Telkom Laba Rp6,1 Triliun di Kuartal I, Begini Kinerja Reksadana Beraset Saham TLKM
Saham TLKM menguat 13,46 persen dalam enam bulan dan 27,98 persen dalam setahun
Saham TLKM menguat 13,46 persen dalam enam bulan dan 27,98 persen dalam setahun
Bareksa.com - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) meraih laba bersih Rp6,1 triliun hingga kuartal I 2022 atau tumbuh 1,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Raihan laba bersih ini bisa berdampak positif bagi kinerja saham TLKM dan reksadana dengan portofolio saham TLKM.
Laba bersih ini berasal dari pendapatan Rp35,2 triliun, yang juga bertumbuh 3,7 persen secara tahunan atau year on year (YOY). Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, kinerja IndiHome dan Digital Business Telkomsel yang kian kuat masih menjadi mesin pertumbuhan pendapatan perseroan.
Pada segmen fixed broadband, IndiHome membukukan pendapatan sebesar Rp6,9 triliun atau tumbuh 7,9 persen YOY dengan total kontribusi terhadap pendapatan perseroan mencapai 19,5 persen. Adapun pelanggan IndiHome hingga akhir Maret 2022 mencapai 8,7 juta atau tumbuh 7,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
Pada segmen mobile, Ririek mengatakan Telkomsel juga berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp21,3 triliun. Jumlah pelanggan Telkomsel pada akhir Maret 2022 mencapai 175 juta pelanggan dengan pengguna Adapun total BTS yang dimiliki Telkomsel hingga akhir kuartal pertama 2022 mencapai 247.930 unit atau tumbuh 5,9 persen YOY.
"Sektor digital business menjadi mesin pertumbuhan baru bagi Telkomsel yang didorong oleh pertumbuhan yang sehat dari Data & Digital Services yang berpotensi untuk terus tumbuh ke depannya," ujarnya.
Di sisi lain, hingga Maret 2022, segmen enterprise mencatat pendapatan Rp4,2 triliun atau tumbuh 1,9 persen YOY, di mana layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi menjadi kontributor terbesar.
Sementara itu, lanjut Ririek, segmen wholesale dan internasional mencatat pendapatan Rp3,9 triliun atau tumbuh 16 persen YOY yang terutama berasal dari pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi dan layanan wholesale voice internasional. Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp1,87 triliun atau tumbuh 21,5 persen YOY dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 28,8 persen dan 33,9 persen.
Selanjutnya data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis digital perusahaan. Saat ini TelkomGroup tengah melakukan konsolidasi bisnis data center data sebanyak 119,8 juta pelanggan (tumbuh 4,3 persen YOY). Lalu lintas data juga tumbuh 19,2 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Akuisisi TelkomSigma
Telkom juga telah mengakuisisi saham PT Sigma Cipta Caraka atau TelkomSigma senilai Rp2,59 triliun melalui penyetoran dana. Akuisisi ini bisa berpengaruh positif kepada saham Telkom dan juga reksadana dengan portofolio TLKM.
Direktur Strategic Portofolio Telkom Budi Setyawan Wijaya menjelaskan, TelkomSigma merupakan anak perusahaan dari PT Multimedia Nusantara (TelkomMetra) dengan kepemilikan 100 persen sejak 14 April 2022. Sementara itu, TelkomMetra merupakan anak perusahaan dari Telkom dengan kepemilikan 99,99 persen.
"Setelah transaksi afiliasi ini dilakukan, maka kepemilikan saham TelkomSigma menjadi 56,39 persen dimiliki oleh Telkom dan 43,61 persen dimiliki oleh TelkomMetra," jelas dia dalam keterbukaan informasi.
Pengambilalihan ini merupakan strategi penguatan dan transformasi TelkomSigma untuk menjadikan TelkomSigma sebagai anak perusahaan Telkom. Hal ini merupakan salah satu inisiatif strategis untuk mengakselerasi Telkom Sigma menjadi B2B IT Digital Service Leader Company. TelkomSigma memiliki portofolio bisnis seperti cloud, data center, IT services, dan digital services.
Saat ini, TelkomSigma memiliki lebih dari 450 klien dari berbagai industri, lebih dari 700 profesional TI bersertifikat, dan infrastruktur data center dengan standar tier III dan tier IV. Nantinya, portofolio data center Telkomsigma akan dikembangkan lebih lanjut oleh PT Sigma Tata Sadaya, anak perusahaan Telkom.
Secara keseluruhan, Telkom akan mengembangkan satu unit usaha yang mengurusi data center bermama Telkom Data Center. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana mempersiapkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada 2023 mendatang.
Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia Pujo Pramono masih enggan bicara banyak soal isu IPO Telkom Data Center. Saat ini, Telkom masih melakukan kajian mendalam terhadap peluang IPO dari lini bisnis data center. Karena itu, perusahaan pelat merah tersebut juga masih melakukan konsolidasi secara internal untuk bisnis data center.
Sekadar catatan, Telkom kini memiliki serta mengelola 27 Data Center baik di dalam maupun di luar negeri. Telkom juga tengah membangun sebuah Hyperscale Data Center (HDC) yang akan memiliki total kapasitas 75 MW dan mampu menampung 10.000 rak.
Kinerja Saham dan Reksadana Beraset TLKM
Aksi korporasi Telkom ini tentunya bisa berpengaruh positif bagi saham TLKM. Berdasarkan data RTI, saham TLKM menguat 13,46 persen dalam enam bulan dan 27,98 persen dalam setahun. Kendati, pada penutupan perdagangan Kamis, (12/5), saham TLKM menurun 0,69 persen ke level Rp4.300.
Peningkatan harga saham TLKM tentunya bisa berdampak positif bagi reksadana dengan portofolio TLKM. Berdasarkan data Bareksa, dari lima reksadana saham dengan Barometer tertinggi, tiga di antaranya, yakni Manulife Saham Andalan, Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A dan Eastspring Investments Value Discovery Kelas A memiliki saham TLKM.
Manulife Saham Andalan dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menjadi reksadana yang membukukan tingkat pengembalian (return) tertinggi. Dalam satu tahun, return reksadana Manulife Saham Andalan mencapai 14,11 persen (per 12 Mei 2022).
Sumber : Bareksa
Kemudian reksadana Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A dan Eastspring Investments Value Discovery Kelas A masing-masing membukukan cuan 12,12 persen dan 10,75 persen.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.