Benarkah SBN Ritel Berdampak pada Likuiditas Perbankan dan Emiten?
Investor ritel bisa menambah basis investor yang selama ini didominasi oleh investor institusi terutama asing
Investor ritel bisa menambah basis investor yang selama ini didominasi oleh investor institusi terutama asing
Bareksa.com - Pemerintah tahun ini berencana menerbitkan 10 kali instrumen surat berharga negara (SBN) ritel dengan target penghimpunan dana Rp80 triliun. Aktivitas ini dinilai bisa mempengaruhi aktivitas penghimpunan dana perbankan dan likuiditas emiten.
Namun bagaimana sebenarnya yang terjadi, apakah hal ini memang benar mempengaruhi likuiditas bank dan emiten atau justru menambah basis investor yang selama ini didominasi oleh investor institusi dan asing?
Direktur Keuangan dan Strategis PT Bank Syariah Mandiri Ade Cahyo Nugroho mengatakan industri keuangan dan korporasi memang harus menghadapi konsekuensi dari penerbitan SBN ritel secara masif tersebut. Namun hal itu tidak bisa dihindari karena pemerintah membutuhkan dana untuk membangun infrastruktur. Kendati demikian, konsekuensi ini seharusnya bisa disikapi secara positif.
Promo Terbaru di Bareksa
"Harusnya bisa menjadi kesempatan bagi bank untuk menambah variasi produk kepada nasabah prioritas yang selama ini hanya reksadana dan deposito, kami juga bisa menjual sukuk," ujar dia di Jakarta, Kamis (8/5).
Lagipula, dana yang tersedot dari penghimpunan SBN ritel tersebut hanya Rp200 miliar di BSM, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) yang dimiliki BSM sekitar Rp87 triliun."Ini masih dalam tahap wajar, malah kondisi kami over likuiditas," ucap dia.
Dari sisi emiten, Analis dari PT Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji menjelaskan hal yang mempengaruhi instrumen yang ditawarkan oleh emiten bisa diserap oleh pasar bukan semata karena adanya penerbitan 10 instrumen SBN ritel oleh pemerintah. Hal terpenting sebuah instrumen investasi emiten diterima pasar adalah fundamental dari emiten itu sendiri.
"Kalau misalkan peringkat atau ratingnya bagus maka akan berdampak positif kepada obligasi yang diterbitkannya," kata dia.
Terlepas dari faktor suku bunga acuan dari Bank Indonesia yang bisa membuat obligasi tersebut memiliki imbal hasil yang menarik. Dari sisi investor yang menjadi peminat obligasi tersebut, menurut Nafan sejauh ini terbesar masih dari investor institusi terutama investor asing.
Ade menambahkan, sebagai bank mereka juga menempatkan dananya di obligasi. Saat ini, BSM memiliki kelebihan likuiditas sekitar Rp20 triliun dan sekitar Rp15 triliun di antaranya ditempatkan di surat berharga pemerintah dan instrumen obligasi lainnya.
"Tahun ini melihat kondisi FDR (funding to deposit ratio/FDR) kami yang di bawah 80 persen dan kupon obligasi yang relatif signifikan, kami masih akan ambil sukuk pemerintah, kalau nasabah beli, kami juga beli,"ucap dia.
Nafan melanjutkan, terlepas dari masa tingginya minat investor terhadap obligasi pemerintah ataupun korporasi di Indonesia, emiten yang menerbitkan obligasi jangan melepaskan peran investor ritel. Sebab investor asing cenderung untuk melakukan outflow dari negara yang dinilai tidak memberikan imbal hasil signifikan dan pindah ke negara lain yang menguntungkan.
Hal ini tentunya mempengaruhi kondusivitas perekonomian di suatu negara. Dengan mengembangkan investor ritel, kondisi pasar modal akan menjadi stabil.
"Lalu, apabila investor ritel besar dan terakumulasi maka bisa menjadi sumber likuiditas bagi emiten," kata dia.
* * *
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa adalah salah satu mitra distribusi (midis) untuk penjualan surat utang negara ritel yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan. Transaksi online di Bareksa mudah dan bisa dilakukan kapan saja.
Pembelian ST-004 hanya bisa dilakukan pada periode penawaran 3-21 Mei 2019. Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan ST-004 di Bareksa.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki agar bisa memesan produk Sukuk atau SBN di Bareksa.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di Sukuk dan produk SBN lainnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP, ini caranya.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli Sukuk dan produk SBN lainnya? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
Perlu dicatat, Sukuk Tabungan terbuka bagi masyarakat Indonesia dari kalangan manapun, tanpa memandang latar belakang keyakinan. Kehadiran Sukuk Tabungan ini tentunya memberikan alternatif untuk menyimpan uang pada instrumen yang menghasilkan potensi imbal yang cukup menarik.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.