Bareksa Insight : Ekonomi AS Kuartal III Ada Tanda Kontraksi , Reksadana Ini Bisa Dicermati
Pertanda itu memperkuat harapan pelaku pasar bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunga acuan lebih kecil dari ekspektasi sebelumnya
Pertanda itu memperkuat harapan pelaku pasar bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunga acuan lebih kecil dari ekspektasi sebelumnya
Bareksa.com - Indeks Manufaktur dan Jasa Amerika Serikat di pekan kedua Oktober 2022 mengalami kontraksi. Hal itu mulai menunjukkan tanda perlambatan ekonomi Negara Paman Sam.
Menurut Tim Analis Bareksa, pertanda itu memperkuat harapan pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) berpeluang menaikkan suku bunga acuan lebih kecil dari ekspektasi sebelumnya pada Desember 2022.
Sentimen ini bisa menopang penguatan terbatas pasar obligasi Tanah Air dan yield (imbal hasil) acuan Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia, setelah kemarin sempat melemah cukup signifikan ke level 7,66% (24/10/2022).
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : Bareksa Insight : Rilis Kinerja Emiten Kuartal III Bakal Dongkrak Cuan Reksadana Ini
Sementara itu, kemarin pasar saham RI melanjutkan penguatan, setelah China sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 yang naik dari kuartal sebelumnya, serta sedikit lebih tinggi dari proyeksi pasar.
Namun, risiko perlambatan ekonomi di Negara Panda masih besar mengingat kebijakan Zero Covid masih diterapkan. Pasar saham nasional yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (24/10/2022) naik 0,5 % ke level 7.053,04.
Lihat juga : Bareksa Insight : Pasar Sambut Positif Bunga Acuan BI Naik, Cuan Reksadana Ini Ciamik
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan sentimen rilis data pertanda pelemahan ekonomi AS dan menguatnya ekonomi China, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor mencermati dua hal ini agar kinerja investasinya tetap optimal :
1. Tim Analis Bareksa memprediksi kinerja reksadana saham dan reksadana indeks akan bergerak terbatas pada perdagangan hari ini, mengingat pasar saham rawan terjadi aksi ambil untung. Smart Investor bisa masuk berinvestasi secara bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks, apabila IHSG dapat terkoreksi (melemah) ke level 6.700-6.800. Serta memperhatikan komposisi saham yang memiliki kinerja yang cukup baik untuk rilis laporan keuangan kuartal III 2022.
2. Tim Analis Bareksa memproyeksikan reksadana pendapatan tetap masih akan mengalami tekanan seiring melemahnya rupiah ke level Rp15.600 per dolar AS. Smart Investor dapat mempertimbangkan akumulasi investasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi negara dengan fokus jangka pendek. Tim Analis Bareksa juga memperkirakan akan terjadinya rebound (pembalikan arah), apabila yield acuan SBN dapat menyentuh level 7,8-7,9%.
Simak juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan oleh Smart Investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 24 Oktober 2022)
Reksadana Pasar Uang
Syailendra Dana Kas : 14,84%
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 12,66%
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Bond Fund : 22,92%
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 17,09%
Imbal Hasil 1 Tahun (per 24 Oktober 2022)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 13,79%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 13,58%
Reksadana Saham
Avrist Ada Saham Blue Safir : 9,18%
Schroder Dana Prestasi Plus : 9,56%
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Cermati Potensi Pelemahan Ekonomi China, Ini Strategi Investasi di Reksadana
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Emas dan Reksadana Ini Prospektif
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.