Stock Pick : IHSG Naik Jelang Rilis Suku Bunga BI, Cermati Saham ACES, AMMN, MPMX dan HOKI
IHSG menguat di tengah pasar sedang menanti hasil rapat BI pada Rabu (21/2) yang diprediksi kembali menahan suku bunga acuan 6%
IHSG menguat di tengah pasar sedang menanti hasil rapat BI pada Rabu (21/2) yang diprediksi kembali menahan suku bunga acuan 6%
Bareksa.com - Berikut kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (20/2/2024) dan saham pilihan rekomendasi Tim Analis Bareksa, Rabu (21/2):
IHSG : last price 7.352,6
Pasar Saham Indonesia atau yang tercermin dari kinerja IHSG rebound kembali tembus di atas level psikologis 7.300-an kemarin, setelah sehari sebelumnya melemah akibat tertekan aksi ambil untung. Indeks saham kebanggan Tanah Air naik 0,77% atau bertambah 55,9% menjadi 7.352,6 pada Selasa (20/2) dengan kelompok 45 saham unggulan (LQ45) melesat 1,26% menjadi 1.010,87.
IHSG menguat di tengah pasar sedang menanti pengumuman hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Rabu (21/2) yang diprediksi kembali menahan suku bunga acuan 6%. Sentimen lainnya ialah survei harga properti residensial (SHPR) oleh BI menunjukkan harga properti residensial di pasar primer naik 1,74% pada kuartal IV 2023. Ini menggambarkan pemulihan daya beli masyarakat terus berlanjut, meskipun dibayangi suku bunga tinggi. Pasar juga menanti perkembangan dinamika politik usai pemilihan umum (Pemilu) 2024, seiring mulai terbuka opsi koalisi dari masing-masing pasangan calon.
Promo Terbaru di Bareksa
Sentimen eksternal di antaranya Bank Sentral China (PBoC) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan pinjaman 5 tahun untuk pertama kalinya sejak bulan Juni. Langkah itu seiring upaya Pemerintah Negara Panda untuk menghidupkan kembali pasar properti yang lesu. Suku bunga pinjaman 5 tahun yang menjadi acuan, dipotong 25 basis poin menjadi 3,95%. Nilai pemangkasan itu, lebih besar dari ekspektasi para ekonom yakni pemangkasan 5-15 basis poin.
Pelaku pasar saat ini menanti rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC Minutes) Januari 2024 pada Kamis (22/2). Risalah ini akan jadi petunjuk kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) soal kapan pemangkasan suku bunga mulai dilakukan. The Fed sebelumnya menahan suku bunga acuan 5,25-5,5%. Pasar kini mulai khawatir The Fed akan menunda penurunan suku bunga hingga semester II, dari ekspektasi sebelumnya di Maret atau kuartal II.
Sentimen eksternal lainnya justru negatif yakni soal perkembangan konflik di Gaza, Timur Tengah yang kian memanas. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan akan terus melakukan serangan demi mencapai kemenangan total, yaitu memusnahkan Hamas.
Secara sektoral saham, sektor keuangan menjadi penopang IHSG kemarin dengan kenaikan 1,24%. Nilai transaksi kemarin sekitar Rp10 triliun dengan melibatkan 14 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 274 saham naik, 245 saham turun dan 243 saham stagnan. Beberapa saham yang menopang kenaikan IHSG kemarin yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 3,28%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 1,52% dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) bertambah 2,56%.
Kinerja bursa saham Asia kemarin di antaranya indeks Nikkei melemah 0,28% jadi 38,363,6, indeks Hang Seng menguat 0,57% jadi 16.247,51, indeks Shanghai menguat 0,42% jadi 2.922,73, dan indeks Straits Times menguat 0,56% jadi 3.244,06.
Di tengah penguatan IHSG, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan:
Stock Pick | ACES | HOKI | AMMN | MPMX |
Last price | Rp785 | Rp188 | Rp8.025 | Rp1.055 |
Recommendation | Accumulative buy | Speculative buy | Speculative buy | Trading buy |
Entry | Rp780 | Rp185 | Rp7.950 | Rp1.055 |
Rp750 | Rp176 | Rp7.725 | Rp1.035 | |
Target price (TP) 1 | Rp815 | Rp194 | Rp8.200 | Rp1.075 |
Target price (TP) 2 | Rp840 | Rp200 | Rp8.300 | Rp1.090 |
Stop loss | Rp730 | Rp170 | Rp7.650 | Rp1.025 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 20/2/2024
ACES : last price Rp785
Harga saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) naik 3,29% atau bertambah 25 poin menjadi Rp785 pada Selasa (20/2). Tim Analis Bareksa merekomendasikan akumulasi beli saham ACES di rentang harga Rp750 dan Rp780, dengan target harga ambil untung di Rp815 dan Rp840, serta stop rugi di Rp730.
HOKI : last price Rp188
Harga saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) melesat 9,3% atau bertambah 16 poin menjadi Rp188 pada Selasa (20/2). Tim Analis Bareksa merekomendasikan spekulasi beli saham HOKI di kisaran Rp176 dan Rp185, dengan target harga ambil untung di Rp194 dan Rp200, serta stop rugi di Rp170.
AMMN : last price Rp8.025
Harga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) naik 2,56% atau bertambah 200 poin menjadi Rp8.025 pada Selasa (20/2). Tim Analis Bareksa merekomendasikan spekulasi beli saham AMMN di rentang harga Rp7.725 dan Rp7.950, dengan target harga ambil untung di Rp8.200 dan Rp8.300, serta stop rugi di Rp7.650.
MPMX : last price Rp1.055
Harga saham PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menguat 1,44% atau bertambah 15 poin menjadi Rp1.055 pada Selasa (20/2). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham MPMX di kisaran Rp1.035 dan Rp1.055, dengan target harga ambil untung di Rp1.075 dan Rp1.090, serta stop rugi di Rp1.025.
Ringkasan Berita Pasar
BNGA
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan kinerja moncer dengan meraup laba bersih di 2023 mencapai Rp6,47 triliun, atau melesat 28,42% secara tahunan (YOY). Capaian laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit 8,5% YOY atau senilai Rp 213,4 triliun.Kontribusi kredit terbesar masih berasal dari kredit korporasi yang mencapai Rp83,4 triliun, tumbuh 11,7% YOY. Pertumbuhan kredit tertinggi juga tercatat di segmen syariah yang mencapai 17% mencapai Rp55,2 triliun. Sementara itu, kredit konsumer kenaikannya hanya 6,9% jadi Rp71,8 triliun. (Kontan)
ASSA
Emiten transportasi dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menargetkan pendapatan sekitar Rp4,7 triliun hingga Rp4,8 triliun di 2024. ASSA juga menganggarkan belanja modal sekitar Rp1,5 triliun hingga Rp1,6 triliun. ASSA menyatakan tidak terlibat banyak dalam melayani distribusi logistik selama Pemilu 2024. Sebab, pangsa pasar ASSA masih meliputi kebutuhan korporasi dan institusi. (Kontan)
SIDO
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada 2023. SIDO membukukan penjualan Rp3,56 triliun, turun 7,75% secara tahunan (YOY) dari Rp3,86 triliun tahun sebelumnya. Rinciannya, penjualan jamu herbal & minuman berkontribusi Rp2,34 triliun, segmen makanan & minuman menyumbang Rp1,1 triliun dan segmen farmasi Rp115,68 miliar. Alhasil, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SIDO turun 13,94% menjadi Rp950,64 miliar. Padahal pada 2022, SIDO mencetak laba bersih Rp1,1 triliun. (Kontan)
MBMA
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) berencana menaikkan target operasionalnya tahun ini, baik untuk produksi nickel pig iron (NPI) maupun nikel matte. Anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) itu akan membidik produksi 85.000 ton hingga 92.000 ton NPI tahun ini, dengan asumsi all-in sustaining costs (AISC) US$10.000 hingga US$12.000 per ton. Sebagai perbandingan, tahun lalu produksi NPI MBMA 65.117 ton NPI dengan AISC US$12.262 per ton. MBMA juga menarget produksi 50.000 - 55.000 ton nikel matte dengan AISC US$13.000 per ton hingga US$15.000 per ton. Tahun lalu, MBMA memproduksi 30.333 ton nikel dalam matte dengan AISC US$14.809 per ton. (Kontan)
IPO Saham
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan ada 59 rencana penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) dalam pipeline penghimpunan dana dari perusahaan baru. Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK menyampaikan antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat. Hal ini tercermin dari capaian penghimpunan dana di pasar modal yang menembus Rp12,34 triliun hingga 16 Februari 2024 dari 11 emiten baru tercatat. Sehingga masih terdapat 86 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif Rp50,02 triliun. Tahun ini OJK menargetkan total penggalangan dana di pasar modal Rp200 triliun. (Kontan)
Merger Bank Syariah
Tak hanya merger BTN Syariah dan Muamalat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi sinyal adanya bank syariah yang berasal dari gabungan antara tiga hingga empat bank swasta syariah. Saat ini yang baru mengumumkan akan melakukan pemisahan unit usaha syariah adalah BTN Syariah. Di mana, bank yang fokus pada kredit properti ini sedang tahap due diligence untuk mengakuisisi Bank Muamalat. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae bilang untuk BTN dan Bank Muamalat sudah dalam tahap pembicaraan dan saat ini tinggal menunggu finalisasi. Kini ada bank swasta yang juga mengajukan izin untuk spin off. Bank swasta syariah baru ini akan melibatkan tiga hingga empat bank syariah maupun unit usaha syariah. (Kontan)
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.