BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Kinerja Meroket, Apa Strategi Investasi Syailendra Balanced Opportunity Fund?

Abdul Malik08 September 2021
Tags:
Kinerja Meroket, Apa Strategi Investasi Syailendra Balanced Opportunity Fund?
Ilustrasi prospek cerah saham-saham sektor digital atau new economy, terdorong oleh pandemi Covid-19 yang mengubah perilaku masyarakat. Sehingga reksadana yang berinvestasi di sektor new economy juga ikut terdongkrak. (Shutterstock)

Syailendra Balanced Opportunity Fund berhasil mencatatkan imbal hasil hingga 40 persen setahun terakhir

Bareksa.com - Reksadana campuran Syailendra Balanced Opportunity Fund (SBOF) memang mencorong. Produk kelolaan Syailendra Capital ini berhasil membukukan imbalan hingga 40 persen setahun terakhir (per 7 September 2021) dan sepanjang tahun berjalan (YtD) 26,29 persen. Meski begitu sebulan terakhir, reksadana ini mencatatkan imbalan negatif 9 persen.

Kinerja Syailendra Balanced Opportunity Fund (per 7 September 2021)

Illustration

Sumber : Bareksa

Promo Terbaru di Bareksa

Reksadana yang bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000 ini berkinerja unggul dalam beberapa waktu terakhir. Kebijakan reksadana campuran yang berisi instrumen saham, obligasi dan instrumen pasar uang, membuat Syailendra Balanced Opportunity Fund fleksibel menerapkan strategi investasinya di kala pasar sedang bergejolak.

Terutama pada pekan pertama Agustus lalu, ketika pasar sedang fluktuatif. Syailendra Balanced Opportunity Fund bahkan berhasil membukukan imbal hasil 57,35 persen secara tahunan (YoY). Jumlah keuntungan yang cukup fantastis di saat pasar modal Indonesia sedang volatile memasuki bulan kedelapan di 2021 itu.

Illustration

Sumber : Bareksa

Mencorongnya kinerja Syailendra Balanced Opportunity Fund, salah satunya karena reksadana ini berfokus investasi di saham-saham sektor new economy (ekonomi baru). Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat ke arah digital. Makanya saham-saham di sektor ini naik kencang, seiring cerahnya prospek sektor digital di masa depan.

Mengenai strategi investasi Syailendra Balanced Opportunity Fund ini, Aldies Sageri, Investment Specialist Syailendra Capital memberikan bocoran tentang jeroan reksadana yang diluncurkan sejak April 2008 tersebut.

Apa saja rahasia pengelolaan investasi Syailendra Balanced Opportunity Fund? Berikut petikan wawancara Bareksa dengan Aldies, akhir pekan lalu :

Bagaimana strategi Syailendra mengelola SBOF melihat kondisi pasar saat ini?

Untuk SBOF kami saat ini sedang fokus menjaga underlying kami agar tetap sehat dan kembali memberikan return (imbal hasil) yang terbaik kepada para investor. Untuk manage the risk (mengelola risiko).

Target kami, setidaknya jika performance sepanjang tahun berjalan menurun, maka tidak boleh melebihi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun jika IHSG meningkat, maka SBOF harus bisa memberikan peningkatan yang jauh lebih tinggi.

Bagaimana kinerja terkini SBOF?

Sepanjang tahun berjalan (YtD) performance SBOF naik 26,32 persen (per 1 September 2021). Meski begitu, untuk periode 1 bulannya memang sedang turun. Namun kami yakin ini hanya sementara.

Dana kelolaan SBOF dari posisi Desember 2020 yang hanya Rp24,9 miliar melesat jadi Rp206,8 miiliar pada Juli 2021, Apa penyebabnya? Berapa target hingga akhir 2021?

Pertumbuhan AUM (asset under management/dana kelolaan) SBOF cenderung naik dikarenakan minat para investor yang melihat konsistensi pertumbuhan returnnya sangat signfikan. Selain itu memang reksadana campuran ini belum lama jadi produk yang dilirik investor.

Namun karena SBOF dapat secara konsisten outperformed the benchmark (lebih unggul dari indeks acuan), maka minat investor datang dengan sendirinya.

Nilai aktiva bersih (NAB) per unit SBOF naik dari 2.584 per unit per Desember 2020 jadi 3.264 per 1 September 2021, apa penyebabnya?

Simply (secara sederhana) karena kami dapat memberikan capital gain yang sangat tinggi dan konsisten.

Alokasi investasi SBOF juga bergeser, di mana porsi di portofolio per Desember 2020 saham menyumbang 72,24 persen, obligasi 9,92 persen, dan pasar uang 17,85 persen, pada Juli 2021 berubah saham 67,19 persen, obligasi 16,76 persen dan pasar uang 16,06 persen, kenapa?

Kami sadar dan sangat mengetahui pertumbuhan yang signifikan dalam SBOF dihasilkan oleh saham yang kami miliki. Namun kami tetap harus menjaga agar tidak terlalu agresif dalam pengelolaan.

Karena ini reksadana campuran yang cenderung memiliki fleksibilitas yang sangat baik. Maka kami saat ini cenderung menambah porsi obligasi dikarenakan memang imbal hasil (yield) yang mendukung dan untuk menjaga volatilitas.

Top portofolio investasi reksadana ini per Juli 2021 ialah saham FREN, BBNI, SRTG, LINK dan EXCL. Mengapa memilih saham-saham ini?

Untuk story tahun ini, dalam mendapatkan absolute return, kami percaya dengan saham-saham new economy. Dan terbukti benar. Nama-nama saham tersebut adalah emiten yang masuk ke dalam new economy.

Ada portofolio lain selain saham-saham tersebut yang sangat mempengaruhi kinerja SBOF?

Tidak ada, SBOF fokus mencari absolute return dan very flexible untuk melakukan rebalancing. So, kami tetap akan fokus untuk menjaga fund ini dengan flexible terkait underlyingnya.

Kinerja SBOF negatif dalam jangka sebulan terakhir (per 1 September 2021) dengan minus 7,13 persen, sepanjang tahun berjalan untung 26,32 persen, setahun terakhir return 38,84 persen dan 3 tahun melesat 37,61 persen. Apa rahasianya?

Sebulan terakhir kami minus dikarenakan aksi profit taking (ambil untung) oleh investor pasar modal. Which is very normal. Investor yang ikut dari awal tahun pasti merasakan sekali benefit (keuntungan) dari SBOF.

Kami rasa ini normal bagi investor untuk mencairkan profit. Yang lebih penting setelah mereka masuk kembali ke SBOF. Kami tetap akan memberikan sustainable return yang baik kepada para investor.

Hingga akhir 2021 dan ke depannya, bagaimana strategi pengelolaan investasi SBOF?

Sejauh ini tidak ada perubahan yang signifikan. Kami fokus untuk memberikan absolute return untuk investor.

Bagaimana saran Syailendra kepada nasabah yang memiliki SBOF dalam portofolionya saat ini?

Strategi buy the dip (beli di harga murah) saya rasa adalah saran yang terbaik untuk masuk kembali ke SBOF setelah banyak profit taking dan harganya sedang turun.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua