Bank Sentral Singapura Pertahankan Kebijakan
Perubahan kebijakan moneter terakhir MAS terjadi pada bulan Oktober 2022
Perubahan kebijakan moneter terakhir MAS terjadi pada bulan Oktober 2022
Bareksa.com - Otoritas Moneter Singapura atau Monetary Authority of Singapore (MAS) memutuskan tidak mengubah kebijakan moneter pada hari Senin (29/1/2024), sejalan dengan ekspektasi pasar. Dalam keputusan pertama jadwal triwulanannya yang baru, MAS mengatakan pihaknya akan mempertahankan tingkat apresiasi yang berlaku pada rentang kebijakan nilai tukar efektif nominal dolar Singapura (S$NEER).
"Jika tidak ada guncangan global lebih lanjut, perekonomian Singapura diperkirakan akan menguat pada tahun 2024 dengan pertumbuhan yang lebih luas," demikian disebutkan. Sementara itu mengenai inflasi inti, MAS kemungkinan akan tetap tinggi pada awal tahun ini, namun akan menurun secara bertahap dan turun pada kuartal keempat, sebelum turun lebih jauh pada tahun depan.
MAS menyebutkan bahwa pengaturan kebijakan moneter saat ini masih sesuai. Apresiasi berkelanjutan terhadap rentang kebijakan akan terus meredam inflasi impor dan membatasi tekanan biaya dalam negeri, sehingga menjamin stabilitas harga jangka menengah.
MAS mempertahankan kisaran perkiraan sebelumnya sebesar 2,5% hingga 3,5% untuk inflasi inti setahun penuh, tidak termasuk akomodasi dan transportasi pribadi. Dalam perkiraan inflasi terbarunya, MAS tidak memberikan perkiraan inflasi utama tahun 2024 yang diperbarui, dan menyatakan bahwa mereka akan melakukan hal yang sama dalam pernyataan kebijakan moneter bulan Januari. Kisaran perkiraan sebelumnya adalah 3% hingga 4%.
Sementara itu di tengah penurunan premi Certificate of Entitlement (COE) sejak bulan November dan pasokan COE yang lebih besar tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, bank sentral kini telah menurunkan kisaran perkiraan inflasi utama menjadi antara 2,5% dan 3,5%.
Perubahan kebijakan moneter terakhir MAS terjadi pada bulan Oktober 2022, ketika titik tengah rentang kebijakan S$NEER dipusatkan kembali ke level yang berlaku saat itu, tanpa perubahan pada kemiringan atau lebar rentang tersebut. Ini adalah langkah terakhir dari lima langkah pengetatan berturut-turut dua di antaranya merupakan penyesuaian di luar siklus yang dimulai pada bulan Oktober 2021.
Bank sentral mencatat inflasi inti MAS terus menurun secara tahunan pada kuartal keempat tahun 2023, meskipun lebih kecil dari perkiraan.
Investasi Saham di Sini
(IQPlus/02836275/mp)
***
Promo Terbaru di Bareksa
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.