BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

APRDI : Industri Reksadana Pulih dari Pandemi Berkat Kepercayaan Investor

Abdul Malik04 Desember 2020
Tags:
APRDI : Industri Reksadana Pulih dari Pandemi Berkat Kepercayaan Investor
Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) Prihatmo Hari M berbincang dengan wartawan mengenai perkembangan industri reksadana di Jakarta, Selasa (22/1/2019). (Issa Almawadi/Bareksa)

Sebagian besar investor-investor muda. Dalam jangka menengah panjang ini akan menjadi basis investor yang potensial

Bareksa.com - Investor reksadana nasional dinilai banyak tidak terpengaruh gejolak pasar. Ketua Dewan Presidium Asosiasi Pelaku Reksa Dana & Investasi, Prihatmo Hari Mulyanto seperti dilansir Bisnis.com menilai, investor reksadana telah semakin dewasa dan memahami pasar. Menurutnya banyak investor tidak mudah terpengaruh gejolak pasar dan malah memanfaatkan momentum untuk masuk pasar di saat harga rendah.

"Menurut saya itu sangat positif untuk pertumbuhan industri reksadana," Hari seperti dikutip Bisnis. Di sisi lain Hari menyampaikan kabar gembira bahwa pada tahun ini terdapat penambahan jumlah investor retail yang sangat pesat, terutama melalui platform daring.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia yang ditilik Bisnis menyebutkan sepanjang tahun berjalan hingga 19 November 2020, dana kelolaan agen penjual finansial teknologi (fintek) terpantau naik menjadi Rp5,2 triliun, dari posisi Rp2,23 triliun per akhir tahun lalu.

Sementara jumlah investor reksadana dalam periode yang sama meningkat 59,32 persen, dari 1,77 juta investor per akhir 2019 menjadi 2,82 investor. Dari jumlah itu, lebih dari separuh total investor berusia di bawah 40 tahun.

"Sebagian besar investor-investor muda. Dalam jangka menengah panjang ini akan menjadi basis investor yang potensial," imbuhnya.

Menurut Hari, perkembangan positif yang tengah terjadi mesti diimbangi oleh para pelaku industri agar dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri reksadana. "Secara konsisten pelaku harus semakin meningkatkan profesionalisme, integritas, dan menerapkan prinsip manajemen risiko yang kuat," kata Hari.

Fase Pemulihan

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dilansir Bisnis per November 2020 menyebutkan asset under management (AUM) atau dana kelolaan reksadana secara industri mencapai sebesar Rp547,84 triliun, naik 3,39 persen dibandingkan perolehan bulan sebelumnya Rp529,86 triliun.

Besaran dana kelolaan reksadana pada akhir November, dicatat Bisnis juga telah melampaui posisi AUM awal tahun ini yakni Rp537,32 triliun. Sebagai informasi tambahan, dana kelolaan industri reksadana pada November 2020, hanya terpaut sedikit dari capaian AUM tertinggi sepanjang sejarah yakni Rp553,26 triliun yang diraih pada Oktober 2020.

Pertumbuhan pada dana kelolaan reksadana dinilai merefleksikan fase pemulihan dalam industri investasi kolektif tersebut. Bagaimana tidak, dana kelolaan reksadana sempat susut hingga menyentuh Rp471,87 triliun pada Maret 2020, seiring anjloknya pasar akibat dampak pandemi Covid-19.

Tren Positif Pasar

Menanggapi pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana nasional, Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi, Alvin Pattisahusiwa seperti dikutip Bisnis, mengatakan pendorong kenaikan dana kelolaan biasanya disebabkan dua hal yakni penambahan unit reksadana melalui subscription atau pembelian dan atau kenaikan nilai harga pasar.

Pada November seperti dicatat Bisnis, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) berhasil menguat 9,72 persen secara bulanan dan di sisi lain BINDO (Indeks Obligasi Pemerintah Indonesia) naik 2,8 persen.

"Saya belum ada data mengenai unit di bulan November. Tapi dengan melihat kenaikan IHSG serta indeks obligasi BINDO, maka saya yakin faktor utama kenaikan itu didorong oleh kenaikan valuasi reksadana," kata Alvin dikutip Bisnis.

Lebih lanjut Alvin mengatakan tren positif pasar yang dibarengi kenaikan dana kelolaan, akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Apalagi, di penghujung tahun biasanya terjadi window dressing dan indeks selalu menghijau.

"Selama IHSG dan bond index masih bisa positif, saya masih optimis tren kenaikan akan berlanjut. Dalam 15 tahun terakhir, IHSG selama berada di zona hijau untuk pergerakan bulanan Desember," lanjutnya.

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua