan menderita kerugian pada periode Januari-September 2014 sebesar Rp199,79 miliar. Angka kerugian tersebut mengecil jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp745,3 miliar.
Untuk tahun 2015 sendiri CPRO mengaku belum berani menargetkan keuntungan. Pasalnya dengan kondisi kurs yang tidak bisa diprediksi bisa saja membuat langkah perseroan semakin berat.(al)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.