IHSG Bisa Naik 10 Persen, Dana Kelolaan Reksadana ETF Bakal Terdongrak
IHSG diprediksi akan mencapai 5.300-5.600 tahun ini
IHSG diprediksi akan mencapai 5.300-5.600 tahun ini
Bareksa.com - Produk reksadana exchange traded fund (ETF) diprediksi akan berkembang pesat pada tahun ini. Hal ini seiring dengan perkembangan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Direktur PT Indo Premier Investment Management Stefanus Noviono mengatakan, pertumbuhan dana keloaan (asset under management/AUM) reksadana pasif ini diperkirakan akan bertumbuh 10 persen dari realisasi pada akhir 2019 yang mencapai Rp14,51 triliun.
"Perkembangan dana kelolaan ETF ini seiring dengan perkembangan indeks saham. Pasalnya, produk ETF mengacu pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan turunannya, yakni LQ45 dan IDX30," ujar dia di Jakarta belum lama ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Dia mengungkapkan, tahun ini, IHSG diprediksi akan mencapai 5.300-5.600. Sementara saat ini, IHSG berada pada level 5.090. "Dengan ekspektasi IHSG akhir tahun 5.600, maka ada potensi kenaikan 10 persen," kata dia.
Perkembangan ETF ini, lanjut Noviono telah berjalan sejak tahun 2014. Pada periode tersebut, dana kelolaan ETF baru mencapai Rp1,49 triliun. Namun seiring dengan banyaknya produk ETF yang bermunculan, dana kelolaan ETF terus mengalami kenaikan.
Pada 2014, baru ada 12 produk ETF yang ada di BEI. Namun, produk ini terus bertambah hingga mencapai 54 produk pada September 2020. Perkembangan jumlah produk ini juga mendongkrak dana kelolaan ETF yang sudah mencapai Rp13,06 triliun pada September 2020.
"Dalam enam tahun, rata-rata pertumbuhan dana kelolaan ETF sudah mencapai 39 persen atau lebih besar dari pertumbuhan total AUM industri reksa dana yang mencapai 19 persen," kata dia.
Namun demikian, jumlah produk ETF yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum bisa mengalahkan produk ETF yang ada di bursa global. London Stock Exchange misalnya sudah memiliki 2.995 ETF. Begitu juga dengan New York Stock Exchange dengan 2.409 produk. Meski demikian, apabila dibandingkan dengan bursa regional, produk ETF Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan produk ETF Singapura yang baru mencapai 27 ETF atau Bursa Malaysia dengan 20 ETF.
Berdasarkan data Bareksa, terdapat enam produk reksadana ETF yang bisa dipilih, yakni Principal Index IDX30, RHB Sri Kehati Index Fund, Reksa Dana Indeks Avrist IDX30, Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati, Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia dan Reksa Dana Kresna Indeks 45. Diantara enam produk tersebut, Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia dari PT Syailendra Capital bisa memberikan imbal hasil 19,97 persen dalam enam bulan.
Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia
Sumber : Bareksa
Sementara itu, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono mengatakan, penggunaan indeks saham bisa membantu investor untuk berinvestasi di saham. Pasalnya, dengan indeks saham, investor tidak perlu kebingungan memilih saham yang akan diinvestasikan dan menentukan metode untuk memperoleh jenis saham yang baik.
Sampai Juni 2020, dia menyebutkan, terdapat tiga indeks saham yang mengacu pada IHSG, yakni IDX80, LQ45 dan IDX30. Kemudian ada dua indeks saham yang mengacu pada ISSI, yakni JII7O dan JII (30).
Pada periode Januari 2014 hingga Desember 2019, performa indeks ini lumayan prospektif. Denny menyebutkan, dalam lima tahun, IHSG bisa membukukan imbal hasil (return) 45,58 persen, diikuti return yang juga positif di IDX80 dengan 38,71 persen, 40,21 persen di LQ4 dan 49,99 persen di IDX30.
Potensi indeks ini, menurut Denny bisa dinikmati oleh seluruh investor, bahkan investor pemula. Hal ini bisa dilakukan dengan berinvestasi pada ETF berbasis indeks saham yang bisa dibeli dengan harga relatif murah, yakni mulai Rp10 ribu saja.
Ke depan, BEI akan terus mengembangkan beberapa produk baru. Pada tahun ini hingga tahun depan, BEI akan mengembangkan IDX30 Futures dengan berbasis pada IDX30. Kemnudian single stock futures dengan berbasis pada konstituen di LQ45. Selanjutnya ada structured warrant dengan berbasis pada saham likuid. Terakhir ada basket bonds futures dengan berbasis pada obligasi pemerintah.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.