Liburan ke Turki hanya Nabung Rp15.000 per Hari? Begini Caranya
Reksadana campuran Prospera Balance bisa menjadi alternatif investasi jangka menengah hingga panjang
Reksadana campuran Prospera Balance bisa menjadi alternatif investasi jangka menengah hingga panjang
Bareksa.com - Turki adalah sebuah negara besar dengan lokasi unik, yaitu di perbatasan antara Benua Asia dan Benua Eropa. Negara dengan mayoritas populasi umat muslim ini menganut paham sekuler dan memiliki perpaduan antara budaya Timur dan Barat.
Selain menyimpan keindahan alam yang menarik, Turki juga memiliki banyak sekali tempat bersejarah sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Bangunan-bangunan di Turki memiliki keunikan hasil dari perpaduan antara Eropa dan Asia. Keunikan inilah yang menjadikan Turki sebagai negara yang dituju banyak wisatawan.
Sebut saja Blue Mosque, masjid bernuansa biru dengan arsitektur bergaya Timur Tengah bercampur Romawi yang menjadi ikon Istanbul. Kemudian, ada Topkapi Palace yang pernah menjadi tempat tinggal Sultan Ottoman Turki.
Promo Terbaru di Bareksa
Lalu, Gunung Nemrut yang terletak di bagian tenggara Turki juga menjadi salah satu tujuan wisata menarik karena ada tempat pemakaman Raja Antiochus I Theos of Commagene dengan patung-patung besar. Kita juga bisa mengunjungi wilayah Cappadocia yang dikenal dengan bangunan kuno gaya khas Turki.
Menurut situs satutours.co.id, paket wisata ke Turki 10 hari ditawarkan mulai dari harga US$1.331 atau sekitar Rp19 juta untuk keberangkatan tahun ini. Wah, buat kita dengan gaji pas-pasan, harga paket itu terkesan mahal ya.
Namun, jangan sedih dulu. Kita tentu bisa pergi ke Negara yang kini dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut, asal bisa rutin mengumpulkan uang. Bagaimana caranya?
Menabung di produk investasi reksadana bisa menjadi alternatif solusinya. Kita bisa memilih reksadana campuran, yang cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang. Salah satu produk reksadana campuran yang tersedia di Bareksa adalah Prospera Balance.
Reksadana campuran Prospera Balance tersedia di marketplace investasi Bareksa dan bisa dibeli dengan modal awal Rp250.000. Kemudian, untuk investasi selanjutnya (top up) bisa dilakukan dengan nilai Rp100.000 saja.
Simulasi Reksadana
Untuk mengetahui perhitungan menabung di reksadana ini, mari kita gunakan Simulasi Reksadana Bareksa. Simulasi ini menggunakan data historikal sebagai rekam jejak reksadana di masa lampau dan bisa menjadi ilustrasi untuk menabung kita.
Misalkan kita sudah mulai membeli reksadana Prospera Balance sejak tiga tahun lalu (1 Mei 2016) senilai Rp300.000. Kemudian, secara rutin setiap bulan kita menambah (top up) reksadana senilai Rp450.000, atau setara Rp15.000 saja per hari.
Dalam waktu tiga tahun (1 Mei 2016-1 Mei 2019), uang pokok yang kita kumpulkan mencapai Rp16,5 juta. Akan tetapi, karena telah kita investasikan di reksadana Prospera Balance, hasilnya mencapai Rp19,5 juta. Artinya, uang kita tumbuh Rp3,01 juta atau 18,25 persen dari modal yang kita tanamkan.
Untuk lengkapnya, lihat grafik berikut ini. Garis hijau menunjukkan uang modal kita, sedangkan garis abu-abu menunjukkan hasil investasi kita.
Sumber: Bareksa.com
Nah, dengan hasil investasi senilai Rp19,5 juta tersebut, kita bisa membeli paket liburan ke Turki.
Mengapa Reksadana Bisa Untung?
Reksadana berisikan berbagai aset keuangan di dalam portofolionya, seperti saham, obligasi, dan deposito (pasar uang). Nilai reksadana bisa ikut terdongkrak bila nilai aset-aset di dalamnya juga ikut naik.
Sementara itu, risiko reksadana juga lebih terdiversifikasi (terbagi-bagi) karena isinya tidak hanya satu aset saja tetapi ada beragam. Bila ada satu aset yang harganya jatuh di pasar modal, hal ini tidak lantas membuat nilai reksadana langsung turun karena ada aset lain yang menopangnya dan belum tentu ikut turun.
Dalam contoh ini, kita menggunakan reksadana campuran Prospera Balance, yang dikelola oleh PT Prospera Asset Management. Menurut prospektusnya, Prospera Balance bertujuan untuk memberikan hasil investasi yang maksimal dalam jangka panjang melalui investasi pada efek berpendapatan tetap dan efek ekuitas.
Adapun kebijakan investasi reksadana ini berdasarkan fund fact sheet Maret 2019 adalah minimum 5 persen dan maksimum 90 persen pada Efek Pendapatan Tetap, minimum 5 persen dan maksimum 90 persen pada Efek bersifat Ekuitas, kemudian minimum 5 persen dan maksimum 90 persen pada Instrumen Pasar Uang.
Per Maret 2019, reksadana ini menyebutkan 10 aset terbesar (top holdings) dalam portofolionya berupa saham dan obligasi. Aset-aset tersebut antara lain: saham PT Astra International Tbk (ASII), saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), saham PT Bintraco Dharma Tbk (CARS), saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), saham PT Indosat Tbk (ISAT), saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap III Tahun 2018, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Obligasi Subordinasi II Bank CIMB Niaga Tahun 2010, dan saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS).
Perlu diingat, reksadana campuran mengandung aset seperti saham yang berfluktuasi tinggi dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, reksadana jenis ini disarankan untuk investor agresif dengan tujuan investasi jangka menengah hingga panjang.
Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(ADV)
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.