Bareksa.com - PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) melakukan pergantian pucuk pimpinan. Edward P Lubis yang sebelumnya menjabat Direktur Utama Bahana TCW, dimutasi menjadi Direktur Utama PT Bahana Sekuritas, yang merupakan broker anggota bursa afiliasi dari manajer investasi tersebut.

Baik Bahana TCW maupun Bahana Sekuritas adalah anak usaha dari PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) (BPUI) – BUMN Holding Persuransian dan Penjaminan – atau yang dikenal sebagai Indonesia Financial Group (IFG).

"Posisi Pak Edward di Bahana TCW digantikan Bu Rukmi Proborini yang sebelumnya Direktur Pemasaran & Produk Bahana TCW menjadi Direktur Utama Bahana TCW. Bu Rukmi juga saat ini merangkap Direktur Pemasaran & Produk Bahana TCW," kata I Gede Suhendra, Kepala Departemen Komunikasi IFG kepada Bareksa, Kamis (7/1/2021).

Secara terpisah, Edward P Lubis menyampaikan perpindahannya dari Bahana TCW ke Bahana Sekuritas per awal November 2020. "Jadi saya tidak di Bahana TCW dan praktis sudah mundur dari ketua AMII (Asosiasi Manajer Investasi Indonesia)," kata Edward.

Posisi Edward di AMII sendiri digantikan oleh Afifa, yang juga Direktur Utama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, yang sebelumnya Sekretaris Jenderal AMII.

Rukmi Proborini berpengalaman dalam bidang international banking selama 9 tahun, 6 tahun di PT Bahana Securities menangani transaksi pasar modal seperti penerbitan saham dan obligasi, privatisasi dan strategic sales serta advisory services dan 11 tahun di manajemen investasi menangani marketing dan product development.

Rukmi memperoleh gelar MSc dengan jurusan International Securities and Banking dari University of Reading, UK dan MBA dari University of Edinburgh, UK serta memegang lisensi Wakil Manajer Investasi dari Bapepam dengan surat keputusan nomor KEP-23/PM/WMI/2006 dan mendapat perpanjangan izin Wakil Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. KEP-369/PM.211/PJ-WMI/2019.

Dana Kelolaan Bahana TCW

Di sisi lain dana kelolaan atau asset under management (AUM) Bahana TCW pada akhir November 2020 di posisi Rp45,38 triliun. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan posisi per Desember 2019 yang senilai Rp40,96 triliun.

(Martina Priyanti/AM)

​***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.