BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Pasar Bergejolak, Reksadana Sucorinvest Maxi Fund Tetap Cetak Kinerja Optimal

04 Juli 2018
Tags:
Pasar Bergejolak, Reksadana Sucorinvest Maxi Fund Tetap Cetak Kinerja Optimal
Ilustrasi menghitung keuntungan investasi reksa dana, saham, obligasi, surat utang negara dengan pulpen dan kalkulator

Top holdings reksadana ini per Mei 2018 adalah saham-saham sektor tambang, infrastruktur, dan konstruksi

Bareksa.com – Dalam tiga bulan terakhir, pasar cenderung melemah. Pelemahan itu akibat faktor eksternal seperti sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, naiknya suku bunga Bank Sentral AS dan lainya. Tidak berbeda, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS juga terus melemah.

Merespons kondisi tersebut, hanya dalam waktu dua bulan Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan (B 7-Day Repo Rate) hingga 100 basis poin (bps) dari 4,25 persen menjadi 5,25 persen. Langkah itu merupakan upaya BI dari sisi kebijakan moneter guna menstabilkan gejolak kurs rupiah.

Meski begitu, masih terdapat jenis investasi yang mampu memberikan kinerja optimal di tengah kondisi pasar yang cenderung tertekan seperti saat ini, yakni melalui reksadana.

Promo Terbaru di Bareksa

Jenis - jenis reksadana terdiri dari saham, campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang. Reksadana ini memiliki potensi imbal hasil dan risiko yang berbeda-beda, sesuai dengan isi portofolio yang menjadi aset utama pengelolaan reksadana tersebut.

Performa Sucorinvest Maxi Fund

Illustration
Sumber : Bareksa.com

Dari tabel tersebut dibandingkan kinerja antara reksadana saham Sucorinvest Maxi Fund, indeks reksadana saham, serta indeks LQ45.

Indeks reksadana saham menggambarkan kinerja rata-rata reksadana saham di Indonesia. Adapun indeks LQ45 merupakan rata-rata kinerja 45 saham dengan volume dan kapitalisasi terbaik di Bursa Efek Indonesia.

Perbandingannya, baik dalam periode 1 bulan hingga 3 tahun terakhir, reksadana saham Sucorinvest Maxi Fund selalu lebih unggul dibanding dua acuan tersebut.

Mengapa tidak dibandingkan dengan IHSG?

Sebab dari sekitar 570 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, tidak semua saham ditransaksikan secara aktif.

Sedangkan saham-saham yang dipilih oleh manajer investasi pada umumnya juga melihat tingkat likuiditasnya. Karena itu, indeks LQ45 dijadikan benchmark dan bukan IHSG.

Top holdings reksadana ini per Mei 2018 adalah saham-saham sektor tambang, infrastruktur, dan konstruksi.

Yakni saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA).

(AM)

***

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua