Bareksa.com – Berikut kinerja reksadana yang diperdagangkan di super app investasi atau aplikasi reksadana terbaik Bareksa dengan nilai Barometer tertinggi, beserta kinerja imbal hasilnya sebulan terakhir (per 14 Maret 2025) :

​Reksadana Saham

IHSG : -1,85%

​Indeks Reksadana Saham : -4,47%
Sucorinvest Sustainability Equity Fund : -4,21%

​​Indeks Reksadana Saham Syariah : -3,42%
Sucorinvest Sharia Equity Fund : -0,28%

Reksadana Campuran​

Indeks Reksadana Campuran : -2,64%
​BNP Paribas Equitra Campuran Harmoni : -0,02%

​Indeks Reksadana Campuran Syariah : -3,22%
Sucorinvest Sharia Balanced Fund : 0,64%

Reksadana Pendapatan Tetap​

​Indeks Reksadana Pendapatan Tetap : -0,02%
Trimegah Dana Obligasi Nusantara : 0,45%

​Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 0,04%
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A : 0,37%

Reksadana Pasar Uang​

Benchmark :
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,258% per bulan
> Bank Mandiri : 0,292% per bulan
> BNI : 0,354% per bulan
> BRI : 0,396% per bulan

​Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,34%
Capital Money Market Fund : 0,45%

​Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,34%
STAR Sharia Money Market : 0,47%

​​Reksadana Ind​eks​

​Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A : -5,47%
BRI Indeks Syariah : -7,25%

Investasi Reksadana di Sini

​Ringkasan Informasi Pasar​

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (14/03/2025) turun 1,98% ke level 6.515,631. Berdasarkan data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun tercatat naik ke level 6,981% pada Jumat (14/03/2025) pukul 16.00 WIB.

Di tengah melemahnya IHSG, reksadana pasar uang dapat dijadikan pilihan untuk investasi jangka pendek dan diversifikasi portofolio. Reksadana pasar uang berisikan instrumen pasar uang yang terbilang stabil, seperti deposito bank dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun.

Di marketplace reksadana terbaik Bareksa terdapat dua reksadana pasar uang yang mampu mencetak imbal hasil 1,63% dan 1,34% sejak awal tahun hingga 14 Maret 2025 (year to date) reksadana itu ialah PNM Dana Tunai dan Sucorinvest Money Market Fund.

Reksadana PNM Dana Tunai yang dikelola oleh PT PNM Investment Management, mencatatkan cuan 1,63% secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Februari 2025, portofolio investasi reksadana ini ialah Deposito Bank Rakyat Indonesia, Obligasi ASF Tahap III Tahun 2024 Seri A, Obligasi AF Tahap III Tahun 2024 Seri A, Deposito Bank MNC Internasional, Deposito Bank Capital Indonesia, Deposito Bank Aladin Syariah, Deposito Bank Bukopin, Deposito Bank BJB Syariah, Deposito Bank Mayapada Internasional, dan Deposito Nagari Syariah.

Sedangkan reksadana Sucorinvest Money Market Fund yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management, mencatatkan cuan 1,34%% secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Februari 2025, portofolio investasi reksadana ini ialah Obligasi DART03CN1, Obligasi INKP03BCN1, Obligasi LPPI01BCN2, Obligasi MDKA03BCN1, Obligasi OPPM03B, Obligasi PIDL02B25, Obligasi SMMF03BCN1, TD BANK CAPITAL, TD PT BANK MNC INTERNASIONAL Tbk,dan TD PT BPD SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG.

​​Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Beli Reksadana di Sini

(Romainah/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.