Bank Indonesia Sebut DPK Meningkat 5,8% Pada Januari 2024
Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 6,2% (YOY) dan perorangan sebesar 5,4% (YOY)
Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 6,2% (YOY) dan perorangan sebesar 5,4% (YOY)
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) mencatat dana pihak ketiga (DPK) pada Januari 2024 mencapai Rp8.169,1 triliun, atau tumbuh 5,8% secara year on year (YOY), yang pertumbuhan bulan sebelumnya naik sebesar 3,8% (YOY).
"Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 6,2% (YOY) dan perorangan sebesar 5,4% (YOY)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (23/2/2024).
Pada Januari 2024, giro tumbuh 7,1% (YOY), setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,9% (YOY). Tabungan meningkat 4,2% (YOY), setelah tumbuh 2% (YOY) pada bulan sebelumnya. Sementara itu, Erwin menuturkan simpanan berjangka naik 6% (YOY), setelah pada Desember 2023 tumbuh 5,4 persen (yoy).
Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Januari 2024 sebesar Rp915,9 triliun atau tumbuh 10,3% (YOY), setelah tumbuh 8,7% (YOY) pada Desember 2023.
Investasi Saham di Sini
Tabungan Masyarakat Meningkat
Di sisi lain tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tercatat sebesar Rp2.242,2 triliun pada Januari 2024, atau tumbuh 3,8% (YOY), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 1,5% (YOY).
Giro rupiah tercatat sebesar Rp1.648,8 triliun atau meningkat 3,6% (YOY), setelah terkontraksi sebesar 0,7% (YOY) pada bulan sebelumnya. Sedangkan giro valas pada Januari 2024 mencapai Rp724,7 triliun, atau tumbuh sebesar 10,7% (YOY).
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengungkapkan sejumlah penyebab pelambatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di akhir tahun 2023, salah satunya karena dipengaruhi pertumbuhan DPK yang tinggi pada masa pandemi atau high base effect. Selain itu, penghimpunan DPK yang melambat juga turut dipengaruhi oleh penggunaan dana internal untuk operasional dan ekspansi perusahaan setelah pandemi, konsumsi masyarakat yang kembali meningkat dengan berakhirnya status pandemi, serta dampak dari instrumen alternatif penempatan dana selain DPK.
"Meskipun demikian, kondisi likuiditas bank umum tetap terjaga dan dinilai sangat memadai tercermin dari rasio-rasio likuiditas yang jauh di atas threshold seperti Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing naik menjadi 120,07% dan 28,73%, atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%," kata Dian di Jakarta, Kamis (22/2).
Investasi Saham di Sini
(IQPlus/05348948/mp)
***
Promo Terbaru di Bareksa
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.