Berita Saham Hari Ini : Efek Bank AS Runtuh di Pasar Saham Mereda, Harita Nickel IPO Rp9,9 Triliun
Bursa saham AS hijau didorong sentimen data inflasi yang sesuai prediksi, saham BBRI, BBCA dan ASII direkomendasi beli
Bursa saham AS hijau didorong sentimen data inflasi yang sesuai prediksi, saham BBRI, BBCA dan ASII direkomendasi beli
Bareksa.com - Berikut rangkuman berita pasar modal dan saham dikutip dari laporan riset Kopi Pagi oleh D’Origin Financial & Business Advisory yang dipublikasi Rabu (15/3/2023) :
Wall Street
Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street rebound pada Selasa (14/3) waktu setempat, atau Rabu dinihari WIB, menyusul rilis data inflasi Negara Paman Sam yang sesuai prediksi. Kegelisahan pasar atas efek dari runtuhnya dua bank besar AS, Silicon Valley Bank dan Signature Bank juga mulai berkurang.
Kondisi ini memunculkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada rapat pekan depan, tidak akan lagi terlalu agresif. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,06% jadi 32.155,4, indeks S&P 500 menguat 1,68% ke 3.920,56 dan indeks Nasdaq Composite naik 2,14% ke 11.428,15.
Promo Terbaru di Bareksa
IHSG
Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada (14/3) ditutup melemah 2,14% di level 6.641,81. D’Origin Financial & Business Advisory menilai IHSG di kisaran 6.560 - 6.750, dengan level support 6.600 - 6.560 dan resisten 6.700 - 6.750.
Pelemahan IHSG utamanya karena investor asing mencatat net sell jumbo Rp1,33 triliun di seluruh pasar, yang terbesar di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp384,3 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp360,6 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp353 miliar.
Pelemahan IHSG berpotensi menguji support 6.600, sehingga penembusan level ini membuka peluang menuju 6.560. Jika mampu bertahan, maka akan membuka peluang penguatan.
Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Minyak Mentah
Harga minyak jatuh lebih dari 4% ke level terendah dalam 3 bulan terakhir, pada Selasa akibat runtuhnya bank AS baru-baru ini memicu kekhawatiran potensi krisis keuangan baru yang dapat mengurangi permintaan minyak di masa depan. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei anjlok 4,1% jadi US$77,45 per barel. Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April juga ambrol 4,6% jadi US$71,33 per barel.
Emas
Harga emas merosot pada Selasa akibat aksi ambil untung investor. Penurunan ini menghentikan kenaikan 3 hari beruntun sebelumnya, hingga harga emas sempat di level tertinggi dalam 6 pekan, didorong oleh tingginya minat terhadap aset safe haven akibat ketakutan pasar atas tutupnya bank AS. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, turun 0,29% jadi US$1.910,90 per ounce.
Rupiah
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Selasa melemah 0,06% jadi Rp15.385 per dolar AS. Di pasar spot, rupiah melemah 0,14% ke level Rp15.386. Rupiah terpantau mendekati posisi 2 bulan terendahnya.
Mobil Listrik
Pemerintah berencana memberikan insentif untuk mobil listrik sebanyak 35.900 unit pada 20 Maret 2023. Subsidi itu kabarnya akan diberikan pada dua produsen mobil listrik yakni Hyundai dan Wuling. Hyundai Ionic 5 akan mendapatkan insentif Rp70-80 juta, sementara Wuling akan mendapat Rp25 juta-35 juta. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menerangkan, subsidi baru diberikan ke dua produsen mobil listrik tersebut lantaran sudah memenuhi syarat memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 40%.
Perbankan
Penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) Amerika Serikat tidak akan berdampak langsung terhadap industri perbankan Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menyatakan, tidak ada hubungan bisnis, facility line maupun investasi pada produk sekuritisasi SVB.
OJK menyebutkan, berbeda dengan SVB dan perbankan di AS umumnya, bank-bank di Indonesia tidak memberikan kredit dan investasi kepada perusahaan technology startups maupun kripto. Karena itu, OJK mengharapkan agar masyarakat dan Industri tidak terpengaruh terhadap berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat atas penutupan SVB.
Utang Luar Negeri
Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2023 tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada Januari 2023 tercatat US$404,9 miliar. ULN Indonesia pada Januari 2023 mengalami kontraksi 1,9%, melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,1%.
Lelang SUN
Gonjang-ganjing pasar global tidak membuat lelang Surat Utang Negara (SUN) sepi peminat. Total penawaran lelang SUN kemarin mencapai Rp52,66 triliun. Jumlah ini lebih besar dari penawaran yang masuk pada lelang dua pekan lalu Rp45,97 triliun. Sementara total nominal yang diserap pemerintah Rp20 triliun. Minat asing pada lelang SUN juga naik. Ini terlihat dari incoming bids asing yang naik 2 kali lipat jadi Rp13,03 triliun, dari Rp6,79 triliun pada lelang dua pekan sebelumnya.
Investasi di SBN Ritel Sekarang, Klik di Sini
BBRI
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada Senin (13/3) menyetujui pembagian dividen kepada pemegang saham dengan rasio 85% dari laba bersih tahun buku 2022 atau senilai Rp43,49 triliun, setara Rp288 per saham. Sedangkan sisanya 15% sebagai saldo laba ditahan, yakni Rp7,67 triliun.
Harga saham BBRI pada Selasa (14/3) ditutup minus 2,48% jadi Rp4.710. D’Origin Financial merekomendasi beli saat melemah (BOW) saham BBRI dengan target harga Rp4.900 dan stop rugi (SL) di Rp4.500, dengan level support Rp4.670-4.650 dan resisten Rp4.750-4.800. Pelemahan saham BBRI berpotensi menguji support Rp4.670, sehingga penembusan level ini membuka peluang menuju Rp4.650.
ASII
PT Astra International Tbk (ASII) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Tahunan (RUPST) pada 19 April 2023. Salah satu agendanya adalah pembagian dividen. Sebelumnya, manajemen ASII mengajukan usulan pembagian dividen final Rp552 per saham atau setara dengan Rp22,3 triliun. Saham ASII pada Selasa (14/3) ditutup melemah 2,53% di level Rp5.775.
ASII juga mencatatkan total penjualan mobil 97.319 unit pada Januari - Februari 2023, atau naik 11,43% dari periode yang sama tahun lalu dengan pangsa pasar 54%. Secara bulanan di Februari 2023, Astra berhasil menjual 46.564 unit mobil atau naik 8,23% dari februari 2022.
D’Origin Financial merekomendasi spekulasi beli saham ASII dengan target harga Rp6.200 dan stop rugi di Rp5.550, dengan level support Rp5.700-5.650 dan resisten Rp5.850-5.900. Pelemahan saham ASII berpotensi menguji support Rp5.700, sehingga penembusan level ini membuka peluang menuju Rp5.650.
BBCA
BBCA akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 16 Maret 2023, yang salah satu agendanya pembagian dividen tunai. RUPS tahunan itu akan digelar secara fisik dan elektronik. BCA mencatatkan laba Rp40,7 triliun di 2022 atau meroket 20,6%. Tingkat pengembalian ekuitas (ROE) BBCA mencapai 21,7% pada 2022, tumbuh dari 2021 di 18,25%.
Harga saham BBCA ditutup minus 2,63% di Rp8.325 pada Selasa (14/3). D’Origin Financial merekomendasi beli saat melemah (BOW) saham BBCA dengan target harga Rp9.000 dan stop rugi di Rp8.000, dengan support Rp8.250-8.200 dan resisten Rp8.400-8.450. Pelemahan saham BBCA berpotensi menguji support Rp8.250, sehingga penembusan level ini membuka peluang menuju Rp8.200.
Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
BMRI
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada Selasa (14/3) memutuskan rasio dividen 60% dari laba bersih 2022, atau mencapai Rp24,7 triliun yang setara Rp529,34 per saham. RUPST juga menyetujui aksi korporasi pelaksanaan pemecahan saham (stock split) BMRI dengan rasio 1:2, yang akan dilaksanakan paling lambat 30 hari setelah RUPST.
AGRS
PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) membukukan laba bersih Rp103,45 miliar pada 2022, atau melonjak 710,1% dari 2021.
BJBR
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) memproyeksi peningkatan laba bersih jadi Rp2,57 triliun atau tumbuh 14,57% pada 2023. Sedangkan margin bunga bersih (net interest margin) diprediksi turun dan penyaluran kredit diasumsikan melambat.
Trimegah Bangun Persada
PT Trimegah Bangun Persada (TBP) atau Harita Nickel bersiap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham, dengan membidik dana fantastis US$650 juta atau sekitar Rp9,9 triliun. Jumlah itu di atas nilai IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE/PGEO) Rp9 triliun. Harita Nickel menawarkan harga IPO berkisar Rp1.220-Rp1.250 per saham. Dengan menggunakan harga penawaran teratas, valuasi perusahaan pertambangan dan smelter nikel itu mencapai $5,2 miliar.
Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Saham adalah instrumen investasi yang memiliki risiko kerugian. Artikel ini bertujuan untuk berbagi informasi seputar pasar dengan analisa untuk meminimalisir risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual saham ada di tangan investor.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.