Dana Kelolaan Reksadana Saham Syariah November Melesat, Ini Top 5 MI Jawaranya
Mandiri Investasi bukukan AUM reksadana saham syariah tertinggi secara YtD dan YoY
Mandiri Investasi bukukan AUM reksadana saham syariah tertinggi secara YtD dan YoY
Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report November 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja reksadana saham syariah, pada November 2020 dari sisi asset under management (AUM) atau dana kelolaan baik secara bulanan (MoM), year to date (YtD), dan tahunan (YoY).
Secara bulanan (MoM), reksadana saham syariah tumbuh 2 persen bulanan/MoM dan melonjak 20 persen secara year to date (YtD). Sedangkan secara tahunan (YoY), reksadana saham syariah pada bulan lalu tumbuh 16 persen.
Kinerja reksadana yang sesuai hukum syariah Islam tersebut kinerjanya melampaui jenis reksadana saham konvensional. Pada bulan lalu, reksadana saham (konvensional) hanya tumbuh positif secara bulanan/MoM yakni 7 persen sedangkan secara YtD dan YoY masing-masing minus 14 persen dan 13 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
AUM dan Jumlah Unit Produk Reksadana Saham
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report November 2020
Positifnya kinerja reksadana saham syariah juga menunjukkan reksadana ini mampu bangkit di tengah pandemi corona dan memberikan keuntungan optimal dan halal kepada investornya.
MI Juara Dana Kelolaan Reksadana Saham Syariah
Dampak pandemi Covid-19 pada sektor keuangan, juga menghimpit kinerja manajer investasi (MI) pada reksadana saham syariah pada tahun ini. Secara bulanan/MoM, dari 20 Top MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana saham syariah terbesar, terdapat 3 MI yang mengalami kinerja minus yakni Manulife AM (-6 persen), Pacific Capital (-9 persen), dan Minna Padi AM (-69 persen).
Secara year to date/YtD, hanya 7 MI yang mencatatkan pertumbuhan reksadana saham syariah dan 1 MI berkinerja stabil. Selebihnya yakni 12 MI, dana kelolaan reksadana saham syariahnya terkoreksi.
Mayoritas MI yakni sebanyak 11 MI juga mengalami pertumbuhan minus reksadana saham syarih pada bulan lalu secara tahunan/YoY. Sementara itu ada 8 MI yang berhasil menorehkan kinerja positif dan 1 lainnya tidak mengalami pertumbuhan atas reksadana saham syariahnya namun juga tidak mengalami koreksi atas kinerjanya.
Adapun lima besar MI dengan dana kelolaan reksadana saham syariah terbesar November 2020 sebagai berikut :
1. BNP AM
BNP AM berada di posisi pertama dengan dana kelolaan reksadana saham syariah pada November 2020 senilai Rp4,04 triliun dan pangsa pasar 25 persen. Dana kelolaan reksadana saham BNP AM naik 2 persen MoM, melesat 144 persen YtD, dan naik 155 persen YoY.
2. Manulife AM Indonesia
Posisi kedua MI dengan dana kelolaan reksadana saham syariah terbesar pada bulan lalu ditempati Manulife AM, yakni dengan AUM Rp3,79 triliun. Manulife AM menguasai 24 persen pangsa pasar reksadana saham syariah, yang mengalami koreksi atas pertumbuhan dana kelolaan reksadana saham syariah yakni minus 6 persen secara MoM dan YtD serta 12 persen secara tahunan.
Untuk diketahui, Manulife AM juga juara 1 dana kelolaan reksadana syariah, dan juara 4 secara total dana kelolaan reksadana di industri.
3. Mandiri Investasi
Mandiri Investasi menempati posisi ketiga MI dengan AUM reksadana saham syariah terbesar pada bulan lalu, yakni memperoleh Rp1,4 triliun dengan penguasaan market share 9 persen. Mandiri Investasi berhasil menumbuhkan dana kelolaan reksadana saham syariah 16 persen secara bulanan dan naik 196 persen secara YtD dan 188 secara YoY. Perseroan juga merupakan juara I total dana kelolaan reksadana secara industri.
4. Eastspring Investment
Pada posisi keempat ditempati Eastspring dengan dana kelolaan reksadana saham syariah pada November 2020 sebesar Rp1,35 triliun. Eastspring menguasai pangsa pasar 8 persen dan mengalami pertumbuhan dana kelolaan reksadana saham syariah pada bulan lalu masing-masing 3 persen MoM, 152 persen YtD, dan 156 persen YoY.
5. Schroders Indonesia
Schroders Indonesia menempati posisi kelima sebagai MI dengan dana kelolaan reksadana saham syariah terbesar pada November 2020, yakni dengan AUM Rp825 miliar. Menguasai pangsa pasar reksadana saham syariah 5 persen, Schroders menorehkan pertumbuhan AUM 3 persen secara bulanan tapi juga mengalami koreksi secara YtD dan YoY masing-masing minus 38 persen.
Daftar lengkap top 20 MI dengan AUM reksadana saham terbesar pada November 2020, tertera dalam tabel berikut :
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report November 2020
Kehalalan Investasi
Sementara itu mengenai kehalalan investasi di reksadana syariah, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) telah mengeluarkan fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 (dokumen lengkap klik tautan ini) yang membolehkan kaum muslim untuk berinvestasi reksadana, khususnya reksadana syariah.Dalam pandangan Islam, segala sesuatu dalam muamalah (jual beli) diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah. Apalagi, kini banyak bermunculan produk reksadana syariah, yang terikat dengan dua akad -- yang sesuai dengan syariat Islam -- yakni akad wakalah dan mudharabah.
Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh suatu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Akad ini berlaku antara pemodal dengan Manajer Investasi (MI). Pemodal memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk melaksanakan kegiatan investasi bagi kepentingan pemodal sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus Reksadana.
Adapun mudharabah adalah di mana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk diperdagangkan dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh dibagi di antara kedua belah pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati. Akad ini berlaku antara Manajer Investasi dengan investor atau nasabah. Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi. Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank. Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker.
Jika kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang. Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Penting diingat, selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu. Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report November 2020. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
(Martina Priyanti/Tim Data/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.