Target Yield SUN 10 Tahun Tetap 6,54 Persen, Ini Alasannya
Tren positif di pasar surat utang Indonesia tertahan oleh meningkatnya tekanan eksternal akibat virus corona
Tren positif di pasar surat utang Indonesia tertahan oleh meningkatnya tekanan eksternal akibat virus corona
Bareksa.com - PT BNI Sekuritas tetap mempertahankan target yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun di level 6,54 persen tahun ini. Meskipun, pasar surat utang Indonesia masih dirundung ketidakpastian. Analis BNI Sekuritas Ariawan menjelaskan, tren positif di pasar surat utang Indonesia pada awal tahun ini tertahan oleh meningkatnya tekanan eksternal akibat penyebaran wabah virus corona secara global.
"Yield SUN bertenor 10 tahun melonjak ke level 6,91 persen di akhir Februari, dari level terendahnya tahun ini 6,5 persen di pertengahan Februari. Bahkan yield SUN 10 tahun sempat menyentuh 7,04 persen di perdagangan hari pertama bulan Maret 2020," ujar Ariawan dalam risetnya, (3/3/2020).
Akibatnya, investor global mulai beralih dari aset yang lebih berisiko ke obligasi Pemerintah AS yang dianggap lebih aman. Hal ini memicu penurunan yield US Treasury tenor 10 tahun 55 bps dari level tertingginya di Februari ke level 1,15 persen pada akhir bulan lalu. Di sisi lain, indeks saham Dow Jones menurun 14,02 persen ke level 4.142,06 poin dari level tertingginya bulan lalu. Meningkatnya volatilitas pasar global juga tercermin dari peningkatan VIX index ke level 40,11 di akhir Februari.
Promo Terbaru di Bareksa
Meningkatnya minat investor terhadap aset yang lebih aman juga memicu keluarnya dana asing dari pasar surat utang Indonesia. Investor asing mencatatkan net sell Rp22,1 triliun pada pekan terakhir bulan Februari, sehingga total net sell asing di SBN mencapai Rp13,7 triliun secara year to date (ytd).
"Menurunnya minat investor asing terhadap pasar domestik bulan lalu juga tercermin dari kenaikan CDS Indonesia bertenor 5 tahun ke level 101,7 bps, dari level terendahnya pada Februari 2020 di level 58,4 bps," kata dia.
Ke depan, BNI Sekuritas memperkirakan tekanan eksternal masih akan menjadi faktor risiko utama bagi pasar surat utang Indonesia. Namun pasar berpotensi menguat dengan cepat apabila ketidakpastian global terkait virus corona mereda. Dia menyebutkan, yield spread antara SUN dan US Treasury tenor 10 tahun mencapai 580 bps saat ini, jauh di atas rata-rata sepanjang 2019 yang sebesar 536 bps.
Hal ini mengindikasikan bahwa level yield Indonesia saat ini lebih atraktif bagi investor dan membuka kemungkinan kembalinya investor asing ke pasar domestik ketika ketidakpastian global mereda.
Katalis positif lain datang dari pemangkasan suku bunga acuan the Fed di 2020. Dia menyebutkan, The Fed berkemungkinan memangkas suku bunga acuannya tiga kali atau sebesar 75 bps pada 2020. Pemangkasan pertama dilakukan pada FOMC meeting akhir Februaru ini.
Dengan kemungkinan pemangkasan bunga yang lebih agresif dari The Fed, maka spread interest rate antara 7-day Reverse Repo Rate (7DRRR) dan Fed Fund Rate (FFR) akan melebar dan meningkatkan atraktifitas pasar keuangan Indonesia. Interest rate differential antara 7DRRR dan FFR mencapai 300 bps, sedikit dibawah rata-rata sejak 2016 yang sebesar 355 bps.
Spread UST Bond dan BI 7DRRR
Sumber : Riset BNI Sekuritas
Bank Indonesia juga mengeluarkan lima kebijakan lanjutan untuk menjaga dan memitigasi sektor keuangan akibat dampak dari virus corona. "Kami berharap kebijakan lanjutan ini mencegah pelemahan nilai tukar rupiah dan berdampak positif bagi perekonomian," kata dia.
Dengan berdasarkan pada hal tersebut, Ariawan masih optimistis SUN 10 tahun akan berada di level 6,54 persen. Di tengah potensi penurunan yield tersebut, kami menilai akan menjadi peluang bagi investor untuk kembali masuk ke pasar surat utang Indonesia. "SUN bertenor menengah dan panjang seperti FR0081, FR0082, FR0080, dan FR0083 akan menjadi pilihan yang atraktif bagi investor," kata dia.
Target Yield 2020
Sumber : Riset BNI Sekuritas
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pemerintah telah resmi membuka masa penawaran Sukuk Ritel seri SR012 mulai 24 Februari 2020. Masa penawaran investasi syariah itu hingga 18 Maret 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.