Bareksa.com - Musim umroh sudah dibuka sejak pertengahan Juli 2024, atau tepatnya 19 Juli pasca pelaksanaan musim haji tahun ini atau bertepatan dengan pekan kedua bulan Muharram 1446 Hijriyah. Jika kamu ingin menunaikan ibadah ke Tanah Suci tahun ini, kamu bisa menyiapkan tabungannya di reksadana syariah. Imbal hasil yang ditawarkan bahkan sampai 6,1% setahun lho.

Dilansir Khaleej Times (20/), Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sudah mulai menerbitkan visa umroh sejak akhir Juni lalu, untuk pelaksanaan umroh mulai 19 Juli. Pendaftaran visa umroh bisa dilakukan secara elektronik melalui aplikasi Nusuk. Seiring pelaksanaan musim haji 2024, pendaftaran visa umroh ditutup sementara pada 23 Mei hingga 22 Juni.

Kementerian Haji menargetkan jumlah jemaah umroh di musim ini akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Sepanjang 2023, total jumlah jemaah umroh mencapai 28,56 juta jemaah, atau naik 8,7%, dengan jemaah dari Arab Saudi hanya menyumbang 14,1%, sisanya jemaah dari luar negeri. Seiring kembali mulainya musim umroh tahun ini, kamu yang ingin menunaikannya perlu segera menyiapkan tabungannya. Sebagian bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, biaya umroh jumlahnya bukanlah kecil, sehingga perlu disiapkan jauh-jauh hari.

Siapkan Tabungan Umroh di Sini

Salah satu cara terbaik nabung untuk biaya umroh ialah dengan investasi di reksadana syariah seperti yang tersedia di fitur Bareksa Umroh. Selain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sesuai prinsip syariah karena dikelola dengan prinsip Islami, serta imbal hasilnya sangat menarik jika hanya menabungnya di tabungan biasa atau deposito syariah.

Hingga saat ini tersedia 8 produk reksadana syariah di fitur Bareksa Umroh, yang bisa dipilih jadi instrumen untuk menyiapkan tabungan umroh. 8 reksadana syariah tersebut diantaranya Sucorinvest Sharia Money Market Fund, Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra, Syailendra Sharia Money Market Fund, Trimegah Dana Tetap Syariah, I-Hajj Syariah Fund, Trimegah Kas Syariah, Capital Sharia Fixed Income dan Bahana Likuid Syariah Kelas G.

Sebulan terakhir imbal hasil reksadana syariah tersebut ada yang mencapai 0,6%, 6 bulan terakhir hingga 3,86%, serta setahun terakhir mencapai 6,14%. Imbal hasil itu jauh lebih menarik dari deposito syariah. Sebab imbal hasil reksadana syariah tidak dipotong pajak, karena bukan merupakan objek pajak. Adapun bagi hasil deposito syariah terkena pajak 20%

Siapkan Tabungan Umroh di Sini

Sumber : fitur Bareksa Umroh, kinerja per 26/7/2024​

Siapkan Tabungan Umroh di Sini

Bareksa bekerja sama dengan mitra penyelenggara perjalanan umroh resmi antara lain Khalifah Tour, al Qadri, dan Travel Umroh. Mitra penyelenggara umroh telah memiliki izin penyelenggaraan umroh dari pemerintah. Khalifah Tour memiliki izin umroh nomor U.509 tahun 2021, al Qadri memiliki izin umroh No.816 tahun 2017, dan Travel Umroh No.1020 tahun 2019.

Sementara itu, menabung untuk biaya umroh di Bareksa aman karena dana jemaah tidak disimpan oleh rekening perorangan, rekening travel agent atau bahkan rekening perusahaan Bareksa. Namun, tabungan umroh kamu ada di reksadana syariah yang tersimpan aman di bank kustodian dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga, dana Kamu tidak bisa dibawa kabur pihak yang tidak bertanggung jawab.

Reksadana syariah juga sesuai prinsip syariah berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), serta berpotensi meraih imbal hasil jauh lebih menarik dari menabung di deposito syariah. Reksadana adalah kumpulan dana masyarakat investor yang dikelola oleh manajer investasi profesional untuk dimasukkan ke aset-aset keuangan. Reksadana syariah ini yang menjadi tabungan Umroh di Bareksa Umroh.

Siapkan Tabungan Umroh di Sini

(AM)​

***

Ingin berinvestasi reksadana syariah yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Buat tabungan umroh, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

​