Astra Sebar Dividen Rp9,67 Triliun, Prospek Positif Reksadana Berportofolio ASII
Berdasarkan data Bareksa, lima reksadana saham dengan Barometer tertinggi memiliki portofolio ASII
Berdasarkan data Bareksa, lima reksadana saham dengan Barometer tertinggi memiliki portofolio ASII
Bareksa.com - PT Astra International Tbk (ASII) membagikan dividen tunai tahun buku 2021 senilai total Rp9,67 triliun atau Rp239 per saham. Pembagian dividen ini bisa berdampak positif pada saham ASII dan juga reksadana dengan portofolio ASII.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan, pembagian dividen ini disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2022. Dividen ini merupakan bagian dari penggunaan laba bersih konsolidasian perseroan tahun buku 2021 senilai total Rp 20,19 triliun.
Dari total dividen Rp 967 triliun atau Rp239 setiap saham, termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp45 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp1,82 triliun yang telah dibayarkan pada tanggal 29 Oktober 2021. Sedangkan sisa dividen sebesar Rp194 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp7,85 triliun akan dibayarkan pada 20 Mei 2022.
Promo Terbaru di Bareksa
"Adapun sisa laba bersih sebesar Rp10,52 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan," jelas Djony dalam keterangan tertulis, Rabu (20/4).
Sementara tahun ini, Astra menargetkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp20 triliun. Belanja modal ini hampir menyamai belanja modal tahun 2019 sebesar Rp21 triliun atau lebih besar dari 2021 yang mencapai Rp9,2 triliun.
Djony menjelaskan belanja modal ini diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan kinerja seluruh lini bisnis konglomerasinya. Pada tahun ini, Astra akan mendorong seluruh lini bisnis. Salah satu yang utama pertumbuhan penjualan otomotif.
Mengutip Bisnis Indonesia, penjualan mobil Astra tercatat cukup baik walaupun insentif PPnBM berbeda dengan 2021. Total penjualan kuartal I 2022 khusus grup emiten berkode ASII ini sebanyak 142.044 unit kendaraan naik 43,83 persen dibandingkan dengan penjualan pada kuartal yang sama tahun lalu sebanyak 98.753 unit.
Menariknya, jumlah penjualan tersebut sudah di atas total penjualan sebelum pandemi, naik 5,77 persen dibandingkan dengan penjualan kuartal I 2019 yang sebanyak 134.287 unit.
“Kami melihat penjualan cukup baik, walaupun kemungkinan suplai jadi hambatan yang tak akan terlalu besar," papar Djony.
Sementara itu, penjualan kendaraan roda dua dinilai bakal terdorong kenaikan harga komoditas seperti CPO yang membuat daya beli masyarakat meningkat. Dari anak usaha, pertambangan, harga batu bara juga sedang baik, dan pengerjaan pengupasan tanah juga dapat mendorong kinerja perseroan.
"Demikian pula di lini bisnis kebun, walaupun perlu diamati bersama. Pada lini bisnis infrastruktur, mobilitas baik, trafik meningkat, menjadi faktor kunci pendapatan kami," terangnya.
Adapun, lini bisnis jasa keuangan tambahnya, bakal didukung oleh perbaikan kinerja penjualan mobil perseroan. Dengan prinsip kehati-hatian, Astra yakin lini bisnis keuangannya tumbuh.
Kinerja Saham dan Reksadana dengan Portofolio ASII
Pembagian dividen ini berdampak positif pada saham ASII. Berdasarkan data RTI, saham ASII sudah naik 19,48 persen dalam 3 bulan. Sementara sejak awal tahun, saham ASII sudah melonjak 21,05 persen.
Kenaikan harga saham ini berdampak positif bagi reksadana saham dengan portofolio ASII. Berdasarkan data Bareksa, lima reksadana saham dengan Barometer tertinggi, yakni Manulife Saham Andalan, Sucorinvest Equity Fund, Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A, Eastspring Investments Value Discovery Kelas A dan Batavia Dana Saham Optimal memiliki portofolio ASII. Manulife Saham Andalan memberikan imbal hasil (return) tertinggi mencapai 27,24 persen dalam setahun.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.