Kemenkeu Umumkan Kupon Savings Bond Ritel seri SBR012-T2 dan SBR012-T4
Kupon SBR012-T2 tenor 2 tahun sebesar 6,15% dan SBR012-T4 dengan tenor 4 tahun sebesar 6,35% yang bersifat floating with floor
Kupon SBR012-T2 tenor 2 tahun sebesar 6,15% dan SBR012-T4 dengan tenor 4 tahun sebesar 6,35% yang bersifat floating with floor
Bareksa.com - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menetapkan kupon atau imbal hasil Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR012 yang memiliki dua tipe, yaitu SBR012-T2 dan SBR012-T4. Kupon SBR012 bersifat floating with floor alias mengambang dengan batas minimal.
Penerbitan SBR012 kali ini istimewa karena menawarkan dua kupon untuk dua jangka waktu (tenor) berbeda. Menurut pengumuman DJPPR Kemenkeu, kupon SBR012-T2 yang memiliki tenor 2 tahun sebesar 6,15% per tahun dan kupon SBR012-T4 dengan tenor 4 tahun sebesar 6,35% per tahun.
Dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia, yakni BI 7 Days Reverse Repo Rate yang saat ini di level 5,5%, maka selisih (spread) imbal hasilnya 0,65% untuk SBR012-T2 dan 0,85% untuk SBR012-T4. Tingkat kupon ini berlaku sebagai kupon minimal (floor rate) dan berlaku untuk periode 3 bulan pertama (tanggal 15 Februari 2023 s.d. 10 Mei 2023).
Promo Terbaru di Bareksa
Secara umum, Keputusan pemerintah menetapkan kupon SBR didasarkan pada beberapa pertimbangan, di antaranya level suku bunga acuan Bank Indonesia saat penetapan kupon, imbal hasil obligasi acuan pemerintah yang berlaku di pasar untuk tenor yang sama, serta kondisi pasar global maupun domestik.
Baca juga SBR012 Segera Terbit, Berapa Kuponnya? Ini 5 Faktor Penentu Imbal Hasil SBN Ritel
Floating with Floor
Kupon SBR012 memiliki sifat mengambang dilengkapi dengan batas bawah (floating with floor). Artinya, kupon bisa naik bila suku bunga acuan naik, tetapi tidak akan turun lebih rendah daripada batas minimal.
Selanjutnya, kupon akan di-review setiap 3 bulan sekali mempertimbangkan perubahan BI 7DRRR (jika ada). Maka, tanggal berlakunya kupon baru setelah review adalah per 11 Mei, 11 Agustus, 11 November dan 11 Februari setiap tahunnya.
Jika BI 7DRRR dinaikkan, maka kupon SBR012 akan ikut dinaikkan. Namun jika BI 7DRRR diturunkan dan mengakibatkan kupon yang diterima lebih rendah daripada kupon pertama, maka yang dibayarkan adalah sebesar kupon pertama karena kupon pertama dipakai sebagai batas bawah (floor).
Perbedaan SBR012 Tenor 2 Tahun dan Tenor 4 Tahun
Perbedaan utama keduanya adalah pada tenornya atau jangka waktu investasinya. SBR012-T2 akan jatuh tempo pada 10 Februari 2025, sementara SBR012-T4 jatuh temponya pada 10 Februari 2027. Pemerintah menetapkan batas pembelian maksimum yang berbeda atas dua tenor SBR012.
Untuk SBR012-T2, maksimal pembeliannya ditetapkan Rp5 miliar per investor. Kemudian untuk SBR012-T4, maksimum pembeliannya Rp10 miliar per investor. Dengan demikian, setiap investor memiliki kuota maksimal pemesanan SBR012 hingga senilai Rp15 miliar, jika membeli masing-masing tenor.
Nilai kuota pemesanan per individu investor ini naik signifikan dibandingkan SBN Ritel seri sebelumnya, yakni SBR011. Sebab kuota maksimal pemesanan per investor SBR011 senilai Rp2 miliar. Nilai minimum pemesanan dan kelipatannya untuk SBR012 masih sama dengan SBN Ritel seri sebelumnya, yakni Rp1 juta.
Kupon SBR vs. Deposito
Besaran kupon SBR012 ini lebih menarik dibandingkan dengan deposito bank. Apalagi di kondisi saat tren suku bunga sedang naik, karena potensi kupon juga bisa ikut naik.
Saat ini, suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di 3,75% untuk bank umum dan 6,25% untuk BPR. Selain itu, pajak yang dikenakan pada SBN Ritel kini lebih rendah menjadi hanya 10 persen, sedangkan pajak deposito sebesar 20 persen.
SBR dan SBN ritel menjadi lebih menarik daripada deposito karena obligasi negara ini dijamin 100% oleh pemerintah. Bila investor membeli SBR012-T2 maksimal Rp5 miliar dan SBR012-T4 senilai Rp10 miliar, maka totalnya sebesar Rp15 miliar. Semua nilai pokok investasi Rp15 miliar dijamin oleh negara, sedangkan deposito hanya dijamin Rp2 miliar oleh LPS.
Tabel Perbandingan Kupon SBR012 Vs. Bunga Deposito*
Instrumen Investasi | Kupon/bunga | Pajak | Imbalan/bunga bersih |
SBR012-T2 | 6,15% | 10% | 5,535% |
SBR012-T4 | 6,35% | 10% | 5,715% |
Bunga deposito | 3,75% | 20% | 3% |
*bunga penjaminan LPS, Sumber : Kemenkeu, LPS, diolah Bareksa
Kalau dihitung setelah pemotongan pajak, maka bunga deposito bersih yang dijamin LPS sebesar 3 persen. Seperti terlihat dalam tabel, imbal hasil bersih SBR012 sebesar 5,535% per tahun untuk SBR012-T2 dan 5,715% untuk SBR012-T4, lebih menarik dibandingkan deposito.
Kupon pertama SBR012-T2 dan SBR012-T4 akan dibayarkan pada 10 Maret 2023 (short coupon). Pembayaran kupon SBR012 pertama ini disebut short coupon karena jangka waktunya dari setelmen 15 Februari 2022 kurang dari sebulan. Sehingga pembayaran pertama kupon SBR012-T2 dan SBR012-T4 ini akan lebih kecil daripada kupon bulanan.
Berapa kupon bersih yang diterima investor per bulan?
Perhitungan kupon adalah berupa persentase per tahun, tetapi dibayarkan secara bulanan setiap tanggal 10. Artinya, nilai kupon per tahun dibagi menjadi 12, dan dipotong pajak. Bila investor membeli satu unit SBR012 atau senilai Rp1 juta, perhitungan kupon bersih per bulan sebagai berikut ini.
Keterangan | Cara Penghitungan | Nilai Kupon (Rupiah) | |
SBR012-T2 | SBR012-T4 | ||
Nilai investasi | 1000000 | 1000000 | |
Kupon/tahun | 1.000.000 x kupon% | 61500 | 63500 |
Kupon/bulan | kupon per tahun : 12 | 5125 | 5292 |
Pajak/bulan | kupon per bulan x 10% | 513 | 529 |
Kupon bersih/bulan | kupon - pajak | 4612 | 4762 |
Sumber: Bareksa.com
Seperti terlihat di dalam tabel, kupon bersih per bulan untuk 1 unit SBR012-T2 sebesar Rp4.612 dan SBR012-T4 sebesar Rp4762.
Bila Acuan Naik
Bila suku bunga acuan naik, maka kupon akan naik. Misalnya, BI 7-Day Reverse Repo Rate naik menjadi 6%. Maka, kupon SBR012-T2 bisa ditinjau untuk naik dengan perhitungan: 6% ditambah 0,65% menjadi 6,65% per tahun. Sementara kupon SBR012-T4 juga dapat naik menjadi 6,85% per tahun
Bila Acuan Turun
Bila BI 7-Day Reverse Repo Rate turun misalnya menjadi 5%. Angka ini lebih rendah dari acuan ketika kupon diumumkan, maka kupon SBR012-T2 akan tetap di 6,15% per tahun dan kupon SBR012-T4 tetap di 6,35% per tahun.
Nah dengan simulasi tersebut kita bisa memahami bahwa investasi di Savings Bond Ritel SBR012 menguntungkan. Sebab, imbalan atau kuponnya sudah pasti lebih tinggi daripada acuan. Selain itu, tidak ada risiko suku bunga turun karena sudah ditetapkan batas minimalnya.
Bareksa Salah Satu Midis SBN Terbaik
Sebagai salah satu mitra distribusi resmi SBN Ritel, platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, Bareksa kembali mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan RI sebagai Mitra Distribusi Surat Utang Negara Ritel (Midis SUN) dengan Kinerja Terbaik 2021.
Penghargaan sebagai Midis Terbaik Surat Berharga Negara (SBN) baik SUN maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) merupakan yang keempat tahun secara beruntun diterima oleh Bareksa.
Perlu dicatat, Bareksa adalah satu-satunya fintech yang meraih penghargaan Midis SUN Terbaik Tahun 2021, bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa sebagai Mitra Distribusi baik untuk SUN maupun SBSN dari Kementerian Keuangan, yakni :
Midis SUN Terbaik 2019
Midis SUN Terbaik 2020
Midis SUN Terbaik 2021
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Penghargaan langsung diserahkan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati kepada Co-founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, dalam acara Stakeholders Gathering Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, pada 21 Desember 2022.
Karena itu tak ingin ketinggalan investasi di SBN Ritel di 2023? Segera daftar akun SBN di Bareksa sekarang, agar saat masa penawaran dibuka, Kamu tak kehabisan kuota pemesanan.
(hm)
***
Investasi SBN di Mitra Distribusi Terbaik
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Smart Investor juga dapat memantau investasi dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2021 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.