Tata Power, Asal India Akan Lepas Saham Batubara Yang Mayori
Tata Power jual 25% saham KPC & Arutmin, karena menilai harga batubara tidak akan kembali ke harga USD100 per to
Tata Power jual 25% saham KPC & Arutmin, karena menilai harga batubara tidak akan kembali ke harga USD100 per to
Bareksa.com – Perusahaan pengembang pembangkit listrik dari India, Tata Power, akan kembali menjual sisa saham di PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia dilatarbelakangi oleh pelemahan harga batubara internasional, seperti dilansir pada business-standard.com.
Juli lalu, Tata Power telah menjual 5 persen saham KPC dan Arutmin senilai USD250 juta, sehingga sisa saham yang dimiliki sebesar 25 persen saham yang diperkirakan bernilai USD1 miliar.
Pada tahun 2007, Tata Power membeli 30 persen saham KPC dan Arutmin dari grup Bakrie bukan untuk investasi melainkan sebagai langkah mengamankan pasokan batubara untuk proyek pembangkit listrik 4.000 MW di India.
Promo Terbaru di Bareksa
Tata Power menilai dalam jangka pendek harga batubara tidak akan pulih ke harga tertingginya di tahun 2011, USD100 per ton seiring berkurangnya permintaan China dan juga rencana Amerika serta China untuk mengembangkan energi terbarukan.
Pada saat harga batubara internasional di harga USD100 per ton setelah dikurangi biaya-biaya termasuk pajak, Tata Power masih memperoleh keuntungan bersih sebesar USD10 per ton batubara.
Sedangkan ketika harga batubara sudah berada di level USD 70 per ton ditambah adanya regulasi pajak baru menyebabkan Tata Power hanya memperoleh keuntungan bersih sebesar USD1-2 per ton. Keuntungan tersebut tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan Tata Power untuk memenuhi pasokan batubara dari PLTU miliknya.
Managing Director Tata Power Anil Sardana mengatakan bahwa perusahaan akan mencari investasi lain yang lebih baik setelah melakukan divestasi KPC dan Arutmin.
Mayoritas kepemilikan KPC dan Arutmin dipegang oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang juga merupakan grup usaha milik Bakrie. Tetapi hal tersebut tidak memberi kewajiban bagi Tata Power untuk menjual saham kepada grup Bakrie kembali.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang memiliki saham KPC dan Arutmin sekitar 50 persen. Juni lalu juga mentransfer 19 persen saham tersebut kepada China Investment Corporation (CIC) dalam rangka penyelesaian utang sebesar USD1,3 miliar.
KPC memiliki konsesi penambangan batubara di Kalimantan Timur dengan cadangan batubara terbesar di Indonesia. Sedangkan Arutmin memiliki konsesi batubara dengan cadangan terbesar kedua yang terletak di Kalimantan Selatan. (NP)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.