Battle Saham Sawit TAPG, DSNG dan AALI, Saat Harga CPO Meroket
Kenaikan harga CPO salah satunya didorong oleh implementasi campuran biodiesel 40% atau dikenal B40 yang akan dimulai tahun depan
Kenaikan harga CPO salah satunya didorong oleh implementasi campuran biodiesel 40% atau dikenal B40 yang akan dimulai tahun depan
Bareksa.com - Prospek saham-saham emiten perkebunan dan pengolahan minyak sawit mentah (CPO) menyala seiring harganya yang meroket sepekan terakhir. Harga CPO tercatat melonjak 2,99% tembus 5.100 ringgit Malaysia pada Jumat (8/11), dari hari sebelumnya. Sepekan terakhir harga CPO meroket 4,77%, yang menjadi kenaikan tertinggi sejak Juni 2022.
Kenaikan itu berlanjut pada Senin (11/11), menurut data Bursa Malaysia Derivatives (BMD), harga kontrak CPO untuk pengiriman November 2024 naik 110 ringgit, menjadi 5.270 ringgit Malaysia per ton.
Senada harga kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Desember 2024 bertambah 89 ringgit menjadi 5.233 ringgit Malaysia per ton.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Kenaikan Harga CPO
Sumber : Investing.com
Menurut Tim Analis Bareksa, kenaikan harga CPO didorong oleh implementasi campuran biodiesel 40% atau dikenal B40 yang akan dimulai tahun depan, sehingga permintaan CPO bakal semakin tinggi.
Tetapi dari sisi pasokan diperkirakan akan melambat karena usia pohon yang menua, sehingga produksi semakin berkurang, ditambah lagi program pemerintah untuk peremajaan pohon yang realisasinya jauh di bawah harapan.
Pemerintah awalnya menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 180 ribu hektar per tahun. Tetapi kenyataannya hanya rampung 360 ribu hektare dalam kurun 2017 - 2024.
Prospek Kinerja Emiten CPO
Tim Analis Bareksa menilai emiten yang menarik untuk dilirik saat ini adalah PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), yang pada Senin (11/11) harga sahamnya masing-masing naik 6,17% menjadi Rp1.290 dan meningkat 1,1% menjadi Rp915. Sebab kedua perusahaan ini memiliki rata-rata usia pohon relatif muda yakni 14,7 tahun dan 13,5 tahun, dibandingkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang di atas 16 tahun. AALI saat ini memiliki komposisi pohon tua yang berusia di atas 15 tahun mencapai lebih dari 50% lahan.
Secara luasan lahan, DSNG dan TAPG memiliki 112 ribu hektare dan 160 ribu hektare kebun sawit. Sedangkan AALI menguasai lahan 285 ribu hektare. DSNG dan TAPG mencatat kenaikan pendapatan 9 bulan pertama tahun ini 9% dan 3% dibandingkan tahun lalu dan laba melesat 71% dan 47%. AALI mencatat kenaikan pendapatan 4%, tetapi laba tidak bertumbuh sama sekali alias flat.
Secara neraca, tingkat utang ketiga emiten masih tergolong sehat karena memiliki rasio utang terhadap laba usaha sebelum depresiasi dan amortisasi (EBITDA) di bawah 4x. Pada Selasa (12/11), saham AALI stagnan di Rp6.700, saham TAPG naik 2,73% menjadi Rp940 dan saham DSNG melesat 6,2% menjadi Rp1.370.
Rasio Keuangan Emiten CPO
Sumber : perseroan diolah Tim Analis Bareksa
Menurut riset Ciptadana Sekuritas (31/10), pilihan teratas saham CPO ialah AALI, DSNG dan TAPG. AALI telah mempertahankan hasil panen tandan buah segar (TBS) yang relatif stabil di tengah aktivitas penanaman ulang yang ketat. DSNG dan TAPG dengan usia pohon yang relatif muda, menjanjikan pertumbuhan hasil panen yang lebih cepat. Ketiga saham itu direkomendasikan beli dengan target harga masing-masing Rp7.600, Rp1.100 dan Rp935.
Sumber : Ciptadana Sekuritas
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.