ORI017 Terjual Rp13,2 Triliun dalam 21 Hari, Lampaui Penjualan SR012
Target maksimal penerbitan ORI017 sudah dinaikkan jadi Rp16 triliun
Target maksimal penerbitan ORI017 sudah dinaikkan jadi Rp16 triliun
Bareksa.com - Penjualan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) seri ORI017 hingga Senin siang (6/7/2020) telah menembus Rp13,2 triliun (tepatnya Rp13.203.489.000.000). Nilai itu tercapai dalam sekitar 21 hari sejak instrumen investasi yang aman dan dijamin negara ini ditawarkan pada 15 Juni lalu. Penjualan ORI017 juga sudah melampaui realisasi penjualan Sukuk Negara Ritel seri SR012 yang senilai Rp12,14 triliun.
Target maksimal penerbitan ORI017 sudah dinaikkan jadi Rp16 triliun. Dengan demikian, penjualan ORI017 sudah merealisasi 88,02 persen dari target Rp16 triliun. Kuota penjualan masih tersisa Rp1,79 triliun. Masa penawaran ORI017 masih tersisa 3 hari lagi sebelum ditutup pada 9 Juli 2020 pukul 10.00 WIB. Dengan realisasi itu, maka rata-rata penjualan ORI017 per hari sekitar Rp628 miliar.
Untuk diketahui masa pemesanan SR012 berlangsung pada 24 Februari hingga 18 Maret 2020, atau sekitar 23 hari. Adapun masa penawaran ORI017 saat ini, berlangsung sekitar 24 hari. Namun hanya dalam 21 hari, penjualan ORI017 sudah melampaui SR012.
Promo Terbaru di Bareksa
ORI017 dan SR012 adalah sama-sama Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang dijual secara online dan bersifat bisa diperdagangkan (tradable). Namun ORI017 merupakan obligasi negara jenis konvensional dan SR012 menggunakan akad syariah.
Selain itu penjualan SR012 dilaksanakan pada saat sentimen pandemi Covid-19 baru menghantam pasar modal. Saat itu pemerintah mencanangkan target indikatif penerbitan SR012 Rp8 triliun, namun kemudian realisasinya Rp12,14 triliun atau jauh melampaui target. Sedangkan ORI017 ditawarkan pada 15 Juni lalu, saat sentimen dampak pandemi Covid-19 di pasar modal mulai mereda.
Untuk diketahui, pasar modal Indonesia berada di level terendahnya tahun ini pada 24 Maret 2020, di mana Indeks Harga Saham Gabungan berada di level 3.937. Kemudian pada akhir Maret hingga pertengahan Juni, pasar saham mulai berangsur naik.
Selain itu, di tengah tren suku bunga rendah, di mana Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan jadi 4,25 persen pada 18 Juni lalu, menjadi sentimen positif bagi pasar obligasi, termasuk obligasi pemerintah. Dengan demikian, sejatinya ORI017 banyak sentimen positif yang mendukung dibandingkan saat penjualan SR012.
Dari sisi imbal hasil atau kupon yang ditawarkan, ORI017 lebih tinggi yakni 6,4 persen dibandingkan SR012 yang hanya 6,3 persen per tahun.
ORI017 menawarkan imbal hasil kupon fixed rate 6,4 persen dengan tenor 3 tahun atau jatuh tempo pada 15 Juli 2023. Tanggal setelmen SBN ritel yang bersifat tradable ini pada 15 Juli 2020.
Sebagai catatan, investor baru bisa melakukan penjualan ORI017 ketika sudah melewati setidaknya dua kali pembayaran kupon. Artinya, ORI017 baru bisa dijual di pasar sekunder mulai 15 September 2020.
Masyarakat yang berminat untuk berinvestasi di ORI017 saat ini sudah dapat melakukan registrasi dengan cara menghubungi 25 mitra distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik (layanan online) salah satunya melalui Bareksa (PT Bareksa Portal Investasi)
ORI017 merupakan obligasi negara ritel kedua yang dijual secara ritel dan online, setelah pada Oktober tahun lalu pemerintah menerbitkan ORI016.
Sepanjang tahun ini, pemerintah sejatinya menargetkan penerbitan 6-8 Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Awalnya pada Juni ini direncanakan penerbitan SBR010, sedangkan ORI017 direncanakan baru akan rilis pada Oktober mendatang. Namun mempertimbangkan situasi terkini, dampak pandemi Covid-19 yang membayangi ekonomi nasional, maka pemerintah mendahulukan penerbitan ORI017 dari SBR010.
Alasannya, minat investor dianggap lebih tinggi untuk instrumen investasi yang bersifat lebih likuid di tengah pandemi, karena ORI017 bisa diperdagangkan (tradable) sedangkan SBR010 tidak bisa diperdagangkan (non tradable).
Sepanjang 2020 hingga kini, pemerintah telah merealisasikan penerbitan SBR009 dengan realisasi Rp2,25 triliun dan SR012 Rp12,14 triliun.
Realisasi Penerbitan SBN Ritel 2020
Sumber : Kemenkeu, diolah
Sepanjang tahun lalu, pemerintah merealisasikan penerbitan 10 kali penerbitan SBN Ritel. Data selengkapnya pada tabel berikut :
Realisasi Penerbitan SBN Ritel 2019
Sumber : Kemenkeu, diolah
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Obligasi Negara Ritel seri ORI017 hanya bisa dipesan online selama masa penawaran 15 Juni - 9 Juli 2020 di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.