Apakah Sekarang Waktu yang Tepat Investasi di Reksadana Pendapatan Tetap?
Investor disarankan untuk memanfaatkan momentum saat ini masuk ke kelas aset obligasi, termasuk reksadana pendapatan tetap
Investor disarankan untuk memanfaatkan momentum saat ini masuk ke kelas aset obligasi, termasuk reksadana pendapatan tetap
Bareksa.com - Apakah saat ini waktu yang tepat untuk berinvestasi reksadana pendapatan tetap? Chief Investment Officer (CIO) Fixed Income at PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Ezra Nazula menyampaikan kinerja reksadana pendapatan tetap, sepanjang bulan lalu terpengaruh sentimen global yakni yield US Treasury atau imbal hasil obligasi AS, yang melonjak tinggi sehingga menekan surat utang pemerintah Indonesia.
Yield US Treasury tenor 10 tahun terus menanjak sepanjang bulan lalu, yakni dari posisi 1,11 persen di akhir Januari hingga sempat menyentuh 1,54 persen jelang akhir Februari. Posisi tersebut menjadi level tertinggi sejak Februari tahun lalu.
"Tren pelemahan harga surat utang pemerintah (SUN) Indonesia akibat sentimen US Treasury," kata Ezra dilansir Bisnis.com (4/3/2021).
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Ezra, tren pelemahan itu membuat investor sedikit waswas dan cenderung wait and see untuk masuk ke pasar obligasi. Meski begitu, dia menilai tren tersebut mulai mereda di awal Maret ini, terlihat dari yield US Treasury yang mulai turun ke level sekitar 1,43 persen.
Ezra menyatakan kenaikan US treasury beberapa waktu lalu hanya sekadar euforia merespons berbagai perkembangan di AS. Euforia itu antara lain optimisme kelanjutan paket stimulus, proses vaksinasi yang tengah gencar dilakukan, dan penurunan kasus Covid-19 di global.
Dia berpendapat terlalu berlebihan menilai kenaikan US Treasury kemarin karena secara fundamental kondisi makronya di AS masih belum ada pemulihan yang signifikan. Jadi, kata dia, pasti akan mulai stabil kembali yield-nya.
Di sisi lain, dia menilai pasar obligasi Indonesia jauh lebih baik secara fundamental, antara lain karena Bank Indonesia baru menurunkan suku bunga acuan ke level 3,5 persen, lalu kebijakan lain bank Sentral juga akomodatif, serta inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil.
Dengan kondisi tersebut, dia menilai obligasi Indonesia masih sangat menarik bagi investor dan kini tinggal menunggu volatilitas mereda.
Per Senin (1/3/2021), yield SUN tenor 10 tahun masih berada di kisaran 6,66 persen. Ezra mengatakan dengan data-data ekonomi sekarang menunjukkan harusnya yield bisa di 5,5 persen-6 persen. Besaran itu masih sangat menarik karena spread-nya cukup lebar, dengan inflasi dan deposito.
"Apalagi sekarang era suku bunga rendah," imbuh Ezra.
Makanya, Ezra menyarankan investor untuk memanfaatkan momentum saat ini untuk masuk ke kelas aset obligasi, termasuk reksadana pendapatan tetap karena kinerja obligasi akan berbalik positif sehingga investor mendapat peluang cuan.
Selain itu, Ezra juga menyebut investor dapat mendiversifikasi portofolionya dengan produk kelas aset saham. Alasannya, instrumen saham akan melaju di jalur positif seiring dengan tren pemulihan ekonomi.
Reksadana Pendapatan Tetap
Adapun reksadana pendapatan tetap adalah suatu portofolio investasi yang berisi surat utang (obligasi) dan produk pasar uang. Portofolio reksadana pendapatan tetap harus terdiri dari surat utang minimal 80 persen dari portofolionya dan sisanya adalah produk pasar uang.
Walaupun reksadana pendapatan tetap sebagian besar portofolionya berisi surat utang (obligasi), reksadana ini tidak dikenal dengan nama reksadana obligasi. Selain itu, meski namanya pendapatan tetap, bukan berarti bahwa investor akan mendapatkan pendapatan secara tetap.
Sebutan reksadana pendapatan tetap diberikan karena reksadana ini berinvestasi pada instrumen surat utang (obligasi) yang memberikan pendapatan tetap secara berkala dalam bentuk kupon. Oleh karena itu, reksadana ini lebih dikenal sebagai fixed income fund.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.