Bareksa.com - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) membukukan kinerja yang positif sepanjang tiga bulan pertama tahun 2022. Emiten berkode saham SIDO itu mencatat kenaikan penjualan 10,97 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau year on year (YOY). Asal tahu saja, SIDO mencetak penjualan hingga Rp880,49 miliar di kuartal I 2022 ini.

Mengutip laporan keuangannya, tiga segmen SIDO memang kompak mengalami pertumbuhan. Penjualan segmen jamu herbal dan suplemen misalnya, meningkat 4,6 persen YOY menjadi Rp529,02 miliar.

Sumber: Laporan Keuangan SIDO

Penjualan segmen makanan dan minuman juga mengalami kenaikan hingga 19,91 persen YOY menjadi Rp308,72 miliar. Begitu pula dengan segmen farmasi yang naik paling signifikan hingga 41,58 persen YOY menjadi Rp42,76 miliar.

Sejalan dengan pertumbuhan penjualannya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut terkerek 9,66 persen YOY. Sepanjang kuartal I 2022, SIDO mengantongi laba hingga Rp295,03 miliar.

Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk Leonard mengatakan, sejauh ini SIDO memang masih mencatatkan pertumbuhan kinerja yang sehat. Pertumbuhan terutama didorong dari membaiknya kinerja bisnis internasional dan juga permintaan dalam negeri yang stabil.

"Kami juga melihat semakin membaiknya mobilitas masyarakat akan meningkatkan aktivitas ekonomi, dan ini dapat menjadi katalis positif bagi permintaan produk-produk Sido Muncul,” jelas Leonard dalam keterangan resminya, Senin (25/4) seperti dilansir Kontan.

Reksadana Ini Punya Saham SIDO dalam Portofolionya

Melihat adanya kinerja keuangan yang positif pada saham SIDO, maka menarik untuk mengetahui kira-kira apakah ada produk reksadana yang memiliki saham ini dalam portofolionya?

Berdasarkan penelusuran Bareksa dari fund fact sheet yang ada, ternyata terdapat satu produk reksadana yang tersedia di Bareksa tercatat memiliki saham SIDO dalam portofolionya.

Sumber: Bareksa

Produk yang dimaksud adalah Schroder Dana Prestasi Plus yang merupakan reksadana berbasis saham. Sebagai informasi, reksadana milik PT Schroder Investment Management Indonesia ini sepanjang tahun berjalan menorehkan kinerja cukup mengesankan dengan kenaikan 13,05 persen YTD, jauh mengungguli IHSG dan Indeks Reksadana Saham Bareksa yang masing-masing naik 9,64 persen YTD dan 5,82 persen YTD.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana jugadiartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.