Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
OJK berupaya menarik kembali minat investor asing ke pasar modal Indonesia dengan kebijakan strategis dan stabilitas ekonomi. Simak di sini!
OJK berupaya menarik kembali minat investor asing ke pasar modal Indonesia dengan kebijakan strategis dan stabilitas ekonomi. Simak di sini!
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dan pemangku kepentingan terus memperkuat kebijakan untuk menarik kembali investor asing ke pasar saham Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyatakan stabilitas ekonomi dan keberlanjutan pertumbuhan menjadi faktor utama agar Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik.
“Kami optimistis pasar modal Indonesia akan terus menawarkan peluang investasi yang menarik bagi investor asing, dengan dukungan fundamental ekonomi yang solid dan perbaikan kebijakan yang berkelanjutan.,” ujarnya dalam keterangan (7/3).
Sejak peresmian Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hampir 5%. Hal ini memunculkan kekhawatiran akan potensi keluarnya modal asing dari Indonesia. Meski begitu, OJK bersama SRO telah melakukan assesmen dan menyiapkan opsi kebijakan dalam rangka mewujudkan pasar modal yang stabil dan memberikan kepercayaan dan perlindungan kepada Investor.
Untuk menjaga daya tarik pasar modal Indonesia, kata Inarno, OJK dan pemerintah terus melakukan berbagai upaya strategis. Di antaranya peningkatan likuiditas pasar, penguatan tata kelola perusahaan, serta peningkatan transparansi. Selain itu, promosi pasar modal Indonesia sebagai destinasi investasi unggulan juga terus dilakukan guna meningkatkan minat investor global.
“Meskipun volatilitas jangka pendek tidak dapat dihindari, kami tetap optimistis Indonesia akan terus menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor domestik maupun asing,” Inarno menjelaskan.
Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang solid, reformasi struktural, serta berbagai peluang investasi yang menjanjikan. Fokus utama OJK saat ini adalah menjaga stabilitas, meningkatkan kepercayaan investor, dan memastikan perkembangan pasar modal yang berkelanjutan.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman beberapa waktu lalu menyatakan dukungannya atas pembentukan Danantara. Namun, Danantara butuh waktu untuk membuktikan kontribusi positif bisnisnya terhadap ekonomi dan pasar modal. “Sementara kalau kita bicara market, itu kan persepsi. Jadi persepsi yang hari ini terjadi dan berikan waktu bagi Danantara untuk proof bisnis model mereka,” kata dia.
Danantara mengelola 12 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis dan anak perusahaannya. Iman mengungkapkan total kapitalisasi pasar dari perusahaan-perusahaan tersebut mencapai Rp1.700 triliun per Februari 2025, atau sekitar 15% dari total kapitalisasi pasar di BEI. Pada 2023, total pajak dan dividen dari BUMN mencapai Rp520 triliun, dengan Rp67 triliun berasal dari dividen perusahaan yang terdaftar di bursa.
Keberadaan BPI Danantara diharapkan bisa meningkatkan transparansi dan tata kelola perusahaan (GCG) bagi BUMN yang terdaftar di bursa. Model investasi yang diterapkan mirip dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) global seperti GIC Temasek di Singapura, yang berorientasi pada pertumbuhan aset jangka panjang melalui pengelolaan dana investasi.
Utuk tahap awal, Danantara menaungi tujuh BUMN utama, yaitu PT Pertamina, PT PLN, MIND ID, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Selain itu, beberapa anak usahanya juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga total terdapat 12 perusahaan, yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) dari Pertamina, serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah Tbk (TINS), anak usaha dari MIND ID. Selain itu, ada juga PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebagai anak usaha BMRI dan BBRI.
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.121,74 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.109,93 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.893,98 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.085,28 | - | - | ||||
Capital Regular Income Fund Dividen | 1.028,98 | - | - | - | - |
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
SR022
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
16 Mei - 18 Jun 2025
Tipe Kupon
Fixed
SBR014
Saving Bond Ritel
Periode Pembelian
14 Jul - 7 Agt 2025
Tipe Kupon
Mengambang
SR023
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
22 Agt - 12 Sep 2025
Tipe Kupon
Fixed
ORI028
Obligasi Negara Ritel
Periode Pembelian
29 Sep - 23 Okt 2025
Tipe Kupon
Fixed
ST015
SyariahSukuk Tabungan
Periode Pembelian
10 Nov - 3 Des 2025
Tipe Kupon
Mengambang