Rupiah Melemah Tembus Rp14.385 per dolar AS, Terburuk Ketiga di Asia
Pada perdagangan Kamis, 28 Juni 2018, pelemahan rupiah terhadap dolar AS merupakan yang terdalam di Asia dan Eropa
Pada perdagangan Kamis, 28 Juni 2018, pelemahan rupiah terhadap dolar AS merupakan yang terdalam di Asia dan Eropa
Bareksa - Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis, 28 Juni 2018 mencatatkan momen negatif. Sebab rupiah menjadi mata uang dengan nilai pelemahan terdalam dibandingkan mata uang negara-negara kawasan Asia hingga Eropa.
Pergerakan Kurs Rupiah terhadap Dolar AS
Sumber: Reuters
Promo Terbaru di Bareksa
Mengutip Reuters, mata uang Garuda dihargai Rp14.385 per dolar AS atau anjlok 1,5 persen pada penutupan perdagangan kemarin. Angka itu merupakan level yang terendah sejak Oktober 2015 lalu.
Selain faktor keperkasaan dolar AS, aksi jual beli investor di pasar keuangan Indonesia serta permintaan valuta asing (valas) yang tinggi menjelang akhir periode kuartal kedua 2018 menjadi faktor yang turut mendorong rupiah makin tertekan kemarin.
Menurut analisis Bareksa, ada beberapa faktor yang turut berkontribusi terhadap pelemahan rupiah, antara lain :
1. Keperkasaan dolar AS yang menekan berbagai mata uang global yang disebabkan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed. Indeks Dolar yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata utama di dunia menguat 0,06 persen ke posisi 95,32 pada sore kemarin.
2. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan yang saat ini telah berada di level 4,75 persen untuk meredam pelemahan rupiah pada pertemuan yang akan berlangsung pada hari ini.
Hal tersebut menimbulkan persepsi di kalangan pelaku pasar bahwa kenaikan suku bunga akan mengerek tingkat bunga kredit yang nantinya berpotensi dapat menyebabkan kenaikan kredit macet (NPL), dan pada akhirnya menggerus profitabilitas perbankan.
3. Faktor lain yang ikut mendorong pelemahan rupiah adalah pembagian dividen perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia, karena memasuki akhir periode akhir kuartal kedua 2018.
Pada periode tersebut permintaan valas cukup tinggi untuk ditransfer ke negeri asal perusahaan masing-masing. Akibatnya ketersediaan dolar AS di pasar spot pun menyusut sehingga menyebabkan rupiah semakin tertekan.
Terburuk Nomor 3 di Kawasan Asia
Sumber : Bloomberg
Pelemahan cukup tajam yang dialami rupiah pada perdagangan kemarin menempatkan mata uang Garuda menjadi salah satu mata uang yang mengalami pelemahan cukup signifikan pada tahun ini.
Di kawasan Asia, sejak awal tahun 2018 hingga penutupan perdagangan kemarin (year to date), rupiah telah terdepresiasi 5,71 persen terhadap dolar AS, atau merupakan mata uang dengan kinerja nomor 3 terburuk.
Rupiah hanya berada dua tingkat di atas rupee, India dan peso, Filipina yang masin-masing melemah 7,67 persen dan 6,74 persen.
Indeks Sektor Keuangan Melemah
Pelemahan nilai tukar rupiah juga berimplikasi langsung terhadap penurunan saham-saham perbankan. Indeks sektor keuangan pada perdagangan kemarin mencatatkan penurunan 2,07 persen, atau melanjutkan penurunan selama empat hari beruntun.
Saham-saham big caps dalam sektor tersebut kompak berakhir melemah pada perdagangan kemarin, antara lain BBCA (-1,87 persen), BBRI (-3,16 persen), BMRI (-1,54 persen), dan BBNI (-3,54 persen).
Selain itu, investor asing juga terpantau melakukan aksi jual bersih (net sell) terhadap saham-saham tersebut masing-masing BBCA (Rp174,77 miliar), BBRI (Rp115,90 miliar), dan BBNI (Rp84,03 miliar).
Hanya pada saham BMRI investor asing tecatat melakukan net buy senilai Rp67,86 miliar.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.