Jelang Akhir Agustus 2020, Prospek Reksadana Makin Cerah
Sepanjang bulan berjalan hingga 24 Agustus 2020, mayoritas indeks reksadana membukukan kinerja positif
Sepanjang bulan berjalan hingga 24 Agustus 2020, mayoritas indeks reksadana membukukan kinerja positif
Bareksa.com - Menjelang berakhirnya Agustus 2020, prospek reksadana terlihat semakin cerah. Kinerja instrumen investasi secara kolektif ini semakin kokoh seiring dengan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang juga terus merangkak naik.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan (asset under management/AUM) pada bulan Juli lalu mencatatkan peningkatan bulanan (month on month/MoM) yang signifikan dari bulan sebelumnya mencapai Rp20,67 triliun, yang merupakan kenaikan tertinggi di sepanjang tahun 2020.
Adapun jika dilihat dari kinerja indeks reksadana, sepanjang bulan berjalan (month to date/MtD) hingga 24 Agustus 2020 berdasarkan indeks reksadana Bareksa mayoritas membukukan kinerja positif.
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa
Sepanjang bulan ini, reksadana saham terlihat yang paling moncer dengan kenaikan 5,03 persen MtD, kemudian disusul reksadana campuran yang menguat 2,95 persen MtD, dan reksadana pendapatan tetap yang bertambah 0,96 persen MtD. Hanya reksadana pasar uang yang mencatatkan koreksi -0,08 persen MtD.
Penguatan kinerja ini salah satunya ditopang oleh IHSG yang tetap kokoh di tengah sejumlah pemberitaan yang cukup negatif terkait proyeksi ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19 yang berpotensi menyebabkan resesi.
Sekadar mengingatkan, sepanjang periode April-Juni 2020, output perekonomian domestik mengalami kontraksi 4,19 persen secara kuartalan (QoQ) dan minus 5,32 persen secara tahunan (YoY). Angka tersebut jauh lebih rendah dari konsensus yang memproyeksikan PDB Indonesia -2,83 persen QoQ dan -4,53 persen YoY.
Konsumsi domestik yang anjlok signifikan menjadi pemicu utama kontraksi perekonomian dalam negeri. Di sisi lain pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang terus merebak dan bahkan cenderung meningkat membuat prospek ekonomi menjadi penuh ketidakpastian.
Dengan catatan ekonomi yang -5,32 persen YoY di kuartal kedua, artinya gerbang resesi sudah terbuka, dan Indonesia bisa saja terkena ancaman tersebut di kuartal III 2020.
Sebagai informasi, suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB tumbuh negatif selama dua kuartal beruntun secara YoY, sementara jika negatif dua kuartal beruntun secara QoQ, maka baru disebut sebagai resesi teknikal.
Di sisi lain, sepanjang bulan berjalan hingga 24 Agustus 2020, IHSG masih mencatatkan angka positif 2,47 persen. Bahkan kinerja IHSG tersebut mencapai level tertinggi sejak bulan April 2020.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Sementara jika cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Jika cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Perlu diketahui soal reksadana, selain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana juga berpotensi memberikan imbal hasil optimal, bukan objek pajak, serta sangat berpeluang bisa mengalahkan angka inflasi.
Demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu ya.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.