Bareksa Insight : Pasar Saham Positif di Bulan Juli, Lambungkan Cuan Reksadana Ini
Mengawali Agustus 2022 ini, investor menanti rilis data inflasi Juli yang diproyeksikan masih tetap tinggi
Mengawali Agustus 2022 ini, investor menanti rilis data inflasi Juli yang diproyeksikan masih tetap tinggi
Bareksa.com - Di tengah sentimen dari luar dan dalam negeri yang cukup beragam, pasar saham nasional yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu mencetak kinerja positif dengan naik tipis 0,57% sepanjang bulan Juli 2022.
Menurut analisis Bareksa, kuatnya data ekonomi dalam negeri, serta harga komoditas yang stabil di level tinggi, turut mendongkrak kinerja reksadana saham berbasis sektor keuangan dan energi. Pada awal Agustus 2022 ini, investor menanti rilis data inflasi Juli yang diproyeksikan masih tetap tinggi di level 4,5 - 4,7% dan inflasi inti akan berada di level 2,7 - 2,8% secara tahunan.
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS Kuartal II Negatif Lagi, Reksadana Ini Masih Cuan Hingga 30%
Promo Terbaru di Bareksa
Akhir pekan lalu, pasar obligasi melanjutkan penguatan dengan imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah Indonesia menguat ke level 7,09%. Penguatan itu salah satunya dipengaruhi oleh penurunan yield acuan Obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) di kisaran 2,6%.
Di sisi lain, jika inflasi Indonesia bulan ini semakin tinggi, maka analisis Bareksa memproyeksikan dapat menjadi pertimbangan bagi Bank Indonesia untuk mulai menaikkan suku bunga acuannya (BI 7 Day Reverse Repo Rate) dan dapat mempengaruhi pelemahan harga obligasi.
Menutup Juli 2022, IHSG secara harian pada 29 Juli 2022 turun 0,08% ke level 6.951,12. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 29/07/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat turun di level 7,2% pada 29 Juli 2022.
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga Dolar AS Naik Lagi, Cuan Reksadana Ini 11 - 30,6 Persen
Apa yang bisa dilakukan Investor?
Seiring penguatan tipis kinerja pasar saham sepanjang Juli 2002 dan kenaikan pasar obligasi akhir pekan lalu, menurut Tim Analis Bareksa, mengawali Agustus ini investor bisa menerapkan 4 strategi ini untuk mengoptimalkan cuan investasinya di reksadana :
1. Jika angka inflasi RI pada Juli 2022 yang akan rilis awal pekan ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan di atas perkiraan, maka akan jadi sentimen kurang baik bagi pasar saham dan obligasi. Sebab ekspektasi kenaikan suku bunga BI semakin besar.
2. Jika terdapat penurunan di pasar saham, investor disarankan masih dapat mencermati reksadana saham dan reksadana indeks dan mulai melakukan akumulasi investasi, saat IHSG berada di kisaran level 6.500 - 6.700.
3. Untuk pekan ini, yield acuan Obligasi Negara RI diperkirakan bergerak di level 7,1 - 7,3 persen setelah pekan lalu menguat cukup signifikan. Investor masih dapat mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi.
4. Selain itu, di tengah ketidakpastian global yang masih cukup tinggi, investor juga perlu mendiversifikasi investasinya sesuai dengan profil risiko di reksadana pasar uang.
Simak juga : Bareksa Insight : Musim Rilis Kinerja Emiten, Cuan Reksadana Ini Berpotensi Mantul
Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 29 Juli 2022)
Reksadana Indeks
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 26,06%
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 20,21%
Reksadana Saham
BNP Paribas Ekuitas : 11,02%
TRAM Infrastructure Plus : 7,47%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 29 Juli 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 4,07%
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 5,01%
Imbal Hasil 3 Tahun (per 29 Juli 2022)
Reksadana Pasar Uang
Syailendra Dana Kas : 15,63%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 17,91%
Lihat juga : Bareksa Insight : Pasar Kian Tertekan Jelang Rilis Suku Bunga AS, Ini Jurus Agar Investasi Cuan
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan in
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.