Bareksa Insight : Pasar Wait and See Data Ekonomi, Investor Bisa Terapkan Strategi Ini
Pasar keuangan Indonesia hari ini akan menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 yang diproyeksikan masih bertumbuh 5,15%
Pasar keuangan Indonesia hari ini akan menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 yang diproyeksikan masih bertumbuh 5,15%
Bareksa.com - Pasar keuangan Indonesia hari ini akan menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 yang diproyeksikan masih bertumbuh 5,15%. Menurut analisis Bareksa, pertumbuhan ekonomi nasional akan didorong oleh konsumsi pada saat momen Lebaran dan Ramadan lalu yang naik cukup signifikan.
Dengan kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah yang masih berfokus mendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya, maka akan membuat pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada tahun ini bisa sesuai dengan target yaitu di level 5-5,2%.
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi RI Bisa Lebih Tinggi dari Ekspektasi, Dongkrak Cuan Reksadana Ini
Promo Terbaru di Bareksa
Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China masih kembali membayangi pasar keuangan global yang membuat harga komoditas seperti batu bara dan minyak turun pada perdagangan kemarin. Di sisi lain, rilis data penambahan jumlah tenaga kerja baru dan angka pengangguran di Negara Paman Sam masih jadi perhatian investor global saat ini.
Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin (5/8/2022) ditutup menguat 0,15% ke level 7.057.
Lihat juga : Bareksa Insight : Potensi Ketegangan AS - China Bayangi Pasar, Investor Bisa Terapkan 2 Strategi Ini
Apa yang bisa dilakukan investor?
Di tengah positifnya proyeksi ekonomi RI dan pasar global yang dibayangi sentimen ketegangan AS - China, Tim Analis Bareksa menyarankan investor menerapkan dua strategi ini agar investasinya di reksadana tetap berpeluang cuan optimal :
1. Investor disarankan menanti (wait and see) terlebih dahulu jika ingin berinvestasi di reksadana saham dan reksadana indeks. Sebab Tim Analis Bareksa memprediksi pasar saham saat ini masih rawan terjadinya koreksi. Meski begitu, investor disarankan untuk masuk berinvestasi secara bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks pada saat IHSG berada di level 6.600 - 6.800.
2. Investor saat ini juga bisa menempatkan dananya di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan reksadana pasar uang untuk menjaga stabilitas portofolio investasinya.
Simak juga : Bareksa Insight : Asing Borong Saham RI, Dorong Cuan Reksadana Ini Melesat
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 4 Agustus 2022)
Reksadana Indeks
Principal Index IDX30 Kelas O : 18,96%
BNI AM IDX30 : 18,91%
Reksadana Saham
Avrist ada saham blue safir : 21,99%
Mandiri Investa Cerdas Bangsa : 14,95%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 4 Agustus 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 4,16%
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 5,13%
Imbal Hasil 1 Tahun (per 4 Agustus 2022)
Reksadana Pasar Uang
Trim Kas 2 : 3,65%
Setiabudi Dana Pasar Uang : 3,48%
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS Kuartal II Negatif Lagi, Reksadana Ini Masih Cuan Hingga 30%
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.