CEO BNI AM, Putut Endro Andanawarih: Minat Investasi Reksadana Masih Tinggi
Pemulihan ekonomi dunia bisa juga menjadi katalis positif bagi perekonomian Indonesia
Pemulihan ekonomi dunia bisa juga menjadi katalis positif bagi perekonomian Indonesia
Bareksa.com - Presiden Direktur PT BNI Asset Management (BNI-AM), Putut Endro Andanawarih menyampaikan animo investor terutama investor ritel berinvestasi masih tinggi. Tak ayal, perolehan dana kelolaan reksadana oleh BNI AM menurutnya masih sejalan dengan ekspektasi pasar.
"Alhamdulillah pertumbuhan AUM (dana kelolaan) kami berkembang sejalan dengan ekspektasi pasar saat ini di mana sebagian besar mencari keamanan banyak yang memilih reksadana kami pasar uang dan pendapatan tetap. Kami juga melihat animo investor terutama dari ritel yang menyukai investasi jangka panjang di reksadana berbasis saham baik itu dari reksadana indeks maupun ETF saham kami," kata Putut kepada Bareksa, Minggu (16/5/2021).
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2021 menyebutkan BNI AM masih termasuk dalam 10 top manajer investasi (MI) dengan dana kelolaan reksadana terbesar pada bulan lalu. Dana kelolaan BNI AM tumbuh 23 persen secara tahunan/YoY dan 1 persen secara bulanan/MoM.
Promo Terbaru di Bareksa
Dana kelolaan reksadana BNI AM pada bulan lalu, tercatat Rp24,78 triliun. BNI AM menempati posisi ke-7 manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana terbesar pada April 2021, dengan market share 4 persen.
Pada bulan lalu, dana kelolaan reksadana syariah BNI AM tercatat Rp4,19 triliun. Dana kelolaan dana kelolaan reksadana syariah BNI AM tumbuh 4 persen secara bulanan/MoM, 13 persen secara YtD, dan 45 persen secara tahunan/YoY. BNI AM menguasai pangsa pasar reksadana syariah 5 persen.
Putut menyampaikan mengenai target di BNI AM, pihaknya selalu berupaya agar pertumbuhan dana kelolaan dapat melampaui kondisi pasar dengan terus berinovasi menciptakan produk yang diminati oleh investor.
Mengenai potensi industri reksadana nasional, ia menyampaikan kalau melihat peluang ke depan harusnya minat investor akan instrumen investasi masih tinggi. "Akan makin tinggi seiring dengan pemulihan ekonomi yang diperkirakan akan lebih baik di sisa tahun ini, terutama jika upaya pemerintah dalam menangani covid berhasil," kata Putut.
Selain itu, ia melanjutkan kondisi eksternal di mana pemulihan ekonomi dunia juga berlangsung saat ini bisa juga menjadi katalis positif bagi perekonomian Indonesia.
Sebagian artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report April 2021. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.