Dana Asing Masuk, Yield SUN Diperkirakan akan Terus Turun
Pada posisi Januari 2020, yield SUN 10 tahun berada pada level 6,65 persen
Pada posisi Januari 2020, yield SUN 10 tahun berada pada level 6,65 persen
Bareksa.com - PT BNI Sekuritas memperkirakan yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun akan bergerak turun ke angka 6,53-6,73 persen pada 2020. Penurunan ini terjadi seiring makin banyaknya dana asing yang masuk ke pasar SUN Indonesia.
Analis BNI Sekuritas Ariawan menjelaskan penguatan yield SUN mulai terlihat pada 2019 dan berlanjut pada Januari 2020. Pada posisi Januari 2020, yield SUN 10 tahun berada pada level 6,65 persen dari posisi akhir 2019 yang berada di angka 7,04 persen.
"Tingginya aliran dana asing ke pasar surat utang Indonesia menjadi alasan utama yang mendorong penguatan pasar bulan lalu," jelas dia dalam riset yang diterima pada Rabu, (5/2/2020).
Promo Terbaru di Bareksa
Penurunan Yield Akibat Masuknya Dana Asing
Dia menyebutkan sepanjang Januari 2020, investor asing mencatatkan net buy Rp15,2 triliun. Bahkan, investor asing sempat mencatatkan net buy senilai Rp30,2 triliun dalam tiga pekan pertama pada Januari 2020 sebelum akhirnya mencatatkan net sell senilai Rp15 triliun pada pekan terakhir. Tren net buy ini melanjutkan net buy selama 2019 yang sebesar Rp168,6 triliun.
"Investor Eropa merupakan investor asing dengan net buy terbesar di bulan Januari 2020 atau sebanyak 61,8 persen dari total net buy," kata dia.
Pembelian SBN Pada Pekan Ketiga Januari 2020
Tingginya aliran dana asing pada Januari 2020 hampir sama dengan kejadian pada Januari 2018. Pada saat itu, investor asing mencatatkan net buy senilai Rp33,6 triliun di SUN.
Namun demikian, Ariawan melihat pola yang berbeda antara aliran dana asing pada Januari 2018 dan 2020. Pada Januari 2018, investor asing melakukan strategi shortening duration karena adanya kemungkinan kenaikan yield.
Sementara pada Januari 2020, investor asing lebih banyak melakukan pembelian SUN bertenor menengah (2-15 tahun) yang mengindikasikan tingginya keyakinan investor asing terhadap pasar surat utang Indonesia.
Pembelian SUN Januari 2020
"Karena kami melihat pola yang berbeda antara kondisi saat ini dan 2018, maka kami memperkirakan bahwa kenaikan yield secara signifikan seperti yang terjadi di 2018 kemungkinan kecil akan terjadi di tahun ini," kata dia.
Dia memperkirakan, potensi penurunan yield masih akan berlanjut dalam jangka menengah seiring kemungkinan berlanjutnya aliran dana asing. Namun demikian, wabah virus corona menjadi salah satu faktor yang bisa membatasi penurunan yield tersebut.
"Dengan beberapa hal tersebut, kami memproyeksikan yield SUN bertenor 10 tahun di level 6,53 persen - 6,73 persen pada 2020," terang dia.
Di tengah potensi penurunan yield tersebut, investor bisa melakukan trading jangka pendek pada SUN seri acuan seperti FR0081, FR0082, FR0080 dan FR0083.
Sebelumnya, pergerakan SUN diperkirakan akan terbatas pada pekan ini. Hal ini disebabkan oleh wabah virus corona yang sudah menjadi isu global dan sentimen global lainnya.
Associate Director Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan belakangan ini, pasar obligasi terus ditekan oleh wabah virus corona yang sampai saat ini belum jelas penanganannya dan sampai menjadi isu global.
"Hal ini menekan pasar SUN, membuat CDS agak naik dan sedikit melemahkan rupiah," jelas dia.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, investor biasanya sudah mulai melakukan profit taking pada akhir Februari hingga Maret 2020. Hal ini juga akan menekan pasar SUN. Dengan sentimen tersebut, dia memperkirakan pergerakan SUN akan relatif sempit pada minggu ini. Yield SUN pekan ini akan bergerak pada level 6,65-6,8 persen.
Di tengah situasi yang tidak menentu tersebut, Ramdhan menyarankan untuk berinvestasi pada SUN seri benchmark."SUN dengan tenor 5 dan 10 tahun merupakan instrumen yang paling likuid," kata dia.
Di sisi lain, Associate Director, Head of Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico mengungkapkan pekan ini, yield SUN berpotensi mengalami kenaikan. SUN dengan tenor lima tahun akan bergerak di level 6,05 persen - 6,2 persen, tenor 10 tahun di rentang 6,6 persen - 6,8 persen, tenor 15 tahun di level 7,15 persen - 7,35 persen dan tenor 20 tahun di rentang 7,28 persen - 7,45 persen.
Nico juga melihat adanya sentimen dari virus corona yang mempengaruhi pergerakan SUN. Sentimen negatif ini tidak hanya mempengaruhi perekonomian Tiongkok, namun juga perekonomian dunia secara keseluruhan.
Dalam situasi tersebut, Nico menyarankan investor untuk menjual obligasinya. Pasalnya, harga obligasi saat ini sehingga investor berpeluang untuk melakukan profit taking. "Ini menjadi sebuah kesempatan yang berharga untuk melakukan profit taking di saat harga obligasi sedang tinggi," kata dia.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Savings Bond Ritel atau SBN ritel seri SBR009 hanya bisa dipesan selama masa penawaran pada 27 Januari - 13 Februari 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.