BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Walau Rp Ambrol Ke 12.700/$, Situasi Lebih Baik dari 1998, 2008, 2013. Kenapa?

Bareksa17 Desember 2014
Tags:
Walau Rp Ambrol Ke 12.700/$, Situasi Lebih Baik dari 1998, 2008, 2013. Kenapa?
Karyawan mengepak uang dolar AS di cash center Bank Rakyat Indonesia (BRI), Jakarta. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Analis Bareksa memeriksa parameter: persentase pelemahan, defisit neraca berjalan, neraca perdagangan, arus dana asing.

Bareksa.com – Rupiah sore ini, Selasa 16 Desember 2014, ditutup menguat 0,26 persen menjadi Rp12.680 per dolar AS. Kemarin investor dibuat panik dengan ambrolnya rupiah hingga Rp12.700. Padahal, jika ditelaah lebih mendalam, volatilitas pelemahan rupiah pada akhir tahun ini lebih kecil jika dibandingkan dengan sejumlah fenomena serupa sebelumnya.

Sudah tiga kali rupiah menyentuh level di atas Rp12.500 per dolar Amerika, yakni pada saat krisis moneter 1998, krisis global 2008 dan tahun 2014 ini.

Akan tetapi, jika dilihat dari persentase pelemahannya, yang terjadi pada tahun ini berbeda dibandingkan dua periode sebelumnya. Kali ini, secara year-to-date, rupiah "hanya" melemah 3,7 persen menjadi Rp12.700 per dolar dibandingkan akhir tahun lalu di Rp12.224.

Promo Terbaru di Bareksa

Enam tahun lalu, pada tanggal 20 November 2008, rupiah juga merosot hingga Rp12.600 per dolar AS pada penutupan. Pelemahan ini sebesar 25,4 persen dibandingkan akhir tahun 2007 di mana rupiah berada di level Rp9.400.

Sebelumnya lagi, lebih parah. Pada tanggal 17 Juni 1998, di sesi penutupan perdagangan, rupiah berada di level Rp16.650 per dolar AS. Ini artinya anjlok lebih dari tiga kali lipat dibandingkan akhir tahun 1997 di titik Rp5.403. Bahkan, nilai rupiah tergerus tujuh kali lipat jika dibandingkan dengan akhir tahun 1996 yang masih di level Rp2.363.

Grafik: Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Periode 1 Januari 1995 - 15 Desember 2014

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Perlu dicatat, bahwa tren pelemahan rupiah kali ini sudah berangsur terjadi sejak akhir tahun 2012, di masa pemerintahan SBY, setelah neraca berjalan (current account) mulai dililit defisit.

Grafik: Surplus (Defisit) Neraca Berjalan Periode 2011 - Kuartal III 2014

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Akibat rongrongan defisit itu, di akhir tahun 2013 kemarin, rupiah melemah dengan persentase yang jauh lebih besar dari yang terjadi saat ini. Ketika itu, perdagangan rupiah ditutup di level Rp12.224 per dolar AS, atau melemah 21,2 persen dibandingkan level pada akhir tahun sebelumnya, Rp9.638.

Selain itu, data Bank Indonesia yang diolah Bareksa.com memperlihatkan bahwa defisit transaksi berjalan di tahun 2014 ini juga mengecil jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Grafik: Neraca Perdagangan Periode Januari 2011 - Oktober 2014

Illustration
Sumber: Bareksa.com

Neraca perdagangan juga membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Per akhir Oktober 2014, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus $23,2 juta. Bahkan jika diakumulasi sepanjang Januari-Oktober 2014, neraca perdagangan hanya defisit Rp1,1 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana defisit masih menganga sebesar Rp6,37 triliun.

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Begitu pula dengan variabel lainnya: arus dana asing. Baik yang masuk ke pasar saham maupun pasar obligasi, capital in-flow pada tahun ini jauh melebihi tahun 2013. Secara year-to-date, dana asing yang masuk ke pasar saham mencapai posisi netto Rp39 triliun, sementara di surat utang negara (SUN) Rp148 triliun.

Berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2013 lalu, secara netto, total dana investor asing justru keluar dari pasar saham senilai Rp21 triliun dan yang masuk di SUN hanya Rp52 triliun – sepertiga dari yang masuk pada tahun ini. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua