Lagi IHSG Rekor All Time High Tembus 7.210, Cuan Reksadana Syariah Naik Kencang
Di tengah moncernya kinerja pasar saham, reksadana syariah terutama yang berbasis saham komoditas juga ikut meroket
Di tengah moncernya kinerja pasar saham, reksadana syariah terutama yang berbasis saham komoditas juga ikut meroket
Bareksa.com - Pasar saham Tanah Air kian mencorong. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai acuan kinerja pasar saham kembali mencatatkan rekor tertinggi baru sepanjang masa (all time high). Hari ini Jumat (8/4/2022) IHSG berhasil ditutup tembus 7.210, naik 1,17 persen dibandingkan penutupan Kamis.
Prestasi kinerja IHSG ditopang oleh banjirnya dana asing memborong saham nasional mencapai Rp1,4 triliun hanya dalam sehari. Menurut analisis Bareksa, banjirnya dana asing ke pasar saham domestik seiring optimisme investor atas pemulihan ekonomi nasional. Kondisi itu terlihat nilai cadangan devisa yang masih terjaga, angka inflasi sesuai perkiraan, hingga stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Analisis Bareksa melihat, tren pemulihan ekonomi juga semakin kelihatan dari rilis penjualan otomotif nasional pada Maret 2022 yang sudah kembali ke level sebelum pandemi. Tanda pemulihan ekonomi RI yang semakin kelihatan tersebut sudah direfleksikan oleh kinerja pasar modal saat ini. Tercatat aliran dana asing mencapai Rp47,4 triliun sepanjang tahun berjalan per 8 April 2022 di pasar reguler.
Promo Terbaru di Bareksa
Sektor-sektor saham yang mengalami lonjakan tertinggi di antaranya energi dan basic material yang berbasis komoditas naik kencang sepekan terakhir. Indonesia sebagai salah satu pengekspor batu bara terbesar dunia, dinilai akan diuntungkan dari kebijakan larangan impor batu bara Rusia oleh Uni Eropa.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Kinerja cemerlang pasar saham nasional cukup membanggakan di tengah sentimen peluang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) pekan depan. Pada rapat April ini, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate) secara lebih agresif dibandingkan pada Maret lalu. Langkah itu dilakukan The Fed guna memerangi tingginya lonjakan inflasi di Negara Adidaya tersebut.
Menurut pandangan Bareksa, kebijakan The Fed yang agresif menaikkan suku bunga acuannya juga berdampak biaya dana di negara itu meningkat dan juga menurunkan valuasi saham-saham AS. Kondisi inilah yang membuat investor global berbondong-bondong memborong saham negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebab mayoritas negara berkembang di Asia adalah penghasil komoditas.
Lonjakan harga komoditas yang terjadi menyusul konflik Rusia - Ukraina akan menguntungkan negara penghasil komoditas, sehingga bisa mendongkrak nilai ekspor dan membuat neraca berjalan surplus. Kondisi ini akan membuat rupiah berpeluang lebih stabil dan kuat. Hal inilah yang menarik minat investor asing memborong saham RI.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Reksadana Syariah Naik Kencang
Di tengah moncernya kinerja pasar saham, reksadana syariah terutama yang berbasis saham komoditas juga ikut naik kencang.
Menurut analis Bareksa, beberapa produk reksadana syariah berkinerja mencorong di antaranya reksadana saham syariah Batavia Dana Saham Syariah, TRIM Syariah Saham dan BNP Paribas Pesona Syariah. Ketiga reksadana ini mampu membukukan cuan antara 5-8 persen sepanjang tahun berjalan per 6 April 2022.
Beberapa produk reksadana syariah tersebut juga memiliki portofolio investasi di saham komoditas.
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
Reksa Dana Saham | YtD | 1 Tahun |
Batavia Dana Saham Syariah | 8.15% | 7.42% |
TRIM Syariah Saham | 6.49% | 5.69% |
BNP Paribas Pesona Syariah | 5.00% | 5.53% |
Sumber : Tim Riset Bareksa, per 6 April 2022
Sepekan terakhir (per 8 April 2022), TRIM Syariah Saham membukukan cuan 5,86 persen, Batavia Dana Saham Syariah mencatatkan imbalan 3,45 persen dan imbal hasil BNP Paribas Pesona Syariah 2,78 persen.
Sumber : Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.