Daftar Reksadana Terbaik Januari - November 2022, Cuan Hingga 16%
Meskipun dari sisi dana kelolaan, industri reksadana masih tertekan sepanjang Januari - November 2022, namun dari sisi kinerja ternyata cukup positif
Meskipun dari sisi dana kelolaan, industri reksadana masih tertekan sepanjang Januari - November 2022, namun dari sisi kinerja ternyata cukup positif
Bareksa.com - Industri reksadana sepanjang 2022 hingga November mengalami tekanan dari sisi dana kelolaan. Meski begitu, dari sisi kinerja ternyata beberapa produk reksadana mampu membukukan cuan melesat.
Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan kinerja reksadana pada November 2022 tercatat menurun, yang tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih (NAB) atau dana kelolaan -1,26% (MTD) jadi Rp512,17 triliun. Tercatat net redemption atau pencairan bersih reksadana mencapai Rp9,75 triliun pada November 2022.
Sepanjang tahun berjalan hingga November 2022, NAB reksadana turun 11,46% dan masih mencatatkan net redemption Rp78,35 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
“Namun minat masyarakat untuk melakukan pembelian reksadana masih tinggi ditandai dengan nilai subscription Rp849,88 triliun,” Inarno menjelaskan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan November 2022 secara virtual (7/12/2022).
Menurut Inarno, nilai net redemption reksadana pada November meningkat jika dibandingkan September 2022 yang senilai Rp68,6 triliun dan sepanjang 2021 yang hanya Rp4,85 triliun. Sedangkan pada 2020, industri reksadana mencatatkan pembelian bersih (net subscription) Rp35,23 triliun.
Kinerja Pasar Modal hingga November 2022
Sumber : OJK
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Data Ekonomi Terus Membaik
Meskipun dari sisi dana kelolaan, industri reksadana masih tertekan sepanjang Januari - November 2022, namun dari sisi kinerja ternyata cukup positif. Menurut Tim Analis Bareksa, beragam risiko global sepanjang 2022 seperti ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, lockdown Covid di China yang berkepanjangan, hingga kenaikan agresif suku bunga acuan mayoritas negara di dunia, memang cukup mengguncang pergerakan instrumen pasar modal. Namun membaiknya kondisi ekonomi Indonesia mampu menopang kinerja pasar saham dan obligasi dalam negeri, serta membatasi efek risiko global.
Data Ekonomi Indonesia
Data Ekonomi | Desember 2021 | November 2022 |
Inflasi (% YoY) | 1,87 | 5,42 |
BI 7DRR Rate (%) | 3,5 | 5,25 |
Kurs Tengah BI (Rp/USD) | 14.269 | 15.742 |
Cadangan Devisa (USD/miliar) | 144,9 | 130,2 |
Indeks Keyakinan Konsumen | 118,3 | 120,3 |
PDB Indonesia (%) | 5,02 | 5,72 |
Yield Acuan Obligasi (%) | 6,37 | 6,95 |
Sumber : Bank Indonesia, PHEI, Tim Analis Bareksa
Seperti terlihat dalam tabel, kenaikan inflasi terbilang moderat karena masih di bawah target Bank Indonesia sekitar 6% secara tahunan. Sementara, cadangan devisa juga dibutuhkan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sehingga nilainya turun per November 2022, dibandingkan Desember 2021.
Ingin Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Pasar Saham dan Obligasi Catat Kinerja Positif
Membaiknya data ekonomi Tanah Air, juga membuat kinerja pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja positif. Sepanjang 2022 (per 30 November), pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan 7,59% dan investor asing mencatat pembelian di pasar reguler sekitar Rp60 triliun untuk periode yang sama.
Indeks Pasar Modal | Return YtD (%) |
IHSG | 7,59 |
LQ45 | 8,25 |
Composite Bond Index | 2,73 |
Gov. Bonds Index | 2,53 |
Corp. Bonds Index | 5,74 |
Sumber : BEI, PHEI, Tim Analis Bareksa. Data per 30 November 2022
Tim Analis Bareksa menilai saham berkapitalisasi besar (big caps) yang memiliki fundamental baik, terutama sektor perbankan dan sektor energi yang masuk ke dalam indeks LQ45 menjadi penopang terbesar kenaikan IHSG.
Sebab di saat risiko global menghantui, kestabilan kinerja keuangan emiten tentu menjadi hal yang penting, agar nilai saham perusahaan tidak mudah jatuh signifikan. Indonesia sebagai salah satu eskportir komoditas juga akan diuntungkan dari kenaikan harga energi global.
Di sisi lain, pasar obligasi sepanjang 2022 mencatat kinerja yang lebih rendah karena terdampak dari kenaikan suku bunga acuan AS dan Bank Indonesia. Hal ini menyebabkan kenaikan yield (imbal hasil) acuan obligasi hingga sempat ke level 7,6% dan membuat kinerja indeks Obligasi Pemerintah, lebih rendah dibandingkan indeks obligasi korporasi.
Raih Financial Freedom dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Terbaik Januari - November 2022
Positifnya indeks saham dan indeks obligasi juga berdampak positif terhadap imbal hasil top 10 reksadana di Bareksa yang sudah dikurasi berdasarkan barometer hingga November 2022. Reksadana saham dan reksadana campuran berhasil mengungguli kinerja indeks. Sebab mayoritas reksadana tersebut berbasis saham big caps dan sektor energi.
Top 10 Reksadana Bareksa | Return YTD (%) |
Reksadana Saham | 11,93 |
Reksadana Campuran | 8,53 |
Reksadana Pendapatan Tetap | 2,54 |
Reksadana Pasar Uang | 3,62 |
Sumber : Tim Analis Bareksa. Data per 30 November 2022
Sementara kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap di Bareksa turut dipengaruhi pergerakan yield acuan yang memang tahun ini berfluktuasi signifikan. Namun ada beberapa reksadana jenis ini yang mampu mengungguli kinerja indeks obligasi korporasi karena pergerakan produknya cukup stabil.
Berikut Top 10 Reksadana Saham dan Reksadana Pendapatan Tetap di Bareksa yang dapat dicermati Smart Investor :
No | Reksadana Saham | Kinerja YTD (%) |
1 | 14,51 | |
2 | 14,08 | |
3 | 13,15 | |
4 | 9,71 | |
5 | 16,44 | |
6 | 14,01 | |
7 | 10,82 | |
8 | 9,42 | |
9 | 8,63 | |
10 | 8,55 |
Sumber: Tim Analis Bareksa. Data per 30 November 2022
No | Reksadana Pendapatan Tetap | Kinerja YTD (%) |
1 | 6,99 | |
2 | 5,78 | |
3 | 6,00 | |
4 | 0,86 | |
5 | 3,43 | |
6 | 2,80 | |
7 | 0,82 | |
8 | -3,29 | |
9 | 1,34 | |
10 | 0,71 |
Sumber: Tim Analis Bareksa. Data per 30 November 2022
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.