MAMI : Pasar RI Menuju Arah Positif, IHSG Bisa Tembus 7.700, Yield SBN Bisa Kembali ke 6,25%
Hingga akhir 2023, MAMI merekomendasikan saham-saham terkait dengan green economy, perbankan hingga telekomunikasi
Hingga akhir 2023, MAMI merekomendasikan saham-saham terkait dengan green economy, perbankan hingga telekomunikasi
Bareksa.com - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyatakan pasar finansial Indonesia menunjukkan potensi yang menarik hingga akhir tahun. Inflasi yang menurun, upah yang meningkat, dan belanja kampanye diharapkan dapat mendorong konsumsi domestik lebih tinggi di sisa tahun ini.
Sementara itu, kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) yang resilien dan inflasi yang terus melandai menciptakan sentimen positif bagi pasar dan menopang harapan terjadinya soft landing, di mana inflasi terus turun namun resesi dapat dihindari.
Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist MAMI mengatakan meskipun The Fed masih menaikkan suku bunga, namun Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan tingkat suku bunga di level saat ini. Sebab suku bunga saat ini dianggap cukup untuk menahan inflasi dan selisih suku bunga BI terhadap The Fed semakin menyempit.
Promo Terbaru di Bareksa
“Angka inflasi Indonesia masih menunjukkan penurunan lebih lanjut pada bulan Juni 2023 hingga kembali ke kisaran sasaran di level 3+1%, lebih cepat dari perkiraan semula. Realisasi ini menjadi yang terendah sejak 14 bulan lalu,” ungkap Katarina (15/8/2023).
Menurut Katarina, indikator ekonomi Indonesia menunjukkan peningkatan aktivitas domestik. Hal ini ditandai antara lain tingkat keyakinan konsumen yang terjaga baik, sehingga dapat mendorong minat konsumsi masyarakat. Selain itu, indikator investasi juga menunjukkan tren pemulihan dan BI mendukung penyaluran kredit dengan memotong RRR (reserve requirement ratio) untuk memenuhi kebutuhan dana dari berbagai sektor usaha.
Di paruh kedua tahun ini, belanja pemerintah yang lebih tinggi serta mulai bergulirnya dana dari anggaran pemilu dapat meningkatkan konsumsi domestik, yang diharapkan mendukung pertumbuhan PDB Indonesia.
Dari segi risiko, menurut Katarina, investor perlu mencermati sejumlah hal. Pertama, dampak kebijakan bank sentral terhadap pertumbuhan ekonomi global dan kebijakan moneter negara berkembang. Kedua, faktor geopolitik yang bisa memunculkan ketidakpastian pada berbagai kebijakan dan dampaknya terhadap sentimen investasi. Selain itu, jelang Pemilu, investasi dan belanja modal diperkirakan akan mengalami penurunan.
Ketiga, harga komoditas yang diperkirakan akan mengalami normalisasi tentunya bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa, dan defisit fiskal.
Prospek Pasar obligasi
Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer MAMI mengatakan pemerintah telah merevisi defisit anggaran 2023 dengan total target pendapatan dinaikkan 7%, sedangkan belanja dinaikkan 2%. Dengan demikian, target pembiayaan terpangkas. Pasar obligasi yang terkendali di tengah defisit anggaran yang mengecil dan saldo anggaran lebih (SAL) yang besar menjadi katalis penting pasar obligasi tahun ini.
“Pasar obligasi Indonesia hingga tahun berjalan menunjukkan hasil yang positif 7,4%, mengungguli pasar obligasi di emerging market 4,5% dan global 2,1%,” kata Ezra.
Ezra menjelaskan disiplin fiskal dan fundamental makro yang solid diharapkan dapat mendukung peningkatan sovereign outlook dari lembaga pemeringkat besar lainnya, setelah Lembaga Pemeringkat Rating and Investment information Inc. (“R&I”) meningkatkan outlook Indonesia dari stabil menjadi positif.
Pengulangan sikap dovish BI di tengah meredanya inflasi akan terus menjaga daya tarik dan imbal hasil tetap stabil. “Kami optimistis pasar obligasi Indonesia akan terus menunjukkan kekuatan, di mana imbal hasil Obligasi Pemerintah 10 tahun bisa kembali ke kisaran 6,00% - 6,25%,” ujar Ezra.
Prospek Pasar Saham
Samuel Kesuma, Senior Portfolio Manager, Equity MAMI menyatakan sentimen yang lebih positif terhadap pasar saham Indonesia diharapkan akan semakin terasa menjelang akhir tahun. Pasar saham menjadi semakin atraktif bagi investor dengan horizon investasi yang panjang, karena menawarkan entry point dan upside potential yang menarik.
Pertumbuhan profitabilitas perusahaan yang baik, pandangan positif investor asing terhadap Indonesia dan valuasinya yang atraktif diharapkan dapat menjadi faktor pendorong pasar saham ke depannya.
“Valuasi yang cenderung rendah membuat pergerakan pasar tidak terlalu sensitif terhadap goncangan di pasar finansial, mengurangi risiko downside. Kami memperkirakan IHSG dapat menyentuh level 7.700 pada akhir 2023,” dia menambahkan.
Samuel mengungkap sektor-sektor pilihan tim investasi MAMI hingga akhir 2023. Dia merekomendasikan sektor yang terkait dengan green economy. Investasi di industri terkait electronic vehicle secara organik akan meningkatkan permintaan bahan mineral. Selain itu, sektor finansial juga akan diuntungkan oleh ekonomi Indonesia yang kuat dan likuiditas yang masih cukup tinggi.
“Hal ini memungkinkan perbankan untuk meningkatkan margin sambil menjaga kualitas kredit. Sektor lainnya yaitu sektor telekomunikasi, di mana persaingan di sektor ini ada indikasi mulai membaik,” dia menjelaskan.
Positifnya prospek pasar saham dan obligasi juga bisa berdampak positif bagi kinerja reksadana. Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.
Sedangkan reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas,klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.