Bunga Acuan Tinggi? Reksadana Pendapatan Tetap Syailendra Masih Berpotensi Positif, Ini Alasannya
Syailendra Pendapatan Tetap Premium memiliki mayoritas portofolio di obligasi korporasi berperingkat
Syailendra Pendapatan Tetap Premium memiliki mayoritas portofolio di obligasi korporasi berperingkat
Bareksa.com - Tren suku bunga tinggi hingga pertengahan tahun ini menjadi sorotan investor, terutama terkait harga obligasi. Akan tetapi, reksadana Syailendra Pendapatan Tetap Premium masih berpotensi positif karena portofolionya yang fokus pada obligasi korporasi.
Setidaknya ada tiga alasan utama yang bisa mendorong potensi kinerja dari reksadana yang dikelola oleh Syailendra Capital tersebut. Tiga alasan itu adalah potensi penurunan yield obligasi setelah suku bunga mencapai puncak, diversifikasi portofolio, dan pengelolaan investasi dengan durasi pendek untuk imbal hasil stabil.
Berikut ulasannya.
Promo Terbaru di Bareksa
1. Suku Bunga Acuan Dekati Puncak
Menurut perkiraan Syailendra Capital, suku bunga acuan The Fed akan mendekati puncaknya di level 5,0% pada semester pertama tahun ini. Suku bunga acuan yang tinggi mendorong imbal hasil (yield) obligasi, sehingga harganya di pasar cenderung tertekan.
Namun, karena yield diperkirakan sudah mendekati puncak, ini menjadi peluang untuk membeli kelas aset obligasi di harga murah. Termasuk dengan membeli reksadana pendapatan tetap seperti Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP).
Ke depan, Syailendra Capital melihat yield yang sudah memuncak ini akan berpotensi turun. Dampaknya, tentu positif bagi harga obligasi dan reksadana pendapatan tetap.
Kemudian, penurunan suku bunga acuan setelah pertengahan tahun bisa mendorong harga obligasi, sehingga obligasi negara maupun korporasi berpotensi untuk rally. Hal ini menjadi potensi yang menguntungkan bagi reksadana SPTP.
2. Diversifikasi Portofolio
Syailendra menjelaskan bahwa portofolio SPTP terdiversifikasi ke dua tipe aset pendapatan tetap, baik obligasi korporasi maupun obligasi negara. Makanya, SPTP bisa fleksibel untuk mengambil manfaat dengan menambah atau mengurangi porsi kedua kelas aset tersebut, mengikuti kondisi pasar.
Sebagai contoh, saat suku bunga tinggi, peningkatan yield lebih terasa pada fluktuasi harga obligasi negara, yang paling banyak diperdagangkan di pasar. Akan tetapi, obligasi korporasi yang diperjualbelikan over the counter, harganya masih stabil.
Maka, saat pasar sedang turun, manajer investasi dapat lebih berat ke obligasi korporasi untuk jaga stabilitas. Sebaliknya, saat pasar obligasi mulai reli, manajer investasi bisa menambah lebih banyak porsi obligasi negara untuk raih momentum kenaikan.
3. Volatilitas Rendah
SPTP terbilang stabil karena memiliki volatilitas relatif rendah dibandingkan reksadana pendapatan tetap lain. Hal ini dikarenakan, SPTP memiliki durasi relatif lebih pendek dengan mayoritas kelas aset SPTP terdiri dari obligasi korporasi dan berdurasi pendek.
Sebagai informasi, durasi pendek artinya obligasi semakin rendah risiko karena mendekati jatuh tempo. Hal ini membuat stabilitas dari kinerja SPTP lebih baik dibandingkan reksadana pendapatan tetap lainnya.
Kinerja Reksadana
Syailendra Pendapatan Tetap Premium berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang setahun terakhir. Dengan return 7,69% setahun (per 11 Januari 2023) dan 29,86% tiga tahun terakhir, produk ini masuk daftar Top 5 reksadana di aplikasi Bareksa.
Di samping itu, Syailendra Pendapatan Tetap Premium mendapatkan penghargaan di Bareksa-Kontan Fund Awards Tahun 2022, untuk kategori Pendapatan Tetap Konvensional 5 Tahun Terbaik. Hasil penilaian reksadana di perhelatan tahunan ini sangat independen, tidak dipengaruhi kepentingan marketing apapun, serta mengedepankan parameter governance.
Grafik Kinerja Reksadana SPTP Setahun
*per 11 Januari 2023, sumber: Bareksa
Terkait penilaian kinerja, reksadana yang sudah meluncur sejak Maret 2017 ini mendapatkan nilai 4,59 dari skala 5 di Barometer Bareksa, yang artinya sangat baik. Barometer untuk penilaian ini tidak hanya mengukur return, tetapi juga mempertimbangkan risiko serta aspek tata kelola dan reputasi manajer investasi.
Adapun kebijakan investasi reksadana ini adalah sebagai berikut:
Minimum 80% dan maksimum 100% dari nilai aktiva bersih berada pada efek bersifat utang atau sukuk negara atau korporasi yang diperdagangkan di Indonesia dan luar negeri
Minimum 0% dan maksimum 15% dari nilai aktiva bersih berada pada efek bersifat saham yang diperdagangkan di Indonesia dan luar negeri
Minimum 0% dan maksimum 20% dari nilai aktiva bersih pada pasar uang dengan jatuh tempo kurang dari setahun atau deposito
Kemudian, menurut Fund Fact Sheet Desember 2022, alokasi portofolio reksadana ini adalah 56,9% di obligasi korporasi, 24,05% di obligasi negara dan 19,05% di pasar uang (setara kas).
Rincian 10 aset terbesar (top 10 holdings) dari reksadana ini adalah:
BBRI01BGNCN1
FR0070
FR0082
FR0096
LPPI01ACN1
OPPM03B
SIBMTR03BCN2
SMINKP02BCN2
TDP-BKMUAL
TDP-CAPCM
Mempertimbangkan faktor-faktor di atas, SPTP menjadi produk rekomendasi Tim Analis Bareksa. Smart Investor Bareksa yang memiliki tujuan jangka menengah dan profil risiko moderat dapat memilih reksadana pendapatan tetap ini.
Reksadana SPTP dapat dibeli dengan modal mulai Rp50.000 di super app Bareksa. Ayo beli reksadana Syailendra Pendapatan Tetap Premium di Bareksa sekarang.
(ADV | hm)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Konten bersponsor. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.