Lelang Perdana 7 seri SUN di 2022 Diserbu Investor, Ini 5 Catatan Pentingnya
Incoming bids yang masuk Rp77,58 triliun dibandingkan target penerbitan Rp25 triliun, maka bid to cover ratio adalah 3,1 kali
Incoming bids yang masuk Rp77,58 triliun dibandingkan target penerbitan Rp25 triliun, maka bid to cover ratio adalah 3,1 kali
Bareksa.com - Pemerintah mengumumkan telah melaksanakan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 4 Januari 2022 untuk seri SPN03220406 (new issuance), SPN12230105 (new issuance), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0093 (new issuance), FR0092 (reopening) dan FR0089 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
"Total penawaran yang masuk Rp77.578.900.000.000,00 (Rp77,57 triliun)," demikian disampaikan Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam keterangannya (4/1/2022).
Rincian penawaran tersebut adalah sebagai berikut :
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : DJPPR Kemenkeu
Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang sebagai berikut :
Sumber : DJPPR Kemenkeu
"Total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp25 triliun," ungkap Kemenkeu.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Lima Catatan Penting
Atas penerbitan 7 seri SUN di awal tahun 2022 tersebut, Direktur SUN Kemenkeu Deni Ridwan menyampaikan ada lima catatan penting, sebagai berikut :
Pertama, pada 4 Januari 2022, pemerintah telah melakukan lelang SUN perdana di tahun 2022. "Appetite investor pada lelang SUN di pasar perdana awal tahun 2022 sangat baik. Incoming bids (penawaran) yang masuk Rp77,58 triliun, dibandingkan dengan target penerbitan Rp25 triliun, sehingga bid to cover ratio adalah 3,1 kali," ujar Deni.
Menurut Deni, relatif tingginya incoming bids ini tidak lepas dari kinerja APBN Tahun 2021 yang positif terutama dari sisi penerimaan. Hal ini menjadi sinyal kuat optimisme investor atas berlanjutnya pemulihan ekonomi di tahun 2022.
Kedua, pada lelang tersebut, pemerintah juga menerbitkan seri benchmark baru tenor 15 tahun FR0093 yang juga mendapatkan incoming bids terbesar yaitu Rp26,8 triliun (34,5 persen dari total incoming bids).
Yield incoming bids FR0093 berkisar antara 6,35 persen sampai dengan 7 persen dan pemerintah memenangkan seri tersebut Rp6,3 triliun dengan Weighted Average Yield (WAY) 6,46 persen serta yield tertinggi 6,5 persen.
"Kupon yang ditetapkan untuk seri FR0093 ialah 6,375 persen. Selain FR0093 fokus investor juga berada pada SUN benchmark 10 tahun FR0091. Incoming bids FR0091 mencapai Rp11,58 triliun (14,93 persen dari total incoming bids)," Deni mengungkapkan.
Ketiga, partisipasi investor asing pada lelang perdana di 2022 tersebut mencapai Rp9,9 triliun atau 12,77 persen dari total bids, dan total dimenangkan Rp1,7 triliun atau 6,9 persen yang mayoritas pada seri FR0093.
Keempat, WAY pada lelang SUN kemarin secara umum tercatat lebih rendah apabila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya. Penurunan terbesar terdapat pada tenor 5 tahun yang mencapai 4 basis poin (bps).
Kelima, dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan Rp25 triliun.
"Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 18 Januari 2022," ungkap Deni.
Baca juga : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
Prospek Reksadana Pendapatan Tetap
Menurut analisis Bareksa, sejumlah reksadana pendapatan tetap mengalami penguatan kemarin karena mayoritas harga obligasi cenderung naik seiring adanya lelang Surat Berharga Negara (SBN). SBN seri FR0091 yang menjadi SBN acuan tenor 10 tahun untuk tahun 2022 menjadi SBN dengan transaksi teraktif senilai Rp871 miliar.
Pemerintah menargetkan dapat menyerap sekitar Rp241 triliun dari lelang SBN sepanjang kuartal I 2022. Hal ini dapat menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 04/01/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,4 persen pada 04 Januari 2022.
Beberapa reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 4 Januari 2021)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 32,68 persen
TRIM Dana Tetap 2 : 23,11 persen
(Sigma Kinasih/Abdul Malik)
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.