Direktur Bahana TCW, Budi Hikmat : Ini Daya Tarik SBN Ritel Bagi Milenial
Ada sejumlah faktor yang mendorong milenial bisa menjadi investor terbesar pada obligasi negara
Ada sejumlah faktor yang mendorong milenial bisa menjadi investor terbesar pada obligasi negara
Bareksa.com - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, generasi milenial menjadi investor terbesar pada pembelian Surat Berharga Negara (SBN) ritel jenis Savings Bond Ritel seri SBR009. Apa yang mendorong hal tersebut?
Kepala Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, mengatakan ada sejumlah faktor yang mendorong milenial bisa menjadi investor terbesar pada obligasi negara.
"Daya tarik SBR bagi milenial juga didukung oleh kemudahan akses, berinvestasi lewat secara online termasuk lewat portal investasi seperti Bareksa," kata Budi Hikmat kepada Bareksa, Rabu (19/2/2020).
Promo Terbaru di Bareksa
Budi menilai, banyaknya generasi milenial yang membeli obligasi negasi, menjasi nilai positif untuk pengembangan masyarakat berinvestasi (investing society). "Prinsip utama berinvestasi itu bukan mengejar cuan (return ON capital). Tapi keamanan pokok (return OF capital) selain faktor likuiditi alias lebih gampang diubah jadi cash," lanjut Budi Hikmat.
DJPPR Kementerian Keuangan mencatat, investor SBR009 yang paling banyak membeli adalah generasi milenial 50,97 persen disusul generasi X dan generasi baby boomers 18,79 persen.
Budi Hikmat mengatakan obligasi negara merupakan bagian dari contoh sarana investasi yang paling bagus untuk mencegah masyarakat terkena investasi bodong. "Pokoknya aman, cuannya nyaman dan likuid," imbuhnya.
Soal SBR sendiri, SBR tidak memiliki risiko gagal bayar karena baik pembayaran pokok maupun kupon (imbal hasil) semuanya dijamin oleh negara. Maka, tidak perlu takut uang kita hilang, karena semua sudah dihitung dalam anggaran pemerintah.
Sifat SBR, sesuai dengan namanya, memang mirip dengan tabungan (saving) atau deposito bank karena tidak bisa diperdagangkan (non-tradable) di pasar sekunder. Artinya, SBR hanya bisa dibeli pada masa penawaran dan disimpan hingga waktu jatuh tempo, kecuali investor memilih fasilitas early redemption (pencairan awal). Masa pencairan awal ini adalah pilihan dan biasanya bisa diambil setelah setahun berinvestasi.
Karena untuk ritel investasi awal SBR sangat rendah, mulai dari Rp1 juta (unit) hingga Rp3 miliar (3.000 unit.) Biasanya, tenor dari SBR tidak terlalu panjang, umumnya dua tahun. Imbalan atau kupon SBR biasanya ditetapkan floating with floor atau mengambang dengan batas minimal.
Sukuk Ritel seri SR012
Kementerian Keuangan dalam waktu dekat juga segera meluncurkan Sukuk Ritel seri SR012. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel ini ditetapkan memberi imbal hasil 6,3 persen per tahun. Sukuk Ritel seri terbaru ini adalah instrumen investasi aman yang dijamin pemerintah khusus untuk pemodal individu dan bisa dibeli secara online selama masa penawaran 24 Februari - 18 Maret 2020.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, melalui pesan singkat kepada mitra distribusi mengatakan, kupon SR012 tersebut ditetapkan berdasarkan BI 7-day (reverse) Repo Rate pada saat penetapan yaitu 5 persen ditambah spread (selisih) 1,3 persen, atau 130 bps.
"Imbalan/kupon fixed SR012 6,3 persen per tahun," tulis Kemenkeu dalam pesan singkat tersebut (20/2/2020).
Sukuk Ritel diterbitkan oleh pemerintah sebagai bentuk penyertaan terhadap aset negara. Masyarakat bisa membeli SR012 dengan modal mulai dari Rp1 juta, kelipatan Rp1 juta hingga Rp3 miliar per orang selama masa penawaran.
Pada sukuk, keuntungan atau imbal hasil yang diberikan adalah berupa uang sewa (ujrah) dengan persentase tertentu sesuai dengan prinsip syariah Islam yang tidak mengandung unsur riba. Imbal hasil sukuk ini juga akan dibayarkan secara rutin tiap bulan.
Sukuk Ritel adalah instrumen investasi yang 100 persen dijamin oleh negara. SR012 memiliki jangka waktu tiga tahun tetapi bisa dijual sebelum jatuh tempo dan diperdagangkan di pasar sekunder (tradable).
Setelah masa penawaran 24 Februari - 18 Maret 2020, investor masih harus memegang SR012 selama masa tunggu (holding period) hingga pembayaran kupon tiga kali. Setelah itu, investor bisa menjualnya di pasar sekunder mulai 11 Juni 2020.
Pasar sekunder ini adalah kegiatan jual beli SR012 setelah masa penawaran. Bila investor membeli SR012 pertama kali di Bareksa saat masa penawaran, dia bisa menjualnya lagi melalui Bareksa nanti.
Karena bisa diperdagangkan di pasar sekunder, harga SR012 bisa naik dan turun tergantung permintaan di pasar. Misal, ketika investor membeli Rp1 juta, dia bisa menjual kembali seharga Rp1,1 juta dengan mempertimbangkan besaran kupon yang bisa diterima hingga jatuh tempo nanti. Selisih harga penjualan dibandingkan modal sebesar Rp100.000 ini yang disebut dengan capital gain.
Perlu diingat, capital gain ini adalah penghasilan yang terkena pajak 15 persen. Jadi kalau kita dapat capital gain Rp100.000, setelah dipotong pajak kita mendapatkan keuntungan bersih Rp85.000. Kalau kita sebagai investor tetap ingin memegang SR012 hingga jatuh tempo pada Maret 2023 nanti, itu sah-sah saja. Bahkan, kita mendapatkan keuntungan pasti berupa kupon tetap (fixed rate) yang dibayar secara bulanan.
(AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pemerintah berencanakan menerbitkan Sukuk Ritel seri SR012 mulai 24 Februari 2020. Masa penawaran investasi syariah itu hingga 18 Maret 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.