Saham BRMS Melesat 62% Sebulan, Begini Prospek Bisnis Emasnya Dibanding MDKA dan ANTM
Tim Analis Bareksa tetap mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dan MDKA
Tim Analis Bareksa tetap mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dan MDKA
Bareksa.com - Harga saham salah satu emiten Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melesat hingga 63% sebulan terakhir jadi Rp376 pada Selasa (29/10). Saham operator tambang mineral, emas dan tembaga itu bahkan meroket 147% dalam 6 bulan terakhir dan 114% sepanjang tahun berjalan (YTD) atau waktu hampir 10 bulan terakhir.
Lonjakan tersebut membuat saham BRMS menjadi sorotan, termasuk saham Grup Bakrie lainnya seperti BUMI, ENRG, DEWA hingga VKTR yang juga mencatatkan lonjakan dalam waktu singkat. Menurut Tim Analis Bareksa, lonjakan saham BRMS di antaranya ditopang kenaikan harga komoditas, terutama emas dan juga sentimen terafiliasi dengan pendukung presiden dan wakil presiden terpilih. Sebab bos besar perusahaan konglomerasi Grup Bakrie yakni Aburizal Bakrie pada 2023 lalu ditunjuk sebagai dewan pembina dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sebulan terakhir (per 28/10), broker pemborong saham BRMS terbesar di antaranya Buana Capital Sekuritas (RF) yang net buy mencapai 8,34 juta saham dan UBS Sekuritas Indonesia (AK) 5,57 juta lembar saham. Tim Analis Bareksa menilai BRMS mulai prospektif sejak pada 2022 lalu Grup Salim masuk dengan porsi kepemilikan 25%. BRMS juga direncanakan akan jadi pemasok bahan baku untuk smelter milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Promo Terbaru di Bareksa
Perbandingan Bisnis Emas BRMS, MDKA dan ANTM
Menurut Tim Analis Bareksa, BRMS tercatat memiliki cadangan emas hingga 517 metrik ton, lebih tinggi dari perusahaan yang juga bergerak di bidang tambang dan pengolahan emas seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang hanya 415 metrik ton hingga semester I 2024. Adapun PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tercatat memiliki cadangan emas 585.000 ounce (Oz). Dari sisi produksi, BRMS juga unggul dengan sebanyak 26.774 ounce emas, lebih tinggi dari MDKA 25.382 ounce emas dan ANTM 14.114 ounce emas. Kondisi ini bisa membuat BRMS bisa jadi lebih unggul dalam penjualan emas ke depannya.
Semester I 2024 | Emas | |
Produksi (Oz) | Cadangan (mt) | |
BRMS | 26.774 | 517,1 |
MDKA | 25.382 | 415,8 |
ANTM | 14.114 | 585* |
Sumber : BRMS, MDKA dan ANTM, *in thousand oz
Seiring kenaikan harga emas sepanjang tahun ini, hal ini bisa mengenjot pendapatan ketiga perusahaan. Harga emas spot dunia tercatat melesat 33,36% dari US$2.062 per ounce pada akhir 2023 menjadi US$2.750 per ounce pada Selasa (29/10/2024).
Menurut Tim Analis Bareksa, lonjakan harga logam kuning bisa mengerek pendapatan BRMS, sering kenaikan volume produksi. Sepanjang semester I 2024, penjualan BRMS meroket 386% menjadi US$61,2 juta, sehingga laba bersih perseroan juga naik 67% menjadi US$9,45 juta. Kenaikan pendapatan seiring produksi emas BRMS yang melesat 251% menjadi 26.744 ounce atau setara 832 kilogram pada paruh pertama tahun ini. Secara kuartal per kuartal pendapatan dan laba bersih BRMS masing-masing naik 101% dan 51%.
Kinerja Keuangan BRMS
Sumber : BRMS
Menurut Tim Analis Bareksa, secara valuasi saham BRMS terlihat mahal karena memiliki banyak tambang yang masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan, atau belum semuanya berproduksi. Pabrik emas yang beroperasi saat ini terletak di Paboya, Palu. Berdasarkan data investing.com (29/10), rasio harga saham terhadap laba bersih (PER) BRMS 92,25 di atas industri 43,67.
Kinerja MDKA
Sumber : MDKA
Adapun MDKA mencatatkan pendapatan dari segmen bisnis emas US$120 juta, naik 19% di semester I 2024. Secara total pendapatan MDKA di semester I mencapai US$1,09 miliar di semester I 2024, atau melesat 110%. Tak hanya emas, MDKA juga memproduksi tembaga, nikel, perak dan mineral lainnya. Segmen bisnis emas hanya menyumbang 10,9% terhadap total pendapatan MDKA di semester I 2024.
Sedangkan ANTM mencatatkan penurunan laba bersih 17,5% menjadi Rp1,55 triliun di semester I 2024. Padahal sejatinya penjualan perseroan meningkat 7% menjadi Rp23,18 triliun di periode yang sama. Tekanan laba akibat beban pokok penjualan membengkak hingga 21,58% menjadi Rp21,18 triliun, lebih tinggi dari kenaikan penjualan. Akibatnya laba kotor ANTM juga merosot 52,83% menjadi Rp2 triliun.
Penjualan ANTM dari segmen emas masih menjadi yang paling dominan, melesat 41,56% menjadi Rp18,83 triliun. Namun penjualan bijih nikel anjlok 60% menjadi Rp1,95 triliun, juga di segmen feronikel, perak serta alumina. Meski segmen emas mengkompensasi penurunan di hampir semua segmen, namun beban pokok penjualannya membengkak. Nilai pembelian logam mulia ANTM meroket 47,18% menjadi Rp17,61 triliun. Nilai ini setara 83,13% dari total beban pokok penjualan Antam.
Kinerja Keuangan ANTM
Sumber : ANTM
Mempertimbangkan kinerja ketiga perusahaan tersebut, Tim Analis Bareksa tetap mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dan MDKA dengan target harga masing-masing Rp1.800 dan Rp3.500. Dibandingkan harga terakhir (per 29/10) saham ANTM di Rp1.615 dan MDKA di Rp2.360, maka masih ada potensi kenaikan masing-masing 11,4% dan 48,3%.
Harga Saham dan Valuasi (PBV)
Kode Saham | PBV (kali) | PER | Last Price (Rp) | Target Harga (Rp) |
ANTM | 1.34 | 12.55 | Rp1.615 | Rp1.800 |
BRMS | 2.75 | 177.07 | Rp376 | Rp 400 |
MDKA | 3.66 | N/A | Rp2.360 | Rp3.500 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, Ciptadana Sekuritas, last price per 29/10/2024
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.