CEO BNI AM, Putut Endro : Reksadana Pendapatan Tetap & Pasar Uang Masih Favorit
Kondisi ketidakpastian masih akan mendorong investor untuk fokus pada instrumen investasi dengan tenor pendek dan stabil
Kondisi ketidakpastian masih akan mendorong investor untuk fokus pada instrumen investasi dengan tenor pendek dan stabil
bni Bareksa.com - Presiden Direktur BNI Asset Management, Putut Endro Andanawarih memperkirakan industri reksadana nasional pada tahun ini akan tumbuh lebih baik dibanding tahun lalu seiring potensi pemulihan ekonomi pascavaksinasi.
Menurut dia, hal tersebut didorong oleh sejumlah faktor antara lain relaksasi dan stimulus ekonomi yang dicanangkan pemerintah.
"Faktor lainnya ialah iklim suku bunga rendah juga diperkirakan masih akan berlangsung sepanjang 2021 mengingat likuiditas perbankan yang masih tinggi dan proses pemulihan ekonomi yang memerlukan waktu untuk kembali ke level semula," ujarnya seperti dilansir Bisnis.com (25/3/2021).
Promo Terbaru di Bareksa
Seiring dengan kondisi tersebut, Putut menyebut reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang diperkirakan masih akan jadi pilihan favorit para investor di tahun ini.
Sementara pada pertumbuhan reksadana saham, ia mengatakan, masih sangat tergantung pada kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), aliran dana investor asing, dan kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
Putut menilai persaingan pasar di industri reksadana akan semakin ketat. Alasannya karena investor masih akan melirik ke instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih menarik di tengah kondisi suku bunga perbankan yang rendah.
Top 20 Manajer Investasi Dana Kelolaan Terbesar Februari 2021
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021
"Kondisi ketidakpastian masih akan mendorong investor untuk fokus pada instrumen investasi dengan tenor pendek," kata Putut.
Strategi BNI AM
Di sisi lain Putut mengatakan dengan semakin meningkatnya jumlah investor ritel secara signifikan yang berinvestasi di pasar modal, BNI AM akan fokus pada penguatan dan perluasan jaringan distribusi produknya untuk menguatkan posisi perseroan di industri.
Utamanya, lanjut Putut melalui perusahaan teknologi finansial (fintech), pengembangan alternative investment serta pengembangan produk reksadana pendapatan tetap dan pasar uang.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadanaBareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report February 2021. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.