Bareksa Insight : Jelang Rilis Inflasi RI dan Suku Bunga AS, Cermati Reksadana Ini dan Emas
Rilis inflasi RI Oktober dan suku bunga acuan AS November akan jadi sentimen utama yang membayangi pergerakan pasar pekan ini
Rilis inflasi RI Oktober dan suku bunga acuan AS November akan jadi sentimen utama yang membayangi pergerakan pasar pekan ini
Bareksa.com - Sepanjang pekan lalu (24-28 Oktober 2022), pasar saham Tanah Air cenderung bergerak mendatar dengan kenaikan 0,55% sepekan. Para pelaku pasar menanti rilis data ekonomi penting pekan ini, seperti inflasi RI bulan Oktober 2002 yang diproyeksikan di bawah 1% secara bulanan, karena efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai mereda.
Selain itu, pekan ini Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) juga akan mengumumkan suku bunga acuan per November 2022 yang diprediksi naik 0,75%. The Fed pada rapat 20-21 September 2022 lalu menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) 75 basis poin (bps) atau 0,75% jadi 3 - 3,25%.
Kenaikan Fed Fund Rate ini merupakan kelima kalinya sepanjang 2022. Sebelumnya The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 75 bps pada 28 Juli dan 16 Juni, 50 bps pada 5 Mei, dan 25 bps pada 17 Maret.
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS di Kuartal III Membaik, Ini Dampak ke IHSG, SBN dan Reksadana
Menurut Tim Analis Bareksa, rilis inflasi RI dan suku bunga acuan AS akan jadi sentimen utama yang membayangi pergerakan pasar pekan ini. Hal ini berpotensi membuat pergerakan reksadana saham maupun reksadana pendapatan tetap bergerak terbatas di awal pekan.
Meski suku bunga AS diprediksi masih naik agresif untuk bulan November, namun Tim Analis Bareksa memperkirakan pelaku pasar telah menyesuaikan (priced in) kenaikan tersebut, terlihat dari imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah Negara Paman Sam yang sempat naik ke level 4,3%, yang kemudian saat ini kembali turun di level 4%.
Selain itu, pelaku pasar juga mengharapkan jika inflasi AS sudah atau hampir mencapai puncaknya. Namun di sisi lain, Bank Indonesia masih berpotensi menaikkan suku bunga acuannya guna mengejar selisih dengan suku bunga AS. Hal ini akan menahan laju kinerja pasar obligasi dalam negeri. Sehingga untuk akhir tahun, yield acuan Obligasi Pemerintah Indonesia diprediksi bergerak di rentang 7,5 - 7,7%.
Lihat juga : Bareksa Insight : Peluang Investasi Emas di Tengah Kenaikan Suku Bunga Acuan AS
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan rilis inflasi dalam negeri dan suku bunga acuan AS yang jadi sentimen utama pasar pekan ini, Smart Investor bisa mempertimbangkan 3 jurus ini agar kinerja investasinya tetap maksimal :
1. Jika nilai inflasi RI bulan Oktober dan rilis kenaikan suku bunga acuan AS sesuai atau lebih rendah dari perkiraan pelaku pasar, maka hal ini akan menopang pergerakan pasar saham maupun obligasi. Smart Investor dapat mencermati reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham kapitalisasi besar (big caps) yang kinerja keuangannya diproyeksikan lebih stabil.
2. Smart Investor juga dapat mulai mempertimbangkan akumulasi investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN) saat yield di atas 7,6%, serta tetap diversifikasi investasi di reksadana pasar uang.
3. Kenaikan suku bunga acuan AS berpotensi mendorong pelemahan harga emas global maupun domestik. Hal ini dapat dijadikan kesempatan buat Smart Investor untuk melakukan pembelian emas di fitur Bareksa Emas untuk menjaga kinerja portofolio investasinya dari risiko inflasi.
Simak juga : Bareksa Insight : Investor Menanti Rilis Data Inflasi, Terapkan Jurus Cuan Investasi Ini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, konservatif hingga agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 28 Oktober 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 17,07%
TRIM Dana Tetap 2 : 15,74%
Reksadana Pasar Uang
Capital Money Market Fund : 16,92%
Syailendra Dana Kas : 14,81%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 28 Oktober 2022)
Reksadana Indeks
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 19,25%
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 10,76%
Reksadana Saham
Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A : 9,52%
BNP Paribas Ekuitas : 9,98%
Baca juga : Bareksa Insight : Rilis Kinerja Emiten Kuartal III Bakal Dongkrak Cuan Reksadana Ini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerjasama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.